Bagaimana Menjaga Harmonisasi Makro dan Mikro?

Bagaimana Menjaga Harmonisasi Makro dan Mikro?

Makro adalah alam semesta secara luas, seperti bumi, bulan, bintang, galaksi, dan seterusnya.Dalam kebudayaan Bali dikenal mikrokosmos dan makrokosmos, atau alam mikro dan alam makro.

Mikrokosmos menurut adat Bali disebut bhuwana alit, sementara makrokosmos ialah bhuwana agung. Ada kaitan nan sangat erat di antara keduanya. Alam mikro ialah sang manusia sendiri, sementara alam makro ialah alam semesta secara luas.

Kebudayaan Bali mempunyai ajaran bahwa manusia harus menemani alam, bukan menundukkan alam. Hal ini perlu ditempuh sebab manusia mempunyai tujuan kebahagiaan lahir dan batin.

Kebahagiaan lahir disebut jagadhita dan kebahagiaan batin disebut jiwamoktah. Di mana tujuan akhir dari semuanya ialah moksa. Alam semesta atau alam makro ini diadakan oleh Tuhan, sebagai bekal materi buat hayati manusia.

Alam makro memberikan kebahagiaan dari sisi seni/estetik inspirasi pada jasmani manusia nan disebut dengan stula sarira nan berasal dari pancamahabhuta nan mempunyai hubungan dengan alam mikro manusia.



Manusia Bagian dari Alam Makro

Manusia ialah alam mikro atau mikrokosmos, dalam kebudayaan Bali disebut sebagai buwana alit. Manusia ialah bagian dari alam ini atau makrokosmos atau buwana agung. Manusia terdiri dari raga dan jiwa, atau dalam istilah kebudayaan Bali disebut prakerti/raga dan purusa (atma).

Kondisi nan ada pada alam mikro manusia ini dapat diuraikan sebagai pancamahabhuta, yaitu:

  1. Tulang, kulit, daging, kuku dan bagian keras lainnya ialah zat padat atau pratiwi-pertiwi.
  2. Darah, lemak,enzim, dan cairan lainnya ialah unsur cairan atau unsur apah.
  3. Panas badan, cahaya, dan rona badan ialah unsur panas atau teja.
  4. Nafas, hawa, serta bau badan ialah unsur udara atau wayu.
  5. Rambut dan bulu badan ialah unsur akasa atau ether.

Di dalam alam mikro ini juga ada unsur bilangan nadi – tujuh genre sungai atau disebut juga bilangan segara jika dalam alam ini. Bilangan nadi itu di antaranya:

  1. Segara susu (darah)
  2. Segara asin (keringat).
  3. Segara santen (cairan otak).
  4. Segara madu (cairan ludah).
  5. Segara empehan (air susu).
  6. Segara banyu (air seni).
  7. Segara amerta (air mani)

Di dalam alam mikro atau buwana alit ini ada panca giri atau lima gunung. Lima gunung itu di antaranya jantung arahnya di timur, hati arahnya di selatan, limpa arahnya di barat, empedu arahnya di utara, kumpulan hati arahnya di tengah.

Di dalam alam mikro juga ada matahari (surya) dan bulan (candra). Mataharinya ada di mata kanan, dan bulan di mata kiri. Di dalam upacara agama Hindu, matahari disimbolkan dengan dipa-api nan menyala (padamaran) dan bulan disimbolkan dengan dupa-api nan tak menyala (pasepan).Dipa dan dupa keduanya merupakan peralatan ibadah memuja Hyang Widhi bagi pendeta.

Cairan dalam tubuh manusia atau alam mikro menempati prosentasi terbesar. Hampir 80 persen tubuh kita berisi cairan. Adapun cairan itu di antaranya:

  1. Darah putih – zat cair rona putih.
  2. Darah merah – Zat cair rona merah.
  3. Enzim-enzim – zat cair rona kuning.
  4. Empedu – zat cair rona hitam5. Air mani – zat cair rona bening.

Kepercayaan budaya Bali juga mengatakan bahwa sebenarnya manusia, alam mikro buwana alit ini berasal dari alam makro atau buwana agung. Jasmani ini berasal dari bumi. Itulah kenapa, ibu nan hamil rindu atau ngidam buat makan unsur nan asam, buah-buahan, nasi bahkan ada nan ingin makan tanah atau ampo.

Di dalam kepercayaan Bali disebutkan, manusia datang atau lahir bersama dengan embun/cairan atau disebut nuwut damuh. Sementara ketika meninggal ia pergi bersama asap atau nuwut kukus.



Alam Makro – Makrokosmos

Alam makro, makrokosmos, atau buwana agung ialah kosmis besar, jagad raya seisinya. Dalam pemahaman kebudayaan Bali, alam ini juga mewakili sang manusia. Di dalam alam ini ada unsur lahir dan unsur batin.

Untuk unsur lahir ialah pratiwi atau bumi ini sendiri, sementara unsur batin purusanya ialah paramatma (Hyang Widhi). Di alam makro juga mempunyai pancamahabhuta, di antaranya:

  1. Zat padat ialah unsur pratiwi.
  2. Zat cair ialah unsur apah.
  3. Panas, barah dan sinar ialah teja.
  4. Udara atau hawa ialah unsur wayu/bayu.
  5. Ether ialah unsur akasa

Hyang Widhi atau Tuhan, ialah sumber segala energi. Fungsi Hyang Widhi dalam kebudayaan Hindu mempunyai beberapa fungsi dalam wujudnya trimurti, yaitu Brahma, Wisnu, Syiwa.Sebagai pencipta, pemelihara, dan nan mengembalikan ke loka asalnya. Inilah nan disebut alam Hyang Widhi.

Hubungan antara makrokosmos dan mikrokosmos ini haruslah harmonis. Interaksi nan tak serasi akan mengakibatkan kondisi-kondisi nan merugikan sendiri bagi manusianya.

Beberapa kondisi nan dapat muncul di antaranya penyakit, kegelisahan, kemarahan, bala alam dan sebagainya. Oleh sebab itu, kebudayaan Bali sangat menganjurkan adanya harmonisasi buwana agung dan buwana alit ini.



Bagaimana Menjaga Harmonisasi Makro dan Mikro?

Harmonisasi antara makro kosmos dan mikro kosmos ialah hal nan indah. Obrolan antara alam dan manusia ini sebenarnya sudah terjadi berjuta abad nan lalu. Mitos-mitos di tiap daerah ialah salah satu bentuk dari prosedur buat menjaga sistem harmonisasi ini.

Contoh nan dapat kita amati ialah adanya mitos Ratu Bahari Kidul. Kisah tentang adanya kraton mistik di Samudera Indonesia. Kisah ini mempunyai makna nan dalam. Hal ini dapat ditinjau dari sisi spiritual, sisi budaya, dan sisi sosial.

Pemaknaan dari sisi spiritual mengajarkan satu pesan, bahwa manusia harus dapat juga memahami kebesaran Tuhan, bahwa ada makhluk lain selain manusia nan mendapatkan loka kehidupan berdampingan dengan manusia.

Sikap saling menjaga dan menghormatilah nan harus dilakukan. Namun, terminal akhirnya tetap sama, bahwa setiap mahluk hanya dapat dan boleh beribadah menyembah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Dari sisi sosial budaya, kisah mitos ini memberikan makna mengenai adanya sistem kemasyarakatan nan masih dijunjung tinggi. Posisi ratu ialah sebanding dengan raja.

Komunikasi antara raja dan ratu, di antaranya, sang raja memberikan perhatian, hadiah kepada sang ratu sebagai wujud cinta kasih. Hal inilah nan berkembang di masyarakat, bahwa setiap Raja Mataram mempunyai interaksi spesifik dengan Ratu Bahari Kidul.

Setiap warga kerajaan, tentunya harus menghormati interaksi spesifik ini. Makna terdalam dari interaksi ini ialah terjalinnya hubungan antara daratan dan lautan. Ekosistem alam nan berkaitan dengan daratan, tetap mempunyai interaksi nan serasi dengan lautan.

Manusia diharapkan tak merusak laut, atau mencemarinya. Manusia juga mesti dapat menjaga ekosistem daratan dengan tak menebang pohon sembarangan. Jika ini dilakukan, dapat jadi akan muncul bencana-bencana di alam makro, seperti tanah longsor, banjir bandang dan sebagainya.

Interaksi antara buwana agung dan buwana alit menurut kebudayaan Bali pun demikian. Secara generik boleh dikatakan bahwa, memang disetiap kebudayaan suku bangsa di Indonesia ini, sudah diciptakan sistem buat menjaga alamnya.

Dan sudah menjadi kewajiban kita juga, buat turut melestarikan alam semesta. Jika alammakro dapat kita jaga dengan baik, maka alam mikro manusiapun niscaya akan terjaga dengan baik. Kesehatan, kemakmuran, dan kebahagiaan akan terus lestari terjaga sepanjang masa di dalam kehidupan ini.