b. Latar Belakang Masalah - Perumusan Masalah

b. Latar Belakang Masalah - Perumusan Masalah

Apa itu latar belakang masalah dalam penelitian? Simak penjelasannya. Penulisan karya ilmiah hasil kajian atau penelitian berbeda dengan penulisan karya ilmiah popular nan dimuat di surat kabar. Disparitas tersebut bukan pada objek kajiannya, melainkan lebih pada sistematika penulisannya.

Karya ilmiah buat jurnal-jurnal ilmiah, skripsi, tesis, atau desertasi ditulis lebih formal dengan sistematika nan kaku dan baku. Jumlah halaman dalam karya ilmiah pun ada batasannya sinkron dengan kedalaman dan keluasan analisisnya. Karya ilmiah berupa laporan akhir biasanya 20 halaman, skripsi 40 halaman, paper kurang dari 20 halaman, dan tesisi serta disertasi minimal 40 halaman.

Karya ilmiah hasil penelitian hendaknya mengemukakan dengan jelas masalah nan diteliti beserta latar belakang masalahnya, tujuan penelitian, ruang lingkup masalah nan diteliti, kegunaan penelitian, jajak literatur, penetuan sumber data dan metode pengumpulan data, serta pengolahan data dan penyajiannya.

Salah satu bagian krusial dalam karya ilmiah ialah latar belakang masalah. Dalam latar belakang, penulis mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah nan dipersoalkan perlu diteliti dan ditulis. Latar belakang tersebut bisa diperoleh dari pengalaman, kajian literatur, dan kajian teoritis nan dibacanya.

Latar belakang masalah dalam karya ilmiah bisa pula diartikan sebagai uraian berkaitan dengan hal-hal nan menjadi karena perlunya suatu persoalan atau masalah layak dijadikan objek penelitian. Misalnya, peneliti menganggap krusial membahas penggunaan bahasa gaul nan berdasarkan pengamatan awal menunjukkan gejala kekacauan berpikir terutama di kalangan remaja.

Permasalahan tersebut bisa dijadikan alasan atau argumentasi dalam latar belakang sebuah karya ilmiah. Alasan dalam latar belakang tersebut akan lebih kuat jika didukung oleh surat keterangan atau teori keilmuan nan sudah ada. Beberapa hal nan bisa dijadikan alasan latar belakang masalah dalam karya ilmiah di antaranya sebagai berikut.

  1. Latar belakang masalah nan akan dibahas memiliki arti krusial atau peranan bagi masyarakat atau ilmu pengetahuan.
  2. Latar belakang masalah nan dibahas memerlukan pembinaan atau peningkatan.
  3. Perlunya masukan sebagai bahan pembinaan atau peningkatan di bidang topik pembicaraan.
  4. Perlunya penelitian dilakukan baik buat kemanfaatan praktisnya (keterampilan, pengetahuan) maupun kemanfaatan keilmuan (pengembangan teori).
  5. Kerelevanan objek penelitian sebagai sumber data buat dua segi kemanfaatan penelitian.

Latar belakang masalah dalam karya ilmiah termasuk bagian pendahuluan. Setelah latar belakang masalah, poin dalam pendahuluan diikuti oleh pernyataan-pernyataan nan lebih mengarahkan peneliti pada fokus penelitian. Berikut klarifikasi mengenai sistematika bagian pendahuluan karya ilmiah.



Latar Belakang Masalah - Bagian pendahuluan

Pada bagian pendahuluan atau awal pembahasan dikemukakan hal-hal nan berkenaan dengan latar belakang masalah , perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sumber data. Untuk lebih jelasnya, perhatikan klarifikasi berikut!



a. Latar Belakang Masalah

Pada bagian ini penulis mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah nan dipersoalkan perlu diteliti dan ditulis. Misalnya, sebab masalah nan dibahas mempunyai arti krusial bagi masyarakat.



b. Latar Belakang Masalah - Perumusan Masalah

Perumusan masalah harus sungguh-sungguh jelas. Permasalahan nan akan menjadi pembahasan penelitian diajukan dalam bentuk pertanyaan. Merujuk pada pertanyaan itu penulis melakukan langkah-langkah penelitian dan penelaahan sehingga bisa terjawab dengan tepat.



c. Latar Belakang Masalah - Tujuan Penelitian

Dalam tujuan penelitian atau penulisan dikemukakan usaha-usaha dan hasil-hasil nan telah dicapai secara garis besar. Jika karya ilmiah bertujuan menyampaikan pandangan atau evaluasi penulis tentang topik nan telah diteliti, tujuan umumnya mengemukakan hipotesis penelitian dan evaluasi penulis sesudah penelitian. Adapun tujuan khususnya perlu dikemukakan pertimbangan-pertimbangan nan mendukung penilaian.



d. Latar Belakang Masalah - Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian bisa diuraikan secara generik dan khusus. Misalnya, buat kepentingan praktis, buat kepentingan bidang keilmuan atau bidang profesi penulis, dan buat kepentingan kelompok atau instansi.



e. Latar Belakang Masalah - Penentuan Sumber Data

Penentuan sumber data meliputi populasi dan sampel. Populasi di bidang metodologi penelitian berarti sekelompok orang, benda, atau hal nan menjadi sumber pengambilan sampel penelitian. Adapun sampel berarti contoh, yakni bagian kecil data penelitian nan dianggap bisa mewakili holistik data nan dianalisis buat memperoleh informasi tentang seluruh data penelitian.



Contoh Latar Belakang Masalah dalam Karya Ilmiah

Judul Karya Ilmiah:

"Pembelajaran Membaca Cepat dengan Teknik Browsing (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Handayani 2 Tahun Pelajaran 2011/ 2012.)

Latar Belakang Masalah

Era globalisasi dan teknologi ditandai dengan semakin membanjirnya informasi ke seluruh pelosok dunia. Apa nan terjadi detik ini di belahan bumi Asia, kini sudah diketahui oleh masyarakat global lainnya. Begitu gencarnya arus informasi nan kita terima khususnya melalui media-media elektronik, seperti televisi dan internet.

Apabila hal tersebut tak diantisipasi, sedikit demi sedikit akan terdapat pergeseran dari budaya baca ke arah budaya mendengar. Padahal, dalam kegiatan membaca, selain kita mendapatkan informasi, juga terdapat aspek positif lain, yaitu proses pelatihan daya nalar (Riva’ dan Wiati, 2005).

Hal itulah nan membedakan budaya baca dengan budaya mendengar. Oleh sebab itu, buat mengimbangi maraknya media informasi elektronik, kita harus meningkatkan kemampuan membaca kita dari membaca konvensional ke arah membaca nan efektif dan efisien. Selain itu, pesatnya kemajuan mesin cetak saat ini telah memungkinkan penyebaran informasi secara cepat pula.

Dengan adanya mesin cetak, hasil-hasil penelitian serta kemajuan sains dan teknologi bisa didokumentasikan dalam bentuk buku. Penyebaran informasi pun semakin luas sebab buku bisa dicetak ribuan bahkan jutaan eksemplar. Orang zaman dahulu percaya bahwa unsur keberuntungan (luck) memegang peranan krusial dalam kehidupan.

Sekarang orang mengatakan: Luck is the result of good planning. Good rencana is the result of good information system well applied. Oleh sebab itu, buat mendapatkan keputusan nan tepat, dewasa ini banyak perusahaan menugasi stafnya buat meneliti informasi nan berupa warta dan tulisan.

Dengan demikian, kini banyak orang sependapat bahwa dengan makin berkembangnya karier seseorang, tuntutan buat membaca semakin besar, sementara waktu nan tersedia semakin terbatas. Semua harus berpacu dengan informasi dan gagasan nan setiap hari membanjiri meja kerjanya. Informasi nan membanjir akan memperbudak kita apabila kita tak terampil menggunakannya (Soedarso, 2001).

Kemampuan membaca cepat sangat krusial buat dikuasai agar mampu mengimbangi akselerasi informsi nan sangat pesat. Oleh sebab itu, kemampuan membaca cepat nan efektif harus menjadi syarat primer dalam dominasi informasi, terutama informasi tertulis. Akan tetapi, pada kenyataannnya tak demikian. Masih banyak orang nan beranggapan bahwa masalah membaca tergolong masalah sepele.

Tarigan (1994: 10) mengemukakan "membaca ialah suatu keterampilan nan kompleks, nan rumit, nan mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan nan lebih kecil. Kemampuan membaca nan baik akan menunjang keberhasilan hal-hal nan lainnya.

"Membaca merupakan kegiatan nan multifaktor. Kegiatan membaca membutuhkan konsentrasi, dengan kata lain kegiatan tersebut melibatkan semua faktor dalam diri manusia, misalnya pikiran, mata, konsentrasi, dan keadaan jasmani kita, sehingga kita bisa memahami apa nan kita baca dengan baik.

Membaca ialah kunci menuju gudang ilmu. Ilmu nan tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca. Keterampilan membaca menentukan hasil ekskavasi ilmu itu. Oleh sebab itu, bisa kita katakan bahwa keterampilan membaca sangat diperlukan dalam global modern, global buku (Tarigan, 1994: 135).

Kemampuan membaca dengan baik merupakan prestasi seseorang nan paling berharga. Global kita merupakan global baca (Bond, Pinker & Wasson dalam Tarigan, 1994). Kian banyak kita membaca kian banyak informasi nan kita peroleh, kian banyak ilmu pengetahuan nan kita miliki.

Adapun Jordan E. Ayan (dalam Hernowo [ed.], 2004: 35) mengatakan bahwa salah satu tujuan terpenting membaca ialah mengobarkan gagasan dan upaya kreatif. Peristiwa membaca nan terbaik pada hakikatnya ialah siklus hayati mengalirnya ide pengarang ke dalam diri kita. Pada gilirannya, ide kita mengalir balik ke seluruh penjuru global dalam bentuk karya nan kita hasilkan, pekerjaan nan kita lakukan, dan orang-orang nan terkait dengan kita.

Sejalan dengan gambaran tersebut, Nurhadi mengemukakan bahwa "dalam kenyataannya, minat baca berbanding lurus dengan kemajuan suatu bangsa. Bangsa nan memiliki minat baca nan tinggi sudah niscaya tergolong bangsa nan maju. Minat tersebut akan ditunjukkan dengan Norma membaca mereka nan tanpa mengenal waktu dan tempat.

Mereka seolah kehausan dan takut ketinggalan informasi. Jelaslah, betapa pentingnya peranan membaca itu. Dalam hal ini nan dimaksud dengan kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi wacana, bukan membaca huruf-huruf, kata-kata, atau kalimat-kalimat saja.

Dengan kata lain, kemampuan membaca itu menuntut kita agar mampu membaca dengan kecepatan tinggi dan mampu memahami bacaan secara maksimal. Pedagogi bahasa nan berorientasi pada keterampilan berbahasa pun menuntut cara belajar nan spesifik. Keterampilan menuntut ketepatan, latihan, dan praktik.

Keterampilan berbahasa bersifat mekanistik. Semakin sering berlatih semakin terbiasa, dan semakin fasih dan terampil melaksanakan atau mengguna-kannya. Di sini berlaku slogan "ajarkan bahasanya bukan tentang bahasanya" (Tarigan, 1994: 136). Berbagai penelitian tentang membaca sudah banyak dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa keterampilan membaca, khususnya kecepatan efektif membaca para pelajar kita, sampai saat ini belum memuaskan.

Berdasarkan pemaparan tersebut, perlu kiranya dibuat model pembelajaran membaca nan mampu membiasakan siswa membaca. Salah satu model membaca nan bisa digunakan ialah membaca cepat dengan teknik browsing. Teknik browsing ini diharapkan bisa membangkitkan minat siswa buat membaca dan lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

Penelitian ini penulis tuangkan dengan judul "Pembelajaran Membaca Cepat dengan Teknik Browsing (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Handayani 2 Tahun Pelajaran 2011/ 2012."

Berdasarkan contoh tersebut, unsur nan perlu disampaikan dalam latar belakang masalah sedikitnya mengungkapkan hal-hal berikut.

  1. Penjelasan mengapa permasalahan tersebut krusial dan menarik buat ditelaah secara ilmiah.
  2. Menunjukkan beberapa bukti atau pendapat pakar nan menyatakan bahwa masalah nan akan dibahas perlu solusi sebab belum ada jawaban atau pemecahan nan memuaskan.
  3. Permasalahan nan diteliti memberikan kegunaan langsung pada bidang kajian nan menjadi lingkup penelitian.

Demikian contoh latar belakang masalah nan dapat penulis sampaikan, semoga bermanfaat!