Safir Bintang

Safir Bintang

Salah satu batu permata nan terkenal ialah safir atau shappire. Batu safir ini kualitasnya setingkat dibawah berlian ( diamond ). Jadi, kalau dalam ukuran Mohs ( Daftar Keras Mohs ), kekerasan berlian dinilai 10, maka batu safir ini mempunyai nilai kekerasan 9.



Persamaan dan Disparitas Safir dan Rubi

Batu safir memiliki taraf kekerasan nan sama dengan batu rubi. Yang membedakan ialah kandungan mineral nan ada di dalamnya. Kalau safir memiliki kandungan mineral alumunium oxide dan titanium .

Sedangkan rubi, kandungan mineralnya terdiri dari alumunium oxide bersama chromium . Batuan nan memiliki kandungan alumunium oxide ini termasuk dalam anggota mineral corundum . Corondum murni sendiri tak memiliki warna. Warna-warna pada corundum terbentuk sebab adanya campuran unsur kimia lain seperti besi, titanium dan chromium nan bergabung saat proses kristalisasi.



Warna-warna Safir

Batu safir nan bernilai tinggi biasanya ditentukan oleh warna, kilau dan pembentukkannya. Rona safir nan ideal ialah biru langit, namun birunya jangan terlalu kental dan juga tak terlalu pucat.

Beberapa corundum lain nan tak berwarna biru atau merah jenuh disebut juga safir atau fancy shappire. Rona rona safir selain biru (blue shappire) ialah ungu, kuning (yellow shappire), oranye, hitam (black shappire), bening (white shappire) dan kehijauan.



Safir Bintang

Kilau atau pancaran cahaya batu safir ditentukan oleh struktur kristalnya nan hexagonal. Kilau batu safir nan terkenal ialah kilau nan membentuk bintang atau nan dikenal dengan safir bintang ( star shappire ).

Safir bintang ini merupakan jenis corondum nan sangat langka. Dari ditemukannya 100 safir pada saat penambangan, mungkin 3 di antaranya ialah safir bintang. Tapi itu juga belum tentu kualitasnya bagus. Sehingga nan berkualitas bagus akan lebih langka lagi.



Safir Orisinil atau Sintetis?

Selain safir alami nan ditambang, ada juga safir dari hasil fabrikasi atau nan disebut safir sintetis. Karena kekerasannya, safir sintetis ini digunakan buat berbagai keperluan seperti buat permukaan jam, komponen optik infrared , dan berbagai keperluan lainnya.

Dengan memanfaatkan ketidaktahuan pembeli, banyak para pedagang nan menyatakan bahwa batu safir sintetis nan dijualnya ialah batu safir asli. Oleh karenanya disarankan supaya safir nan dibeli ialah safir nan bergaransi.

Namun meskipun safir tersebut asli, diperkirakan 90% dari batu-batu mulia tersebut sudah mengalami proses protesis seperti dipanaskan. Hal ini dilakukan buat lebih memperindah rona dan kilau dari batu safir. Meskipun begitu, tindakan ini cukup beresiko juga. Karena penanganan nan salah malah akan membuat batu tersebut rusak seperti retak, pecah atau hilang warnanya.

Saat ini batu safir dijual mulai dari harga puluhan ribu buat nan sintetis sampai dengan puluhan juta buat nan asli. Negara-negara nan dikenal sebagai penghasil batu safir antara lain ialah Srilangka, Birma, Australia, Thailand, Ceylon, Myanmar, Afrika, Amerika Perkumpulan dan Rusia. Sedangkan buat wilayah Indonesia, kita mengenal batu safir dari Kalimantan dan Pacitan, Jawa Tengah.