Konservasi Anggrek Langka di Jawa Timur

Konservasi Anggrek Langka di Jawa Timur

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan flora dan fauna terbesar di dunia. Salah satunya ialah anggrek langka sebagai flora dengan estetika dan keelokan nan tiada tara. Perlu diketahui bahwa plasma nutfah anggrek di Indonesia terbesar kedua setelah Brasil. Artikel ini akan membahas anggrek langka di Indonesia.

Anggrek Langka - Anggrek Berdasarkan Tipe Pertumbuhan

  1. Monopodial . Anggrek tipe ini hanya mempunyai satu batang dan satu titik tumbuh, yaitu bunganya tumbuh dari ujung batang. Anggrek tipe monopodial dapat diperbanyak dengan stek batang dan biji. Contohnya Vanda sp ., dan Phalaenopsis sp. (Anggrek Bulan).

  2. Simpodial . Anggrek ini mempunyai lebih dari satu titik tumbuh dan tunas barunya muncul dari sekitar batang utama. Bunganya bisa muncul pada pucuk atau sisi batang, namun ada pula nan muncul dari akar tinggal. Sementara itu, batang anggrek ini menyimpan air cadangan makanan atau umbi semu. Contoh dari anggrek ini ialah Dendrobium sp ., dan Cattleya sp .

Di dunia, ada sekitar dua puluh enam ribu spesies anggrek. Dari jumlah tersebut, sekitar lima hingga enam ribu jenis anggrek terdapat di Indonesia. Dan perlu digarisbawahi, sebagian besar spesies anggrek di Indonesia merupakan spesies anggrek langka atau spesies endemik nan tak dapat ditemukan di belahan bumi nan lain.

Namun sayangnya, dampak ulah tangan manusia nan tak bertanggung jawab, ada sejumlah spesies anggrek langka nan berada di ambang kepunahan. Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa, merilis dua puluh sembilan spesies anggrek langka nan dilindungi di Indonesia.

Spesies-spesies anggrek langka tersebut dilindungi selain sebab jumlahnya nan kian sedikit, juga buat membantu beberapa program pemerintah nan berupaya melestarikan anggrek-anggrek langka tersebut baik melalui perlindungan invitro maupun invivo.



Nama-Nama Spesies Anggrek Langka nan Dilindungi

Berikut nama-nama spesies anggrek langka nan dilindungi di Indonesia:

  1. Ascocentrum miniatum atau anggrek kebutan
  2. Coelogyne pandurata dengan nama lain anggrek hitam
  3. Corybas fornicatus atau anggrek koribas
  4. Cymbidium hartinahianum atau anggrek hartinah
  5. Dendrobium catinecloesum atau anggrek karawai
  6. Dendrobium d’albertisii atau anggrek albert
  7. Dendrobium lasianthera atau anggrek stuberi
  8. Dendrobium macrophyllum atau anggrek jamrud
  9. Dendrobium ostrinoglossum atau anggrek karawai
  10. Dendrobium phalaenopsis atau anggrek larat
  11. Grammatophyllum papuanum atau anggrek raksasa papua
  12. Grammatophyllum speciosum dengan nama lain anggrek tebu
  13. Macodes petola atau anggrek aksara
  14. Paphiopedilum chamberlainianum atau anggrek sepatu kumis
  15. Paphiopedilum glaucophyllum atau anggrek sepatu berbulu
  16. Paphiopedilum praestans atau anggrek sepatu pita
  17. Paraphalaenopsis denevei atau anggrek bulan bintang
  18. Paraphalaenopsis laycockii atau anggrek bulan Kalimantan Tengah
  19. Paraphalaenopsis serpentilingua atau anggrek bulan Kalimantan Barat
  20. Phalaenopsis amboinensis atau anggrek bulan Ambon
  21. Phalaenopsis gigantea atau anggrek bulan raksasa
  22. Phalaenopsis sumatrana atau anggrek bulan Sumatera
  23. Phalaenopsis violacose atau anggrek kelip
  24. Renanthera matutina atau anggrek jingga
  25. Spathoglottis zurea atau anggrek sendok
  26. Vanda celebica atau vanda mungil dari Minahasa
  27. Vanda hookeriana atau vanda pensil
  28. Vanda pumila atau vanda mini
  29. Vanda sumatrana atau vanda Sumatera

Dirilisnya 29 spesies anggrek langka di Indonesia membuktikan bahwa kelestarian plasma nutfah anggrek di negeri ini semakin hari semakin terancam. Hal ini disinyalir dampak maraknya pembalakan liar, terjadinya kebakaran hutan baik oleh faktor alami maupun disengaja, serta aksi perburuan oleh para penggemar anggrek langka.

Meski para pemburu tersebut mengatasnamakan penggemar dan pelestari anggrek, namun sebagian besar para pemburu anggrek tak memperhatikan aspek pelestarian tanaman tersebut di alam aslinya. Sebagai contoh, salah satu spesies anggrek langka nan diburu ialah Vanda hookeriana .

Anggrek langka ini berdaun silinder lebih mirip pensil. Vanda hookeriana mempunyai kembang nan latif dengan besar lebih dari 5 cm. Vanda pensil ini bertipe monopodial dan hayati di daerah terestrial. Vanda pensil tumbuh di daerah hangat dan sangat menyukai intensitas sinar matahari nan tinggi atau penuh.

Keberadaan vanda pensil di loka terbuka, membuatnya menjadi sasaran buruan. Vanda ini banyak ditemukan di huma negeri Vietnam, Semenanjung Malaya, negeri Thailand, pulau Sumatera hingga Kalimantan. Vanda pensil dapat ditemui di daerah dekat pantai semi hutan dataran rendah. Yang lebih mengagumkan ialah Vanda hookeriana berbunga pada musim hujan maupun musim kemarau.

Sayangnya, di negeri ini habitat Vanda pensil terancam. Vanda pensil saat ini hanya dapat dijumpai di daerah Bengkulu dalam kawasan Cagar Alam Dusun Besar (CADB). Meski Vanda pensil sudah diupayakan buat dilindungi, namun dampak kerusakan kawasan hutan cagar alam di bagian atas, berdampak pada turunnya tinggi air danau di musim kemarau.

Padahal anggrek langka tersebut hayati epifit di atas kembang bakung. Surutnya air danau berakibat pada matinya tanaman bakung hingga membuat anggrek ini juga ikut terkena dampaknya. Hal ini membuktikan betapa kompleksnya penyebab semakin sedikitnya populasi anggrek di Indonesia.

Oleh sebab itu, segala upaya pelestarian plasma nutfah khususnya anggrek perlu didukung sebagai upaya pengembalian estetika anggrek di tengah alam. Sebagai warta gembira, di awal tahun 2010, LIPI menemukan beberapa jenis spesies anggrek baru di Kalimantan. Di antaranya ialah Dendrobium kelamense dan Dendrobium metusala . Semoga inovasi ini menjadi tonggak pelestarian anggrek di Indonesia.



Konservasi Anggrek Langka di Jawa Timur

Kebun raya mempunyai peran sangat krusial dalam program perlindungan tumbuhan, terutama tumbuhan langka, salah satunya ialah anggrek langka. Di Kebun Raya Purwodadi, anggrek ialah salah satu koleksi krusial dan menarik, terutama jenis anggrek langka.

Terjadinya bala alam, kebakaran hutan, penebangan liar, dan pendayagunaan hutan nan tidak terekndali, telah menyebabkan banyak jenis anggrek langka Indonesia terancam keberadaannya di habitat asli. Tak hanya itu, jenis anggrek langka nan penyebarannya terbatas (endemik), dipastikan telah punah di loka aslinya.

Paphiopedilum adalah spesies anggrek langka nan memiliki penyebaran terabatas, tetapi banyak diburu orang buat diperdagangkan. Tercatat 25 dari 60 jenis anggrek langka ini terancam keberadaannya. Paphiopedilum glaucophyllum ialah jenis anggrek langka endemik Jawa Timur. Jenis anggrek langka ini ditemukan di lereng Gunung Semeru bagian selatan nan berada pada ketinggian 200-700 meter. Tapi sayang, kerusakan dan pembalakan hutan membuat populasinya tergolong dalam kategori extinct .

Paphiopedilum glaucophyllum menjadi salah satu jenis tumbuhan primer buat kegiatan perlindungan di Kebun Raya Purwodadi sebab spesies anggrek langka ini terancam punah. Kepunahan jenis anggrek langka ini ialah suatu kehilangan besar karena termasuk sumber genetik nan tak ternilai harganya.

Spesies anggrek langka nan lain yaitu Dendrobium capra dan Ascocentrum miniatum . Kedua anggrek langka ini ialah anggrek epifit dan biasanya menempel pada pohon jati sebagai inangnya. Tujuan dari kegiatan ini yaitu menyosialisasikan perlindungan tumbuhan jenis anggrek langka, seperti P. glaucophyllum , D. capra dan A. miniatum . Setelah itu, dikoleksi dan dibudidayakan di Kebun Raya Purwodadi.

Sejak 2006, perlindungan anggrek-anggrek langka tersebut rutin dilaksanakan dan sudah menghasilkan kemajuan. Berikut capaian-capaian dari kegiatan perlindungan tersebut.

  1. Penelusuran habitat alami ketiga jenis anggrek langka.
  2. Koleksi hayati ketiga jenis anggrek langka.
  3. Memperbanyak ketiga jenis anggrek langka secara in vitro.
  4. Penelitian terkait dengan perlindungan ketiga jenis anggrek langka.