Sistem mobilitas – Alat mobilitas otot

Tanpa gerak, kehidupan manusia tak akan berkembang. Bergerak membuat manusia menjadi makhluk nan bisa berpindah-pindah loka dan beraktifitas lebih luas. Namun bagaimana manusia itu bisa bergerak? Konvoi nan terjadi sebab adanya sistem gerak pada diri manusia. Konvoi terjadi ketika ada rangsangan pada bagian atau seluruh bagian anggota tubuh.

Mobilitas nan terjadi pada manusia tak dikarenakan adanya alat mobilitas nan membentuk sebuah sistem gerak. Alat-alat mobilitas inilah nan membuat terjadinya aktifitas pergerakan. Ada dua macam alat mobilitas pada manusia yaitu, alat mobilitas aktif berupa otot dan alat mobilitas pasif berupa tulang. Dua alat mobilitas tulang dan otot itu bekerja sama dalam melakukan pergerakan.

Tulang disebut alat mobilitas pasif. Ini dikarenakan tulang tak bisa bergerak sendiri kecuali dengan donasi alat lain. Tanpa donasi itu, tulang sebagai alat mobilitas dalam sistem mobilitas manusia tak bisa melakukan pergerakan. Tulang akan diam. Meski demikian, tulang memiliki peranan krusial dalam sistem mobilitas pada manusia. Tanpa tulang, konvoi tak akan terjadi. Selain itu, tulang juga membentuk postur tubuh manusia.

Tubuh manusia memiliki banyak tulang. Dan tulang tersebut membentuk suatu kesatuan nan disebut dengan rangka. Holistik rangka manusia dibentuk dengan 260 tulang, dibalut dengan jaring-jaring dan organ-organ. Sistem rangka melindungi organ-organ vital tubuh manusia seperti otak dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan jantung dilindungi tulang dada dan tulang rusuk.

Selain alat mobilitas pasif dalam sistem mobilitas manusia, tulang berfungsi untuk:

1. Membuat bentuk tubuh manusia
2. Melindungi organ-organ vital
3. Menahan dan menegakkan tubuh
4. Loka pembentukan sel darah
5. Loka perlekatan otot
6. Loka penimbunan/penyimpanan zat kapur
7. Loka menyimpan energi, yaitu berupa lemak nan ada di sumsum kuning

Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, tulang manusia bisa dibagi kepada:

Tulang ini bersifat lentur, tak keras nan bisa menghasilkan matriks berupa kondrin. Berfungsi melindungi bagian ujung tulang. Banyak dijumpai pada masa bayi.

Tulang rawan misalnya terdapat pada cuping telinga, cuping hidung, antara tulang rusuk dan tulang dada, sendi- sendi tulang, antar ruas tulang belakang, juga pada cakra epifis. Matriks nan dihasilkan tulang rawan ialah campuran protein dan polisakarida nan disebut kondrin.

Tulang rawan itu bermacam-macam. Ada tiga tipe tulang rawan yaitu:

Tulang rawan ini bening seperti kaca. Matriksnya memiliki serat kolagen berbentuk anyaman halus dan rapat. Terdapat pada saluran pernapasan, ujung tulang rusuk, tulang iga dan organ permukaan persendian.

Susunan matriksnya sama dengan tulang rawan hialin. Namun kolagen tulang rawan ini tak tersebar dan serat-seratnya bergelombang. kandungan matriksnya berupa serabut elastic berwarna kuning. Tulang rawan elastic terdapat pada epiglottis dan bagian luar telinga.

Tulang ini memiliki mantriks nan mengandung serabut kolagen kasar tak teratur, terletak di perlekatan ligamen, sambungan tulang belakang, pada tulang tempurung lutut (tendon dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.

tulang ini bersifat keras, berguna menyusun sistem rangka tubuh dan melindungin organ-organ vital. Dan berdasarkan bentuknya, tulang manusia dibedakan menjadi:

Bentuknya panjang seperti tabung dan biasanya berongga. Kedua bagian ujungnya terjadi ekspansi tulang, berfungsi sebagai penghubng dengan tulang nan lain. Misalnya tulang betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengupil. Pada rongga tulang pipa berisi sumsum kuning dan lemak.

Berbentuk pipih, tipis. Tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya terdapat sumsum merah. Tulang ini berfungsi sebagai pelindung dan memperkuat. Misalnya, tulang tengkorak, tulang rusuk, tulang belikat.

Bentuknya bulat atau kubus dan tak beraturan. Rongga tulang pendek berissi sumsum merah. Terdapat pada pangkal kaki, pangkal lengan dan ruas-ruas tulang belakang.

Bentuknya tertentu. Tulang ini dijumpai pada paras dan tulang belakang.

Otot disebut alat mobilitas aktif sebab ototlah nan bisa bergerak tanpa donasi alat mobilitas lain. Otot memiliki protein aktin dan miosin dan membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin, otot bekerja dengan memendek (berkontraksi) dan mengendur (relaksasi). Sehingga ketika menempel pada tulang dan bergerak, maka otomatis tulang juga akan bergerak.

Otot merupakan alat primer mobilitas dalam sistem gerak manusia. Konvoi tak akan terjadi bila otot tak bergerak. Otot nan menempel dan membalut tulang akan memberikan pengaruh mobilitas pada tulang. Ketika otot bergerak, otomatis tulang terikut dalam gerakan nan terjadi pada otot. Berdasarkan cara kerjanya, otot bisa dibedakan menjadi:

Interaksi antar otot nan kerjanya saling mendukung dan menimbulkan gerakan searah. Contohnya otot pronator nan mengatur konvoi telapak tangan buat menelungkup dan juga otot supinator nan mengatur konvoi telapak tangan menengadah. Contoh lainnya otot-otot dada dan otot perut.

Interaksi antar ontot nan kerjanya saling antagonis dan tak searah. Contohnya ialah otot trisep dan bisep pada lengan atas.

Sementar pembagian otot berdasarkan perlekatannya dibagi menjadi :

ujung otot nan inheren pada tulang dan pergerakannya stabil.

Ujung otot nan inheren pada tulang dan pergerakannya berubah pada saat memendek (kontraksi)

Kelainan pada Sistem Mobilitas Sistem mobilitas sangat krusial buat dijaga. Kelainan-kelainan pada sistem mobilitas akan mengakibatkan konvoi manusia menjadi tak normal. Untuk itu perlu diketahui kelainan-kelainan itu dan penyebabnya.

Pada alat mobilitas pasif (tulang) terdapat kelainan-kelainan nan terjadi di sana. Berikut kelainan-kelainan tersebut:

Kelainan nan terjadi pada tulang nan disebabkan kecelakaan, terjatuh ataupun benturan hebat lainnya. dan patah tulang bisa dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Patah tulang tertutup yaitu patah tulang nan tak sampai merobek kulit atau otot.
2. Patah tulang terbuka yaitu patah tulang nan sampai merobek kulit atau otot

Kelainan pada tulang dikarenakan adanya pengeroposan tulang. Penyebabnya sebab tubuh sudah tak dapat menyerap dan menggunakan calcium dengan normal. Biasanya terjadi pada usia lanjut.

Kelainan ini dapat disebabkan kecelakaan ringan, benturan maupun hal-hal lainnya nan membuat tulang retak.

Kelainan tulang nan disebabkan posisi duduk sehingga membuat tulang belakang melekung pada daerah lumbalis. Ini akan mengakibatkan posisi kepala tertarik kebelakang.

Kelainan tulang sebab sikap duduk sehingga tulang belakang melekung ke araah lateral. Ini mengakibatkan badan akan bengkok membentuk huruf S.

Kelainan tulang sebab sikap duduk sehingga tulang belakang terlalu membengkok ke belakang.

Kelainan tulang nan disebabkan kekurangan vitamin D Sementara kelainan-kelainan nan terjadi pada otot sebagai berikut:

Kelainan otot nan membuat otot menjadi kuat dan membesar sebab diberikan kegiatan nan terus menerus.

Kelainan otot nan membuat otot mengecil, lemah, dan fungsi nan menurun. Ini dikarenakan adanya penyakit polimielitis nan bisa merusakkan sel saraf pada otot.

Kelainan otot disebabkan adanya peradangan otot trapesius leher dampak gerakan mendadak dan menghentak atau salah gerak.

Kelainan pada otot nan disebabkan adanya infeksi bakteri Clostridium tetani. Hal ini menyebabkan otot menjadi kejang-kejang. Sistem gerak manusia nan digerakkan oleh dua alat gerak: tulang dan otot sangat krusial buat dijaga. Dengan demikian, aktifitas konvoi akan berjalan normal.