Pengaruh Novel Best Seller terhadap Penghasilan Penulis

Pengaruh Novel Best Seller terhadap Penghasilan Penulis

Menulis ialah sebuah keterampilan. Setiap orang mempunyai kesempatan nan sama jika mau berlatih dan terus berlatih. Sebagai sebuah keterampilan, memang harus dilalui dengan melakukan pelatihan khusus. Spesifik buat keterampilan menulis, Anda harus secara intens melatih diri dengan menulis. Demikian juga dengan menulis novel, agar bisa menjadi novel best seller , Anda harus terus berlatih dan menulis.

Menulis novel best seller menjadi asa semua penulis novel di negeri ini. Jika sebuah novel mencapai termin best seller, berarti novel tersebut diakui keberadaannya oleh masyarakat. Kondisi tersebut bisa Anda capai, itu artinya akan merubah kondisi kehidupan Anda. Perubahan tersebut bisa terjadi karena dengan menjadi best seller, maka jumlah royalti novel nan diterbitkan semakin banyak dan hal tersebut jelas meningkatkan penghasilan penulisnya.



Proses Penulisan Novel

Untuk menulis novel best seller, nan perlu Anda perhatikan ialah bagaimana proses penulisan novel. Anda harus mengkondisikan proses penulisan sedemikian rupa, sehingga isi novel benar-benar layak menjadi novel best seller. Anda harus menulis secara total. Dengan cara seperti ini, diharapkan semua ide penulis tersampaikan secara utuh.

Pada dasarnya, menulis sebuah novel merupakan proses penulisan nan sangat berat. Dibutuhkan konsentrasi tinggi dan komitmen terhadap tujuan penulisan. Anda harus komitmen terhadap apa nan sejak awal sudah Anda harapkan. Dengan demikian, taraf transedental cerita terbangun baik.

Untuk memudahkan proses penulisan novel, Anda bisa menggunakan sistem outline. Dengan outline ini, citra ke depan dari cerita nan Anda tulis sudah jelas terlihat. Anda bisa memperhatikan banyak hal nan sine qua non pada cerita sejak awal. Outline inilah nan menjadi pembimbing Anda dalam proses penulisan. Sistem outline ini juga buat menghindari pembiasan cerita dari koridor nan seharusnya. Perjalanan cerita selalu terfokus pada alur nan seharusnya. Outline ialah alur nan harus dilalui oleh penulis dalam proses penulisan.



Bagaimana Novel bisa Menjadi Best Seller?

Untuk menjadikan novel best seller membutuhkan strategis khusus. Anda harus mampu menyusun planning strategis agar novel Anda disenangi banyak orang. Anda harus melakukan beberapa hal terkait dengan tujuan ini. Langkah-langkah perencanaan strategis nan dimaksudkan adalah:

1. Rencanakan Tema Novel nan Akan Ditulis

Tema novel merupakan mata uang nan bisa dijadikan sebagai alat pembayaran dimana-pun Anda berada. Jika Anda menggarap novel dengan tema nan tepat. Novel tersebut akan menjadi rebutan semua orang. Masyarakat berebut buat bisa mengkoleksi novel nan Anda terbitkan sebab merasa tema nan Anda 'angkat' sinkron dengan kondisi kehidupan mereka. Inilah daya pikat paling primer bagi ketertarikan masyarakat terhadap novel Anda.

2. Rencanakan Penelitian Kecil buat Kelengkapan Cerita

Untuk menunjang isi cerita dalam novel, Anda bisa melakukan penelitian terhadap segala aspek nan ingin Anda tulis dalam novel. Setidaknya isi novel Anda bukan sekedar fiksi, melainkan fiksi ilmiah dan hal tersebut semakin mewarnai isi novel Anda. Dengan penelitian, keaslian dan kesesuaian cerita dengan fenomena sangat dekat, sehingga benar-benar bisa menjadi rona spesifik buat novel Anda. Hal ini seringkali menjadi pendukung novel bisa mencapai posisi sebagai novel best seller.

3. Rencanakan Penerbit nan Proporsional

Penerbit ialah pihak nan bersedia menerbitkan naskah cerita Anda dalam bentuk novel dan membayar Anda sebagai pembayaran penulisan. Penerbit ini memegang peran sangat krusial dalam pencapaian posisi sebagai novel best seller. Anda bisa memilih penerbit nan benar-benar bisa mengkontribusi kebutuhan novel Anda. Penerbit nan professional tentu mempunyai orientasi pada pencapaian hasil maksimal. Dengan penuh semangat, penerbit berusaha agar novel terbitannya dikenal masyarakat secara luas.

4. Rencanakan Iklan nan Gencar

Langkah terakhir nan perlu dilakukan ialah proses promosi atau iklan secara gencar. Dengan proses promosi nan gencar, maka taraf kepedulian masyarakat terhadap novel Anda meningkat. Peningkatan ini terutama sebab masyarakat merasa dekat dengan novel Anda. Setiap saat, kapan, dan dimanapun mereka melihat dan membaca iklan mengenai buku novel Anda.



Pengaruh Novel Best Seller terhadap Penghasilan Penulis

Novel best seller ialah novel nan angka penjualannya mampu menembus taraf paling tinggi dari umumnya penerbitan novel. Novel best seller umumnya bisa terjadi pada novel novel dengan taraf responsibilitas tinggi dari masyarakat. Sebab semakin tinggi respon masyarakat, maka semakin banyak novel nan terjual.

Best seller bisa diartikan sebagai omset penjualan nan paling bagus. Dengan demikian, maka novel best seller ialah novel novel nan omset penjualannya paling bagus dari novel-novel lain nan terbit. Dan, jika sebuah novel terbit dengan menyandang posisi sebagai novel best seller, maka membawa akibat positif terhadap penerbit dan penulis. Tentunya, kondisi inilah nan menjadi orientasi tersirat dari penerbitan novel.

Bagaimanapun, setiap penulis berharap agar bukunya atau novelnya bisa mencapai omset penjualan tertinggi. Jika hal tersebut terjadi, berarti karya tulisnya tersebut digemari masyarakat. Ini merupakan nilai plus bagi seorang penulis. Walaupun bukan tujuan utama, ternyata jika kondisi ini tercapai, maka hal tersebut merupakan rejeki bagi penulis dan penerbit.



Model kolaborasi penerbitan novel

Dalam global penerbitan buku, khususnya novel sebenarnya ada beberapa model kolaborasi nan bisa dilakukan antara penulis dan penerbit. Hal ini merupakan sebuah kondisi nan baku dalam proses penerbitan buku. Ini merupakan bentuk kerjasama mutualisme nan saling menguntungkan dua belah pihak.

Tentunya dalam hal ini, antara kedua belah pihak memposisikan diri sinkron dengan posisi masing masing. Hal ini terkait pada tugas dan tanggung jawab setiap pihak. Terkait dengan model kolaborasi penerbitan ini, maka kita mengenal ada 2 (dua) macam, yaitu:



Beli Putus

Model kolaborasi penerbitan nan pertama ini ialah beli putus. Dalam model ini penulis menyerahkan karya tulisnya, naskah buku novelnya kepada penerbit. Selanjutnya, penerbit membeli naskah tersebut buat diterbitkan dalam jangka waktu tertentu, misalnya selama dua tahun penerbitan.

Pada saat penandatangan SPK (Surat Perjanjian Kerja), penerbit membayar nilai pembelian naskah tersebut. Selama dua tahun tersebut, penulis sudah tak mendapatkan pembayaran lainnya.

Hak cipta memang masih ada di pihak penulis, tetapi hak penerbitan dan pendapatan dari penerbitan ialah milik penerbit. Setelah dua tahun, maka semua hak kembali ke penulis, tetapi jika ingin menerbitkan lagi dan penerbit berkenan, maka naskah tersebut bisa diterbitkan lagi, jika tak maka penulis bisa menerbitkan pada penerbit lainnya.

Dalam hal ini, penulis hanya menerima pembayaran sekali, yaitu pada saat penandatanganan SPK. Penulis sudah tak mempunyai hak lagi terhadap penghasilan dari penjualan novelnya. Jika novelnya menjadi best seller, penulis tak mendapatkan bayaran lagi, kecuali penerbit berbaik hati menambah bayaran penulis. Dan, jika novel tak laku, maka penulis tak iku menanggung kerugian nan terjadi.



Royalty

Model kolaborasi penerbitan nan kedua ialah dengan sistem royalty. Pada model ini penulis mengirimkan naskahnya ke penerbit dan selanjutnya dilakukan penandatangan SPK. Pada SPK inilah disebutkan bahwa model kerja samanya dengan system royalty.

Royalty ialah pembayaran nan diberikan penerbit ke penulis setelah buku sukses dijual di masyarakat. Tentunya dalam hal ini berlaku system prosentase atas tiap eksemplar buku nan diterbitkan. Biasanya, besar prosentase buat royalty ialah 10 persen dari penjualan higienis (netto). Dan, biasanya royalty ini dibayarkan buat setiap semester atau enam bulan sekali.Untuk beberapa penerbit, dalam system royalty ini, diawal penandatanganan SPK, ada nan memberikan uang muka tetapi ada juga nan tanpa uang muka. Dengan model royalty ini, maka jika pada saatnya novel menjadi best seller, maka penulis empati hasilnya. Semakin banyak novel nan terjual, berarti semakin banyak penghasilan penulis. Sementara jika novel tak laku, penulis pun hanya mendapatkan royalty sedikit.

Dengan memperhatikan hasil penjualan atas novel, maka kita bisa mengetahui bahwa pada saat novel best seller, maka penulis bisa berpenghasilan tinggi jika mengikuti model kolaborasi dengan system royalty. Tetapi jika menggunakan model beli putus, pada saat novel best seller, penerbit nan mendapatkan hasil banyak, sementara penulis hanya mendapatkan pembayaran awal saja.

Jelas bagi kita bahwa sistem kerjasama nan disepakati antara penulis dan penerbit sangat mempengaruhi penghasilan finansial penulis pada saat novel best seller. Tetapi, dalam hal ini setiap sistem mempunyai kelebihan dan kekurangan masing masing. Anda boleh menentukan model mana nan Anda setujui saat kesepakatan awal.