Pentingnya Komunikasi Verbal

Pentingnya Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal ialah salah satu bentuk komunikasi nan ada dalam kehidupan manusia dalam interaksi atau hubungan sosialnya. Pengertian komunikasi verbal (verbal communication) ialah bentuk komunikasi nan disampaikan komunikator kepada komunikan dengan lisan (oral) atau dengan tertulis (written).

Dari pengertian komunikasi verbal tersebut maka jelas eranannya sangat besar sebab sebagian besar proses komunikasi berlangsung dengan komunikasi verbal ide-ide, pemikiran atau keputusan lebih mudah disampaikan secara verbal dibandingkan non verbal. Pada pengertian komunikasi verbal ini komunikan juga lebih mudah memahami pesan-pesan nan disampaikan dengan komunikasi verbal ini.

Meneruskan sisi pengertian komunikasi verbal di atas, penggunaan verbal lebih banyak menggunakan kata-kata, opini, atau lisan dan juga menggunakan symbol-simbol, atau kode nan berupa tulisan.

  1. lisan (oral communication)

    Komunikasi lisan menjadikan bahasa sebagai media penyampai pesan. Pikiran dan perasaan seseorang disampaikan melalui kata-kata nan dianggapnya tepat dan mewakili apa nan ada dalam dirinya.

  2. Komunikasi Tulisan (Written communication)

    Komunikasi tulisan menjadikan symbol nan dituliskan pada kertas atau loka lain sebagai alat penyampai ide atau perasaan. Komunikasi tulisan akan sangat krusial jika kita ingin mengetahui secara holistik gagasan, pernyataan atau perasaan seseorang. Pesan tulisan memiliki sistematis nan jelas, pilihan kata dan tanda baca, nan bisa membantu pihak lain memahami apa nan ingin kita disampaikan.



Pesan dalam Komunikasi Verbal

Dalam pengertian komunikasi verbal. Pesan nan disampaikan berupa pesan verbal nan terdiri atas kode-kode verbal. Dalam penggunaannya kode-kode verbal ini berupa bahasa. Bahasa ialah seperangkat kata nan telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi kumpulan kalimat nan mengandung arti. Bahasa ini memiliki tiga fungsi pokok, yaitu:

  1. Untuk mempelajari tentang segala hal nan ada di sekeliling kita.

  2. Untuk membina interaksi nan baik dalam interaksi manusia sebagai makhluk sosial antara satu individu dengan individu lainnya.

  3. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam perjalanan kehidupan manusia.



Bahasa

Bahasa pada pengertian komunikasi verbal bisa dipelajari dengan beberapa cara. Hal ini dijelaskan dalam beberapa teori, seperti teori operant conditioning, teori kognitif, dan nan terakhir ialah mediating theory.

  1. Menurut teori operant conditioning bahasa dipelajari dengan adanya stimulus dari luar nan menyebabkan seseorang pada akhirnya berbicara dengan bahasa nan dimengerti oleh orang nan memberinya stimulan.

  2. Dalam teori kognitif bahasa merupakan pembawaan manusia sejak lahir nan merupakan pembawaan biologis. Di sini ditekankan bahwa manusia nan lahir ke global berpotensi buat dapat berbahasa.

  3. Mediating theory dikenal dengan istilah teori penengah. Di sini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemapuannya berbahasa, tak hanya sekadar sebagai reaksi dari adanya stimulus dari luar, tapi juga dipengaruhi proses internal nan terjadi dalam diri manusia itu sendiri.

Tanpa bahasa manusia tak dapat berpikir, bahasalah nan mempengaruhi persepsi serta pola-pola pikir nan ada pada seseorang. Hal tesebut dinyatakan oleh Benyamin Lee Whorf dan Edwardb Sapir dalam hipotesa nan dibuatnya.

Uniknya, bahasa ini hanya ada pada bawaan biologis manusia saja sebagai bentuk anugerah dari Tuhan. Secerdas apapun hewan, maka kecerdasannya tak akan melewati kecerdasan manusia sebab kemampuan berbahasa ini.



Pentingnya Komunikasi Verbal

Pada pengertian komunikasi verbal ini, pesan bisa diterima dengan baik oleh komunikan. Komunikan pun bisa memberikan feedback dengan komunikasi verbal pula. Sehingga bisa dipastikan bahwa dengan penggunaan komunikasi verbai ini, kesalahan persepsi komunikasi atau miss communication bisa diminimalisir, dan ini menjadi salah satu kepentingan penggunaan verbal.

Oleh sebab itu, kemampuan dalam berbahasa merupakan bagian nan sangat krusial buat seorang komunikator. Semakin banyak bahasa nan Anda kuasai maka semakin besar pula potensi Anda buat menjadi seorang komunikator dan komunikan nan baik buat mencapai komunikasi efektif nan dibutuhkan dalam kehidupan kita dalam segala bidang.



Kode Verbal

Pengertian Komunikasi Verbal dalam Kode verbal ialah pemakaiannya menggunakan bahasa. Bahasa bisa didefinisikan seperangkat kata nan telah disususn secara berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat nan mengandung arti. Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi nan erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi nan efektif. Ketiga fungsi itu ialah :

  1. Untuk mempelajari tentang global sekeliling kita.
  2. Untuk membina interaksi nan baik diantara sesama manusia.
  3. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.

Arni Muhammad mengemukakan bahwa : "komunikasi verbal ialah komunikasi nan menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik nan dinyatakan secara berkaitan dengan mulut atau lisan maupun secara tulisan".

Komunikasi verbal merupakan karaktetristik spesifik dari manusia. Tidak ada makhluk lain nan bisa dimanipulasi buat menyampaikan secara eksplisit sejumlah arti. Kata-kata bisa menjadikan individu bisa menyatakan ide nan lengkap secara komprehensif dan tepat.

Kata-kata memungkinkan pengirim banyak ide-ide melalui gelombang udara kepada orang banyak. Kata-kata memungkinkan menyatakan perasaan dan pikiran nan memungkinkan bisa dibaca orang buat beberapa menit atau buat beberapa abad sesudahnya.

Menengerai pengertian komunikasi verbal selanjutnya, komunikasi bisa dibedakan atas komunikasi lisan dan komunikasi tulisan.

  1. Komunikasi lisan bisa didefinisikan sebagai suatu proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar buat mempengaruhi tingkah laku penerima. Sedangkan komunikasi tulisan apabila keputusan nan akan disampaikan disandikan dalam simbol-simbol nan dituliskan pada kertas atau pada loka lain nan dapat dibaca, kemudian dikirimkan pada penerima nan dimaksudkan.

    Komunikasi tertulis ini bisa berupa surat, memo, buku petunjuk, gambar, laporan, sedangkan komunikasi lisan bisa dalam bentuk percakapan secara tatap muka, atau melalui telepon, radio, televisi, dan lain-lain (Muhammad, 1995 : 96).

    Menurut Arni Muhammad pula, agar komunikasi lisan ini bisa sukses dengan baik perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Diantara beberapa langkah persiapannya ialah pemilihan subjek, menetukan tujuan, menganialisa pendengar, mengumpulkan materi, menyusun garis-garis besar apa nan akan dikomunikasikan dan praktek berbicara dengan tenang.

  2. Dalam komunikasi tulisan ada beberapa hal nan perlu diperhatikan. Pertama sekali ialah penampilannya. Penampilan komunikasi ialah hal nan vital. Penampilan pesan sering menetukan apakah pesan itu diterima sebagai apa nan dimaksudkan.

    Hal lain nan perlu diperhatikan ialah pemilihan kata-kata nan digunakan. Kata-kata bisa tak sahih menurut tata bahasanya, meragukan atau mengambang. Masalahnya bukan menuliskan kata tetapi menuliskan apa nan dimaksudkan dengan kata-kata itu.

    Agar kita bisa sukses dalam komunikasi tulisan, Lewis (1987) menyatakan agar memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi tulisan, yaitu: kebenaran cara menulis, keringkasan isi, kelengkapan, kejelasan, kesopansantunan.



Opini sebaga Pesan Verbal

Pengertian komunikasi verbal dalam wilayah pembentukan makna terukur, ialah berupaya menciptakan oponi. Opini bisa dinyatakan secara aktif maupun secara pasif. Opini bisa dinyatakan secara verbal, terbuka dengan kata-kata nan bisa ditafsir secara jelas, ataupun melalui pilihan-pilihan kata nan sangat halus dan tak secara langsung bisa diartikan (konotatif).

Opini bisa pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut muka, simbol-simbol tertulis, baju nan dikenakan, dan oleh tanda-tanda nan tidak terbilang jumlahnya, melalui referensi, nilai-nilai, pandangan, sikap dan kesetiaan. (Kasali, 1994).

Pada lapisan teratas, berdasarkan pengertian komunikasi verbal dalam kaitannya dengan pembentukan opini, para psikolog mencatat adanya keberadaan overt opinion, yakni opini nan dinyatakan secara verbal. Menurut Vincent Price, overt opinion merupakan "sentral data nan dikumpulkan oleh para peneliti dalam survai mengenai opini nan dilakukan melalui wawancara".

Selain itu opini bisa dinyatakan melalui diskusi informal, misalnya : melalui surat-surat kepada redaksi surat kabar secara tertutup, partisipasi pada suatu demonstrasi atau pernyataan pendapat, melalui pemogokan karyawan, dan sebagainya. Opini ini disebut Vincent sebagai covert opinion atau opini nan dinyatakan secara konotatif.

Memahami opini seseorang, apalagi opini publik bukanlah sesuatu nan sederhana. Opini sendiri mempunyai kaitan nan erat dengan pendirian (attitude). Menurut Abelson opini mempunyai unsur sebagai molekul opini, yakni :

  1. Belief (kepercayaan tentang sesuatu)
  2. Attitude (apa nan sebenarnya dirasakan seseorang)
  3. Perception (persepsi)

Bila attitude dimaksudkan sebagai apa nan sebenarnya dirasakan oleh seseorang individu, opini lebih dimaksudkan sebagai apa nan dinyatakan oleh seseorang melalui pertanyaan. Nah itulah, apa nan dapat disampaikan di dalam pengertian komunikasi verbal.