Bagaimana Legenda Terbentuknya Danau Toba?

Bagaimana Legenda Terbentuknya Danau Toba?

Salah satu di antara kumpulan legenda Indonesia ialah cerita tentang Danau Toba. Cerita tentang asal-usul Danau Toba nan ada di Sumatera ini sangat terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Namanya legenda, tentu kebenarannya tak dapat dijamin.

Legenda sendiri diartikan sebagai cerita nan oleh masyarakat dianggap pernah terjadi meskipun tak sampai menganggapnya sakral ataupun suci. Hal ini nan membedakan legenda dengan mite. Selain itu, legenda juga identik dengan sebuah sejarah. Misalnya, legenda Tangkuban Perahu, Legenda Candi Roro Jonggrang, dan sebagainya. Berikut ini akan diceritakan kembali tentang legenda terbentuknya Danau Toba.

Danau Toba sampai saat ini masaih menjadi salah satu destinasi favorit bagi para wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara. Danau ini terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Tidak mengherankan jika danau ini menjadi tujuan para wisatawan sebab inilah danau terbesar di Asia Tenggara. Ada juga nan unik pada danau ini, yakni keberadaan pulau vulkanik nan ada ditengah-tengahnya nan bernama Pulau Samosir.



Bagaimana Legenda Terbentuknya Danau Toba?

Pada zaman dahulu kala, di salah satu sudut Pulau Sumatera terdapat seorang pemuda nan memiliki mata pencaharian sebagai seorang petani. Walaupun tanah pertanian nan dia garap tak begitu luas, tapi ini tak menghalanginya buat rajin bekerja. Justru dengan tanahnya nan sempit itu dia harus berusaha maksimal agar hasilnya juga optimal.

Usia pak petani ini sebenarnya sudah dapat dibilang cukup melaksanakan sebuah pernikahan. Tapi, dia tetap berpendirian buat hayati sendiri tanpa ada seorang istri di sampingnya. Pada suatu hari, di pagi hari nan cerah, Pak Tani ini pergi memancing. Dia sudah lama tak makan ikan dan hari itu ingin rasanya makan siangnya menggunakan lauk ikan segar. “Semoga hari ini saya mendapatkan ikan nan cukup besar,” katanya penuh harap.

Setelah beberapa kali kailnya dilemparkan, terlihat kailnya bergoyang-goyang. Hatinya berbunga-bunga. ‘Ini niscaya ikan nan besar’ katanya dalam hati. Sontak dia tarik kailnya dan benar! Dia mendapatkan ikan nan cukup besar.

Perasaannya berubah menjadi gembira dan sekligus takjub setelah melihat wujud ikan nan tersangkut di kalinya itu. Rona sisik ikan itu terlihat latif dengan kuning keemasan nan bersemu kemerah-merahan. Di mata ikan itu juga ada nan berpendar dari matanya nan berbentuk bulat menonjol.

Dalam ketakjubannya mengamati bentuik ikan nan latif itu, tiba-tiba didengarnya ikan itu berkata, “Tunggu, jangan makan aku! Aku bersedia buat menemanimu apabila kamu tak menjadikanku sebagai santapanmu." Tentu saja mendengar ada ikan dapat bicara membuat petani tersebut terkejut bukan main.

Karena terkejut, tanpa sengaja dia menjatuhkan ikan itu ke tanah. Kemudian, peristiwa ajaib terjadi di depan matanya. Ikan nan ditangkap tadi berubah wujud menjadi seorang perempuan nan cantik jelita. Tidak pecaya dengan apa nan dilihatnya, dikucek-kuceknya matanya. Gadis itu masih ada di depannya. “Apakah saya bermimpi?” batinnya.

“Jangan takut. Aku juga seperti engkau nan seorang manusia. Aku telah dikutuk oleh dewa. Karena kamu telah menyelamatkanku, saya berterima kasih padamu. Aku sangat berutang budi.” Kata gadis itu.

“Panggil saja saya Puteri. Sinkron dengn janjiku tadi, saya bersedia mendampingimu. Aku siap menjadi istrimu.” Pak petani ini kaget bukan kepalang mendengar kalimat itu meluncur dari gadis nan cantik jelita. Mendapat tawaran seperti itu petani tersebut mengangguk setuju buat menjadikannya seorang istri. Sebelum mereka menikah, ada satu permintaan nan diminta oleh putri kepada pak tani.

Pak tani harus menjaga misteri dari mana asal-usul puteri. Jika pak tani melanggar dan membocorklan misteri ini, akan terjadi petaka nan hebat di desa itu. Persyaratan ini disetujui oleh Pak Tani dan akhirnya mereka menjadi suami istri.

Setelah dicapai kesepakatan itu, Pak Tani mengajak gadis itu pulang ke rumahnya. Perihal kedatangan Pak Tani nan ditemani seorang puteri nan cantik jelita membuat gempar seluruh penduduk desa. Mereka begitu terpesona dengan kecantikan gadis itu. Ada nan bergumam bahwa gadis itu ialah jelmaan bidadari nan turun dari langit.

Sejak saat itu, mereka telah resmi menjadi suami istri. Aura kebahagiaan melingkupi keduanya, terutama Pak Tani nan akhirnya dapat memiliki istri nan sangat cantik . Setelah resmi menjadi seorang suami pak tani semakin giat bekerja.

Lahan nan dimilikinya dia olah dengan penuh semangat. Hayati mereka dalam kondisi kecukupan. Tidak mengalami kekurangan hal suatu apa pun. Kebahagiaan nan melingkupi keluarga petani ini telah mengundang kecemburuan dari beberapa warga desa. Ada nan iri melihat kehidupan mereka dan menilai nan tidak-tidak pada pasangan itu.

“Orang itu niscaya memelihara makhluk halus,” kata orang nan cemburu itu kepada temannya. Kabar tak sedap tentang mereka sampai juga kepada pasangan ini. Tapi, hal ini tak membuat risau. Justru ini membuat mereka semakin giat bekerja.

Satu tahun kemudian, kehidupan nan dijalani oleh petani dan istrinya ini pun semakin bertambah dengan kehadiaran anaknya nan diberi nama Putra. Anak ini tumbuh menjadi anak nan sehat dan kuat. Meskipun agak nakal, tapi dia termasuk anak nan manis. Satu hal nan membuat orang tuanya heran dan tak habis pikir, yakni dia merasa perutnya selalu lapar meski baru saja makan. Bahkan, dia dapat menghabiskan makanan nan seharusnya buat mereka santap bertiga dihabiskan seorang diri.

Selain itu, Putra ini juga sering membuat orang tuanya jengkel. Meski memiliki tenaga nan kuat dan juga makannya banyak, tapi dia tipe anak nan malas. Setiap kali ayahnya minta bantuan, dia selalu menolaknya. Melihat perangai jelek anaknya ini, tak henti-hentinya istri petani itu mengingatkan suaminya agar bersabar. Bagaimana pun dia itu anak mereka. “Iya, saya akan bersabar. Dialah harta kita nan paling berharga,” kata pak petani kepada istrinya.

Tentu saja istri pak petani ini merasa bahagia sebab pak petani memiliki hati nan baik. “Syukurlah, Kanda dapat berpikiran seperti itu. Saya bahagia mendengarnya. Kanda memang suami nan baik.” Pujian tulus meluncur dari bibir istrinya itu nan masih tetap cantik seperti ketika mereka berjumpa buat pertama kalinya dulu. Kesabaran sepasang suami istri itu terus diuji dengan kelakuan Putra sehari-hari.

Hingga pada suatu hari, Putra diperintah ibunya buat mengirimkan makanan dan minuman ke ayahnya sebagai bekal makan siang. Tapi dasar Putra, bukannya dia menuruti perintah ibunya, tapi justru dia asyik bermain dengan teman-temannya, sedangkan Pak Tani di sawah menunggu kiriman dengan perasaan haus dan lapar. Akhirnya, dia langsung pulang dengan perut keroncongan. Pada saat itu, dia melihat Putra asyik bermain dengan teman-temannya. Kemarahan Pak Tani langsung memuncak.

Dijewernya telinga anaknya itu. Dengan kondisi marah dia berteriak, “Anak nakal. Tidak tahu diri. Dasar anak ikan!” Ups! Pak Tani rupanya sedang tak sadar telah mengucapkan kata nan terakhir itu.

Begitu selesai melampiaskan kemarahannya, tiba-tiba anak dan istrinya lenyap. Tidak meninggalkan jejak sama sekali. Dari tanah nan diinjaknya, secara perlahan-lahan muncul air. Semakin lama semakin banyak dan merendam desa itu dan juga desa tetangga. Air terus meluap semakin tinggi dan luas sehingga terbentuk telaga dan akhirnya menjadi danau. Inilah nan kemudian dikenal sebagai Danau Toba .

Inilah salah satu dari sekian banyak cerita nan ada dalam kumpulan legenda Indonesia. Semoga ada kegunaan nan dapat diambil.