Metamorfosis Kupu Kupu - Termin Telur

Metamorfosis Kupu Kupu - Termin Telur

Metamorfosis kupu kupu barangkali merupakan salah satu hal nan paling menginspirasi manusia. Dalam metamorfosis kupu kupu, binatang nan menjijikkan dan merugikan seperti ulat dapat berubah menjadi binatang dengan bentuk latif dan berguna. Wajar kalau metamorfosis sering digunakan sebagai percontohan bagi hayati kita.

Seseorang nan tak dapat apa-apa pada masa muda, selalu bergantung kepada orang lain, hanya dicap sebagai pengganggu, kadang diminta oleh para tetua bijak buat membersihkan hatinya, meluruskan langkahnya, bagaikan ulat nan mengubah dirinya dalam metamorfosis kupu kupu. Bahkan, di akhir dasa warsa 2000-an, sempat muncul lagu nan cukup terkenal seputar metamorfosis kupu kupu, yaitu lagu "Kepompong" karya Sindentosca. Lagu ini begitu disukai para remaja Indonesia saat itu, terutama pada baris: // persahabatan bagai kepompong / mengubah ulat menjadi kupu-kupu //.

Keunikan lagu ini, nan mengisahkan transformasi mulia persahabatan dengan membandingkannya dengan metamorfosis kupu kupu, membuat lagu "Kepompong" melejit. Di Jepang, tema metamorfosis kupu kupu juga banyak diangkat dalam lagu-lagu populer mereka. Termasuk salah satu band ternama dari negeri Sakura, L'Arc~en~Ciel, dalam lagu "Butterfly's Sleep". Lagu-lagu lain dalam beberapa anime terkenal juga mengisahkan tema perubahan bentuk dari sosok tercela (ulat) menjadi sosok mulia (kupu-kupu). Nah, begitu banyaknya karya manusia nan terpukau dengan metamorfosisi ini, tentu menimbulkan pertanyaan sebenarnya bagaimana metamorfosis kupu kupu tersebut? Apa saja tahapan metamorfosis kupu kupu?



Metamorfosis Kupu Kupu - Tidak Hanya Milik Serangga

Banyak orang mengira metamorfosis hanya terjadi pada serangga sebab hanya melihat metamorfosis kupu kupu. Namun, kenyataannya tidak. Metamorfosis kupu kupu tak sendirian. Metamorfosis secara generik terjadi pada serangga dan amfibi. Namun, juga dapat terjadi pada ikan dan hewan tidak bertulang belakang.

Metamorfosis pada amfibi nan paling mudah dilihat ialah metamorfosis katak. Seekor katak betina akan menetaskan telur. Butuh waktu 10 hari buat telur tersebut menetas menjadi berudu. Selang 2 hari, berudu berubah menjadi berudu berinsang. Berudu ini memiliki insang sebagai alat bernapas. Minggu-minggu berikutnya, muncullah kaki belakang dan kaki depan secara berturut-turut. Puncaknya, katak dewasa menjadi bentuk paling paripurna dari metamorfosis katak ini. Prosesnya bertahap dari sebuah bentuk ke bentuk lain layaknya metamorfosis kupu kupu.

Terdapat pula metamorfosis pada ikan, misalnya pada ikan Agnatha dan ikan Salmon. Ikan Salmon harus mengubah pola hayati dari hayati di air tawar ke air laut. Metamorfosis pada ikan terjadi terutama sebab kuatnya hormon tiroid. Lalu, bagaimana dengan metamorfosis kupu kupu?



Metamorfosis Kupu Kupu - Empat Termin Metamorfosis

Metamorfosis juga terjadi pada serangga, misalnya metamorfosis kepik, belalang, dan kecoa. Metamorfosis pada serangga dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu metamorfosis tak paripurna ( hemimetabola ) dan metamorfosis paripurna ( holometabola ). Perbedaannya terletak pada hasil metamorfosis. Pada metamorfosis sempurna, larva akan memiliki bentuk nan sama sekali berbeda dengan bentuk dewasanya. Contoh nan paling nyata tentunya metamorfosis kupu kupu. Nah, dalam metamorfosis kupu kupu terdapat empat tahapan, yaitu

  1. Telur,
  2. Larva (ulat),
  3. Pupa (kepompong), dan
  4. Kupu-Kupu.


Metamorfosis Kupu Kupu - Termin Telur

Tahap pertama metamorfosis kupu kupu ialah termin telur. Kupu-kupu dewasa akan bertelur pada daun. Telur sendiri memiliki bentuk konservasi tersendiri berupa tekstur nan kasar. Selain itu, terdapat homogen perekat nan membuat telut tersebut tak tertiup angin dan bertahan pada daun nan ditempatinya. Selanjutnya, waktu telur menetas sekitar 3 hingga lima hari. Begitu menetas, dimulailah termin metamorfosis kupu kupu berikutnya, termin larva.



Metamorfosis Kupu Kupu - Termin Larva

Tahap larva dari metamorfosis kupu kupu ialah nan paling menjengkelkan bagi manusia, terutama mereka nan daun tanamannya dijadikan sebagai loka perekatan telur. Maklum, ketika itu telur sudah berubah menjadi larva atau ulat. Ulat akan memakan daun tumbuhan inangnya sebagai asupan makanan. Di sinilah kerugian dapat dialami oleh manusia. Mereka nan memiliki perkebunan satu tanaman saja, akan terancam ketika terjadi endemi ulat besar-besaran. Ulat akan menyantap dedaunan pohon di perkebunan tersebut, dan tentu saja dari segi ekonomi, hal ini dapat membuat para pengusaha perkebunan mendapatkan hasil buruk.

Demi mencegah ancaman ini, banyak orang nan menggunakan pestisida demi membunuh ulat. Namun, ada kalanya pula ulat terlanjur kebal terhadap pestisida tersebut. Yang unik, kebanyakan ulat memang memakan tumbuhan. Namun, ada kalanya pula ulat memakan serangga, seperti nan terjadi pada jenis Spalgis epius dan Liphyra brassolis .

Meskipun dikenal sebagai pemakan daun nan rakus, bukan berarti ulat akan bebas berkembang. Ada musuh besar bagi ulat dalam tahapan metamorfosis kupu kupu ini. Apa lagi kalau bukan hewan predator mereka seperti burung. Wajar saja jika ulat dijadikan sebagai bahan santapan. Ulat mengandung protein nan cukup tinggi. Menyadari bahwa mereka menjadi santapan empuk bagi hewan lain, ulat juga memiliki pertahanan diri. Mereka mungkin saja menampilkan bentuk besar dan rona nan mencolok buat menakut-nakuti hewan pemangsa.

Ada pula ulat nan benar-benar beracun dan bisa menumpahkan cairan kepada hewan-hewan nan berbahaya. Metamorfosis kupu kupu di termin larva ini memakan waktu nan cukup lama. Kebanyakan ulat memang merupakan hewan pengganggu manusia. Namun, bukan berarti semua ulat membawa malapetaka. Ada ulat nan dapat dimanfaatkan manusia, yaitu ulat sutera. Yang dimanfaatkan dari ulat sutera ini ialah kepompongnya. Seperti kebanyakan ulat, ulat sutera sangat rakus dalam memakan daun favoritnya, daun murbei.

Tubuh ulat sutera nan raksasa ini kemudian akan dibungkus dalam kepompong buat menuju termin berikutnya. Nah, sebelum ulat sutera keluar dari kepompongnya, kepompong tersebut direbus. Dari sebuah kepompong syahdan kita dapat mendapatkan bermeter-meter benang sutera. Di sinilah letak laba nan dapat diambil manusia dari salah satu termin metaformosis kupu kupu.

Kembali pada metamorfosis kupu kupu, buat menuju termin berikutnya, ulat harus mengalami pergantian kulit atau instar beberapa kali. Yang unik, detail bentuk pola pada sayap kupu-kupu kelak, sudah dimulai pada termin terakhir pergantian kulit ini. Metamorfosis kupu kupu berikutnya ialah termin kepompong.



Metamorfosis Kupu Kupu - Termin Kepompong

Larva (ulat) pada akhirnya akan sampai pada titik pertumbuhan nan maksimal. Ketika pada titik ini, ulat akan berhenti makan. Ia kemudian menjadi loka konservasi terdekat. Mungkin saja ulat ini memilih ranting atau daun pohon. Kemudian, ia akan "terlelap dalam tidur panjang" dalam kepompong (pupa). Dilihat dari luar, kepompong merupakan fase perhentian sementara dari termin metamorfosis kupu kupu.

Namun sebenarnya, fase kepompong inilah nan menjadi loka perubahan paling drastis dari ulat nan bentuknya jelek menjadi kupu-kupu nan cantik. Fase kepompong sendiri memakan waktu sekitar satu hingga tiga minggu. Fase kepompong inilah nan menjadi titik balik metamorfosis kupu kupu.



Metamorfosis Kupu Kupu - Termin Imago (Dewasa)

Pada waktunya, kepompong akan rusak. Dari dalamnya akan muncul kupu-kupu atau termin imago. Kupu-kupu nan keluar dari kepompong biasanya masih memiliki sayap nan lemah dan basah. Membutuhkan sedikit waktu buat kupu-kupu membiasakan diri mengepakkan sayap-sayapnya. Ada nan satu jam, namun ada pula nan memakan waktu tiga jam buat mengeringkan sayap tadi buat kemudian terbang.

Dari proses inilah, kupu-kupu sudah siap terbang, membantu dalam proses penyerbukan kembang di beberapa tanaman dengan putik dan serbuk sari nan terpisah, dan akan kembali terlibat pada metamorfosis kupu kupu nan berikutnya.