Lilin - Tips dan Proses Pembuatan Lilin Hias

Lilin - Tips dan Proses Pembuatan Lilin Hias

Lilin merupakan salah satu jenis sumber penerangan dengan bentuk nan bervariasi. Meskipun bisa menggunakan penerangan dari listrik, tapi ada sebagian dari masyarakat nan mengunakan sumber penerangan dengan bentuk unik, latif serta bervariasi lainnya. Biasanya didukung dengan tata ruang nan nyaman, pencahayaannya akan semakin menentramkan dan nyaman bagi penikmat suasana tersebut.

Lilin bisa diproduksi oleh pabrik maupun masing-masing individu. Sumber penerangan alternatif ini bisa dibuat secara berdikari dengan ciptaan dan penemuan masing-masing individu. Dilihat dari segi bahan serta pembuatannya, sebagian orang menilai pembuatannya cukup mudah dan sederhana. Begitu pula dengan bentuknya nan berupa hiasan, memiliki nilai seni dan penemuan nan tinggi dibandingkan jenis lainnya.



Lilin- Sejarah Inovasi dan Pembuatannya

Sumber penerangan selain listrik dan biasanya terdiri dari sumbu diselimuti bahan ahli padat sering dikenal dengan nama lilin. Sumber penerangan alternatif tersebut mulai ada sekitar tahun 900-an dengan menggunakan bahan bakar berbeda ketika sebelum abad ke-19.

Adapun bahan bakar nan biasa digunakan ketika abad tersebut, yaitu lemak sapi. Lemak sapi bisa digunakan sebagai bahan bakar sumber penerangan alternatif sebab terdapat kandungan asam stearat di dalamnya. Namun, perkembangan teknologi menjadikan perubahan bahan bakar nan digunakan di dalamnya yaitu bahan bakar dari parafin.

Penerangan listrik mulai dikembangkan dan diperluas jangkauannya hingga ke daerah pelosok, baik di Indonesia maupun negara lain. Listrik menjadi pemegang pemeran primer dalam penerangan setelah ditemukan oleh penemunya. Namun demikian, manfaat lilin juga terus berkembang hingga sekarang, misalnya dalam upacara agama, pelengkap dekorasi tata ruang, seremoni ulang tahun, pewangi ruangan, dan lainnya.

Lilin menjadi salah satu hasil inovasi paling awal dari global primitif. Sejarah mencatat bahwa orang Mesir telah menggunakannya sejak tahun 3000 SM. Adapun catatan sejarah nan lain menunjukkan pada abad ke- I, orang-orang Romawi telah menemukan penemuan baru mengenai sumbunya berupa alang - alang.

Pada abad selanjutnya, orang-orang Mesir Antik mengganti sumbu nan awalnya berupa batang alang-alang kemudian diganti dengan sumbu serat. Sumbu serat tersebut dicelupkan ke dalam lemak cair, lalu didinginkan. Setelah itu, langkah tersebut diulangi lagi yaitu dengan mencelupkan ke dalam lemak cair, lalu didinginkan. Proses tersebut diulangi sampai ketebalan tertentu.

Adapun beberapa pendapat mengenai lilin bentuk langsing merupakan nenek moyang dari batangan modern nan ada saat ini. Pada masa lalu, sumber penerangan alternatif tersebut belum memiliki bentuk maupun sumber bahan bakar seperti saat ini. Jika sumber penerangan alternatif tersebut dinyalakan, biasanya mengeluarkan homogen gas dan aroma tidak sedap sehingga mata pedih dan aroma di dalam ruangan berubah.

Lilin biasanya dibuat dari malam, lemak padat, atau materi lain nan terbakar secara lambat. Ketika ia mulai terbakar, panas barah akan mencairkan bagian pangkal sumbunya. Lampu dengan bahan bakar lemak banyak dimanfaatkan masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika itu, ia menjadi salah satu benda mewah dengan harganya nan mahal daripada lampu lemak. Wajar saja jika pada saat itu, lilin banyak dimanfaatkan oleh kaum bangsawan masyarakat Eropa.

Lilin diteliti lebih lanjut hingga awalnya sumbu nan berasal dari lemak bisa digantikan dengan malam lebah dengan aroma wangi tanpa disertai bau lemak. Selanjutnya pada abad ke-19, seorang pakar kimia Perancis bernama Michel Eygene Chevreul. Seorang pakar kimia tersebut menemukan langkah memisahkan asam lemak dari gliserin lemak.

Pemisahan tersebut menghasilkan asam stearat nan menjadi bahan dasar pembuatannya. Spermaceti dan malam parafin juga menjadi bahan dasar primer pembuatannya. Spermaceti berasal dari lemak ikan paus. Spermaceti dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lilin sebab tak menimbulkan rasa pedih di mata serta batangnya tak mudah lembek maupun bengkok.

Adapun perkembangan sumber penerangan alternatif ini, yaitu terdapat beberapa cara pembuatan lilin. Diantaranya mulai dari nan hanya mencelupkan sumbu hingga menggunakan mesin pencetak. Keduanya dikembangkan pada abad ke-19. Mesin pencetaknya terdiri atas tangki logam nan dipanaskan, kemudian didinginkan secara bergantian. Teknisnya yaitu mula-mula sumbu disusupkan dari dasar cetakan, kemudian menembus dalam cetakan. Setelah cetakannya dingin dan ia mengeras, sumbunya lalu dipotong.

Perkembangan teknologi terus berlangsung sehingga cara membuat lilin mulai bervariasi, baik dilakukan pabrik maupun masing-masing individu. Jika Anda ingin membuatnya secara sederhana, misalnya dengan media alas gelas kecil, berikut ini langkah-langkah pembuatannya:

1. Menyiapkan bahan-bahan pembuatan lilin, yaitu

  1. parafin ,
  2. pewarna,
  3. parfum (dapat dibeli di toko kimia), dan
  4. benang kasur.

2. Menyiapkan alat-alatnya, yaitu:

  1. botol bekas dari kaca atau lainnya (cari nan berlubang lebar dan kaca tebal, jangan lupa cuci bersih, dan keringkan dahulu),
  2. mayones,
  3. panci kecil,
  4. gelas kecil (transparan jika lilin ingin berwarna-warni), dan
  5. tusuk sate (jika terlalu panjang bisa di potong, tapi harus lebih panjang daripada diameter mulut gelas).

Adapun aplikasi proses pembuatannya diawali dengan persiapan awal:

  1. Mengikat benang kasur di tengah tusuk sate
  2. Menyimpan tusuk sate diatas gelas
  3. Mengatur agar benang jatuh ke dasar dan tetap berada ditengah gelas

Selanjutnya langkah pembuatannya, yaitu sebagai berikut:

  1. Memasukkan potongan parafin ke dalam botol bekas
  2. Mengisi panci dengan air 1/3 tinggi panci dan diletakkan botol berisi parafin di dalamnya
  3. Memanaskan dengan barah kecil, kemudian mengaduknya dengan perlahan hingga mencair
  4. Menambahkan warna, sedikit demi sedikit hingga mendapatkan rona sinkron keinginan
  5. Panci diangkat dari api, lalu menambahkan parfum/aroma ke dalam parafin
  6. Menuangkan parafin cair ke dalam gelas
  7. Lilin sinkron cetakan dan rona keinginan Anda telah jadi dan siap dimanfaatkan


Lilin - Tips dan Proses Pembuatan Lilin Hias

Lilin hias merupakan hasil karya seni nan diminati konsumen maupun pemesan. Sentuhan seni akan menghasilkan bentuk bervariasi dan unik. Biasanya lilin hias dimanfaatkan buat souvenir pernikahan, pesta ulang tahun, seremoni hari besar, dan acara lainnya. Jika Anda ingin membuat sendiri, komposisi nan harus dipersiapkan sebelum dilakukan proses pembuatannya, antara lain parafin elastis, white oil , pewarna lilin, parfum serta hiasan sinkron selera. Setelah mengetahui komposisinya, langkah selanjutnya yaitu menyiapkan peralatannya seperti wadah, cetakan, kuas dan kompor.

Setelah itu, silakan Anda mengikuti mekanisme cara pembuatan lilin hias, sebagai berikut:

  1. Parafin elastis dan white oil diletakkan pada wadah, dipanaskan sampai meleleh, kemudian diaduk rata
  2. Lilin bening ditambahkan pewarna
  3. Menuangkannya ke cetakan nan ada sumbunya dan silakan memberi hiasan.

Adapun beberapa hal nan harus diperhatikan dalam cara membuat lilin hias, antara lain:

  1. Cairannya bisa dituang di wadah permanen dan diberi hiasan ( keong kecil, bebatuan, dan lainnya), sehingga tampak tembus pandang.
  2. Sebaiknya menggunakan cetakan nan terbuat dari steenless atau cetakan silikon.
  3. Saat mencetaknya dalam cetakan plastik, memasukkanlah cetakan tersebut ke dalam kulkas sehingga mudah dikeluarkan dari cetakannya.
  4. Harus direndam terlebih dulu dalam air garam selama tiga jam agar sumbu nan dihasilkan berkualitas baik dan tak banyak asap. Setelah dikeringkan baru dapat digunakan sebagai sumbu dengan hasil baik.

Jika kreativitas dan seni dipadukan, maka akan menghasilkan karya atau produk dengan ciptaan lilin dengan kualitas tinggi. Hal tersebut juga bisa meningkatkan minat konsumen maupun pemesan lainnya. Produk kreasinya dibuat dengan desain seni sehingga menghasilkan berbagai macam bentuk nan unik. Jika Anda ingin mendapatkan berbagai ciptaan mengenai bentuknya nan unik, Anda bisa mencarinya di galeri-galeri ataupun internet. Biasanya, ada bentuk paling sederhana sampai bentuk unik lainnya.

Adapun tips agar lilin hasil karya sendiri tersebut menarik, caranya yaitu memberikan tambahan lilin malam berwarna-warni nan biasa dimainkan anak-anak. Kemudian, Anda bisa menempelkannya pada permukaan dalam gelas sehingga jika dilihat dari luar gelas tampak menarik. Kemudian, parafin cair dituangkan ke dalamnya.

Selain itu, tips agar sumbu lebih tegak, Anda bisa mencelupkannya ke parafin cair atau menggunakan sendok makan ketika menuangkan parafin cair jika mulut gelas terlalu kecil. Anda jangan mengeluarkan botol/wadah buat mencetaknya dari panci berisi air agar paraffin tetap cair.

Lilin hias maupun biasa termasuk jenis sumber penerangan alternatif selain listrik. Anda pun bisa membuatnya dengan sederhana sinkron keinginan dan selera Anda. Semoga tulisan mengenai lilin ini bermanfaat dan memotivasi pembaca buat meningkatkan kreativitas dan inovasinya terhadap sesuatu.