Dari Jaka Sembung sampai Wiro Sableng

Dari Jaka Sembung sampai Wiro Sableng

Sekarang mungkin tak mudah menemukan film kolosal Indonesia terbaru sebab produser film tak ada nan mau membuatnya. Dapat dimaklumi sebab biaya pembuatan film kolosal sangat besar sebab melibatkan banyak pemain, banyak kru, dan properti nan tak sedikit. Untuk Anda pecinta film kolosal Indonesia, tentu tak ada salahnya menonton film kolosal jaman dulu nan masih layak dinikmati.

Film Kolosal Indonesia berjaya di Indonesia di akhir tahun 1980an sampai awal tahun 1990an. Anda tentu masih ingat film-film seperti Saur Sepuh, Karmapala, Prabu Siliwangi, dan Tutur Tinular. Film ini digarap dengan teknologi tercanggih di masanya dan cukup membuat orang antri di bioskop buat dapat menontonnya.



Brahma Kumbara nan Jadi Idola

Karakter ini banyak diidolakan masyarakat pada masa rilisnya di tahun 1988. Brahma Kumbara bernama lain Satria Madhangkara dan menjadi karakter primer di film Saur Sepuh. Dia digambarkan sebagai seorang ksatria di masa kerajaan Pajajaran nan sakti mandagruna dan berwajah tampan rupawan. Banyak kaum hawa mengidolakannya, dan kaum adam ingin sepertinya.

Film Saur Sepuh juga menghasilkan karakter kuat nan diingat pecinta film Indonesia dua dasa warsa lalu. Seperti sosok Mantili, ksatria wanita nan diperankan Elly Ermawati, dan tokoh Lasmini nan diperankan Murti Sari Dewi. Kesuksesan filmnya waktu itu diikuti dengan munculnya sekuel film ini dalam bentuk sandiwara radio dan tetap digemari selama bertahun-tahun. Film Saur Sepuh ini dinilai menjadi pionir dari film kolosal Indonesia



Dari Jaka Sembung sampai Wiro Sableng

Saking populernya, nama karakter ini dijadikan pantun anak muda jaman sekarang. Jaka Sembung ialah pemuda nan melakukan pemberontakan di masa penjajahan Belanda. Di masa sulit itu, Jaka Sembung nan bernama orisinil Parmin, seorang warga biasa, mulai melakukan perlawanan sebab Belanda mulai menerapkan system kerja paksa buat para pribumi. Aksinya membuat Belanda marah. Mereka pun mulai mengadakan sayembara buat menangkap Jaka Sembung.

Selain Jaka Sembung, karakter film kolosal nan paling banyak diingat ialah Si Buta dari Gua Hantu. Dia bernama orisinil Barda Mandrawata, seorang petani nan ingin membalas dendam pada Mata Malaikat nan telah berbuat onar dan membunuh calon menantunya. Untuk itu, dia bertapa di gua dan mencongkel sendiri kedua matanya dengan golok. Dia konfiden kalau membutakan diri sendiri akan semakin menambah kesaktiannya.

Di film lain, nomor 212 tiba-tiba saja sangat popular lewat karakter Wiro Sableng. Tokoh ini ialah fitnah Bastian Tito nan muncul lebih dulu lewat novel. Wiro lahir dengan nama Wira Saksana dan dididik sejak bayi oleh gurunya nan bernama Sinto Gendeng. Sesudah lulus dari perguruan Sinto, Wiro mendapat nama baru sebagai Wiro Sableng dengan senjata kapak naga geni 212 dan tato 212 nan terukir di dadanya.

Sekarang memang agak sulit mendapatkan film-film lama ini. Anda butuh kejelian dan kesabaran kalau ingin mencari DVD-nya di kota-kota besar di Indonesia.