Kabar Timnas Indonesia

Kabar Timnas Indonesia



Tak Ada Matinya

Eropa itu ialah global sepakbola. Pertadingan partai hayati mati, pertandingan partai balas dendam semua ada di benua nan kini sedang diguncang krisis ekonomi. Apalagi ketika Barcelona bertanding dengan Real Madrid. Para pendukung kedua tim akan terus berusaha memberikan semangat. Walaupun kini tampaknya Barcelona atau sering disebut Barca sedang berada dibawah bayang Real Madrid, pendukung fanatik Barca tetap bersama Barca.

Inilah salah satu kenyataan nan luar biasa. Rasa cinta nan begitu dalam terhadap tim kesayangan ini membuat orang mampu melakukan apapun. Mereka tahu bahwa tak ada pemain Barca atau Real Madrid nan kenal mereka, namun nan mereka lakukan terhadap cinta pada Barca atau Real Madrid itu sungguh membuat kagum. Inilah bentuk cinta tulus nan luar biasa. Cinta nan tidak mengenal kalah atau menang. Dukungan nan besar itu membuat para pemain tidak mau mengecewakan penggemar mereka.

Setiap pertandingan ialah istimewa. Memang ada menang kalah. Tetapi kalau kekalahan itu beruntun dengan cara nan cukup memalukan, maka mau tidak mau terkadang emosi tersulut juga. Ini juga nan terjadi pada saat pertandingan Barca dan Real Madrid pada awal Maret 2013. Pada pertandingan nan disaksikan oleh jutaan pasang mata dari seluruh global itu, para pemain Barcelona sangat konfiden bahwa seharusnya mereka mendapatkan hadiah penalti setelah adanya insiden nan terjadi di kotak penalti.


Saat itu Sergio Ramos dan Adriano Correia berusaha menguasai bola. Ramos berusaha keras melakukan nan terbaik, ia pun mengangkat kakinya. Tanpa diketahuinya Adriano Correia terjatuh. Wasit tak melihat adanya kesalahan. Namun ternyata keputusan wasit nan tenang-tenang saja itu membuat pemain Barca marah dan melayangkan protes. Seperti biasa bahwa keputusan wasit itu tak dapat diganggu gugat. Oleh sebab itulah wasit mengeluarkan dua kartu dari kantongnya. Satu kartu kuning nan ditujukan bagi Andres Iniesta.

Iniesta masih beruntung dengan kartu kuningnya. Victor Valdes, teman satu tim dari Andres Iniesta malah mendapatkan kartu merah sebab dianggap terlalu hiperbola dalam memprotes keputusan wasit. Inilah drama dalam pertandingan sepakbola nan terkadang membuat banyak orang tak puas. Apalagi bagi para pendukung tim nan dirugikan. Mereka harus menelan ludah. Apa pertandingan itu Barca kalah 1-2 dari musuh bebuyutannya, Real Madrid.

Barca bukan tim sembarangan. Tim ini mempunyai pemain dengan kualitas nan hampir sama. Tim ini malah membuat Messi mendapatkan predikat sebagai pemain terbaik global sebanyak 4 kali berturut-turut. Walaupun Messi belum dihargai sebagai pemain dengan transfer dan gaji tertinggi, Messi tetap dianggap sebagai salah satu pemain nan akan menjadi legenda. Messi memang tak terlalu banyak membuat para pemburu warta membuat kisah nan tak berkaitan dengan penampilannya sebagai pesepakbola.

Berbeda dengan Christiano Ronaldo nan menjadi pembuat warta dengan segala tingkah lakunya di dalam maupun di luar lapangan. Fisiknya nan sangat paripurna sebagai laki-laki dengan kualitas pemain sepakbola nan juag sempurna, bagi kalangan pers, Ronaldo tentu saja menjadi lebih menarik buat dipoles dibandingkan dengan Messi nan begitu biasa sebagai seorang bintang bila berbicara tentang kehidupan sehari-harinya.

Namun, ternyata, para pemain Barca secara holistik malah dianggap lebih menarik buat diberitakan. Lihat saja Gerard Pique dengan kekasih seksi bersuara merdu, Shakira. Keberadaan romansa mereka menjadi salah satu penghias perjalanan Barcelona. Apalagi kini mereka mempunyai seorang bayi. Kisah asmara nan menggelora ini juga menjadi bulan-bulan berita. Belum lagi romansa Cesc Fabregas. Salah satu pemain Barca dengan paras nan begitu macho ini ramai diberitakan setelah merebut istri seorang miliuner.

Pada masa liburan, para paparazzi akan berburu foto para pemain sepakbola nan biasanya akan bersama dengan para Wags nan seksi yang memesona. Tidak sporadis malah kekasih para pemain sepakbola ini semakin terkenal atau bahkan lebih terkenal setelah bersama dengan mereka. Sepakbola dan wanita cantik semakin tidak terpisahkan. Keramaian warta tentang mereka semakin membuat orang merasa ingin tahu dan tak berhenti ingin mencari lebih banyak lagi kisah nan tidak ada hentinya ini.



Bagaimana dengan Indonesia?

Thailand, kekuatan sepakbola Asian Tenggara. Sebelum kita membicarakan tentang timnas garuda, kita dapat lihat beberapa negara Asia lainnya nan sporadis atau bahkan tak menggunakan naturalisasi pemain. Thailand salah satunya, tetapi prestasi nan ditorehkan sangat membanggakan. Bahkan negara gajah putih ini sangat menonjol prestasi persepakbolaannya di Asia Tenggara. Tidak salah kalau salah satu pemain naturalisasi, Irfan Bachdim, memilih menjadi pemain di salah satu klub negara dengan pagodanya nan luar biasa ini.

Seluruh pemain-pemain timnas Thailand memakai pemain lokal dengan bakat-bakat nan tak dapat diragukan lagi. Apalagi sekarang ini ditangani oleh instruktur asing, Bryan Robson, nan dikenal sebagai mantan pemain Manchester United. Tambah lengkaplah tim gajah putih ini. Mereka tampaknya sangat konfiden bahwa produk lokal tidka kalah dengan produk luar. Yang harus dilakukan hanya memoles. Polesan ini nan harus cantik sehingga harus mendatangkan instruktur nan nan bagus.

Permainan Timnas Thailand sangat dipengaruh oleh iklim permainan di perserikatan Inggris. Beberapa pemain Thailand seperti Kiatisuk Senamuang (Huddersfield) dan Teerathep Winothai (Crystal Palace) pun pernah mencicipi kerasnya permainan nan terjadi di perserikatan Inggris. Perdana Menteri dari negeri Gajah putih, Thaksin Sinawatra, ini pun merasakan kursi panas sebagai pemilik salah satu klub ternama di Kota Manchester, Manchester City.


Jangan kaget kalau Indonesia dapat kalah dan terus kalah dari macan Asia Tenggara satu ini. Melihat peningkatan kualitas permainan, bangsa Indonesia harus mengejar ketertinggalan dalam waktu nan tak lama kalau masih ingin dianggap sebagai bangsa nan unggul dalam bidang sepakbola. Bila melihat apa nan terjadi dengan PSSI sekarang, sulit bagi Indonesia buat bangkit. Manunggal saja tak bisa, bagaimana mau melawan orang nan kuat dengan persatuan nan kokoh.



Kabar Timnas Indonesia

Sekarang kita coba tengok timnas kesayangan kita. Sebenarnya bibit-bibit prestasi pemain sepakbola kita sudah mulai bermunculan sekarang ini. Menurut info sepakbola saat ini, beberapa young guns Indonesia berprestasi di beberapa ajang sepakbola Eropa. Sebut saja Hanif Sjahbandi, nan pernah berlatih di camp milik The Reds Devils alias Manchester United. Ia juga sudah merasakan bagaimana indahnya rumput Old Trafford nan terkenal itu. Ia terpilih dari beberapa ribu pemuda Indonesia nan ambil bagian dalam ajang AFC U-13 Festival of Football di Malaysia.

Mereka dapat menjadi peluru nan harus diasah. Mereka ialah bibit nan akan berbunga nantinya. Belum lama ini, ada info sepakbola berupa beberapa pemain muda timnas Indonesia telah sukses menjadi kampiun di sebuah camp nan diadakan oleh klub AC Milan dalam upaya mencari bibit-bibit baru dalam sepakbola. Peristiwa ini seakan membukakan mata dunia, bahwa Negara Indonesia mempunyai bibit-bibit prestasi nan siap ditunjukkan. Nah, sekarang tinggal sikap nan akan diambil dari PSSInya itu sendiri.

Naturalisasi Pemain
Naturalisasi pemain seperti menjadi kebijakan tersendiri nan diambil PSSI buat memompa timnas Indonesia buat ke depannya nanti. Pemain nan akan dinaturalisasi PSSI di antaranya Rafael Guilermo, John van Beukering, Sergio van Djik nan merupakan pemain sepakbola keturunan Belanda.

Ada lagi pemain asing nan siap dinaturalisasi nan sedang mengecap perserikatan Indonesia Super League dan menjadi pemain klub Persib Bandung, yaitu Christian Gonzales. Padahal sebenarnya, Gonzales sudah lama memohon buat menjadi WNI dan ikut dalam timnas kepada PSSI atas inisiatif sendiri. Mudah-mudahan kebijakan ini sendiri menjadi blunder nan hebat nantinya. Diharapkan juga timnas kita dapat berprestasi dalam ajang-ajang sepakbola Asia bahkan dunia.

Bravo sepakbola Indonesia!