Kelemahan Pemuliaan Tanaman

Kelemahan Pemuliaan Tanaman

Pemuliaan tanaman ialah usaha manusia buat mengubah susunan genetis tanaman. Kegiatan agrikulural ini mengubah susunan genetik secara tetap sehingga sifat ataupun morfologinya sinkron dengan keinginan manusia. Orang nan melakukan kegiatan agrikulural ini disebut pemulia tanaman. Kegiatan agrikulural ini bertujuan buat meningkatkan hasil tanaman nan produktif serta pemugaran mutu tanaman nan dihasilkan.

Peningkatan hasil tanaman nan produktif diupayakan buat menonjolkan daya hasil (misalnya kembang dan buah) dan kemampuan tanaman buat tahan terhadap hama, penyakit, serta lingkungan nan tak bersahabat. Selain itu, Kegiatan agrikulural ini nan produktif bertujuan meningkatkan daya tumbuh tanaman dan penyesuaian terhadap teknologi pertanian.

Sementara itu, mutu produk tanaman diarahkan buat peningkatan ukuran, kandungan vitamin maupun nutrisi di dalamnya, rona nan memikat, keunikan, keindahan, hingga pembuangan sifat-sifat tanaman nan kurang menguntungkan bagi manusia.



Tujuan Pemuliaan Tanaman

Awalnya, kegiatan ini ditujukan buat mendapatkan hasil (produksi pangan) nan lebih baik. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, terjadi pergeseran tujuan. Tujuan Kegiatan agrikulural ini kini merupakan taktik jangka panjang guna melakukan langkah antisipasi perubahan selera pasar atau perubahan lingkungan. Contohnya, pemuliaan tanaman jagung nan semula dilakukan semata buat mendapatkan tongkol jagung varietas unggul kini dilakukan buat menghasilkan tanaman jagung nan tahan banting dan kuat bertahan di cuaca ekstrem.

Pergeseran tujuan ini merupakan bentuk antisipasi perubahan iklim. Seiring dengan semakin panasnya suhu udara di bumi, para pakar agrikultural harus memutar otak buat berusaha menciptakan tanaman-tanaman nan ‘lolos’ seleksi alam buat bisa hayati pada 20 – 50 tahun nan akan datang, di mana iklimnya diperkirakan akan berbeda sehingga hanya tanaman nan kuatlah nan sanggup bertahan hidup.

Kini, secara generik ada dua tujuan dari kegiatan ini. Yang pertama ialah buat meningkatkan kepastian hasil, maksudnya ialah tanaman nan dimuliakan memiliki ciri kuat, cepat dipanen, tahan terhadap cuaca dan hama penyakit pengganggu, dan sebagainya. Adapun nan kedua ialah buat memperbaki kualitas produk tanaman tersebut. Artinya, sine qua non kemajuan atau pemugaran pada bentuk, ukuran, kandungan nutrisi, ketahanan simpan, dan rona hasil suatu tanaman nan dimuliakan. Dengan kemajuan teknologi di bidang bioteknologi, kedua tujuan primer ini bisa lebih mudah tercapai.



Macam-Macam Metode Pemuliaan Tanaman

Kegiatan agrikulural ini diawali dengan upaya meningkatkan variasi genetik nan dilanjutkan dengan seleksi pada keturunan terbaik. Ada beberapa cara buat meningkatkan variasi genetik. Cara nan konvensional ialah menggunakan metode introduksi, persilangan, dan manipulasi genom. Sementara proses modern nan seringkali disebut sebagai bioteknologi, ialah manipulasi gen atau bagian kromosom serta transfer gen.

1. Introduksi

Introduksi berarti mendatangkan bahan standar tanaman dari loka nan berbeda. Ini merupakan metode pemuliaan nan paling sederhana. Introduksi diilhami oleh teori “pusat keanekaragaman” nan diperkenalkan oleh pakar nabati Rusia, N.I. Vavilov. Metode introduksi mendatangkan berbagai varietas tanaman dari loka nan berbeda-beda, lalu dikembangbiakkan secara vegetatif. Ada beberapa tanaman nan telah dimuliakan dengan cara ini, di antaranya ketela pohon dan jeda pagar.

2. Persilangan

Persilangan ialah cara kedua nan paling populer buat meningkatkan variasi tanaman. Sebagai contoh, menyilangkan tanaman gandum supaya tahan terhadap tanah dengan kadar garam nan tinggi. Bahkan, semua tanaman padi, jagung, dan kedelai, nan ditanam sebagai tanaman komoditi di negeri ini merupakan hasil persilangan. Bila diamati secara mendalam, sebenarnya persilangan telah memanfaatkan ilmu manipulasi komposisi gen. Bukan sekadar mengawinkan dua varietas tanaman nan berbeda. Persilangan banyak dipilih sebagai metode perbanyakan variasi sebab murah, efektif, efisien, dan mudah dilakukan.

3. Manipulasi Genom

Manipulasi genom merupakan proses mengubah susunan gen menggunakan manipulasi ploidi, baik penggandaan set kromosom maupun perubahan jumlah kromosom. Sebagai contoh, semangka tanpa biji. Semangka ini sebenarnya merupakan persilangan antara semangka tetraploid dengan semangka diploid. Sejatinya, dalam manipulasi genom, masih diperlukan persilangan buat menghasilkan individu baru nan lebih unggul.

4. Manipulasi Gen

Manipulasi gen merupakan metode pemuliaan tanaman dengan menggunakan penerapan genetika molekuler dan juga mutasi gen. Teknik nan dilakukan, di antaranya tilling , teknologi antisense, gene silencing , teknologi RNAi, rekayasa gen, hingga over-expression . Dalam skala laboratorium, teknik-teknik tersebut telah sukses dibuktikan. Namun, hingga saat ini, belum ada varietas baru nan dihasilkan, khususnya buat kebutuhan komersil.

5. Transfer Gen

Nama lain metode ini ialah transformasi DNA. Caranya, dengan menyisipkan gen dari organisme lain ke dalam DNA tanaman buat tujuan tertentu. Tanaman nan dihasilkan biasanya mendapat sebutan tanaman transgenik. Sebagai contoh, gen Agrobacterium tumefaciens nan disisipkan ke dalam tanaman tembakau mampu membuat tanaman tersebut tahan terhadap antibotik tertentu.

Meskipun kemajuan teknologi telah membuktikan keandalan metode ini sehingga hasil produk nan diperoleh lebih sinkron dengan asa manusia, berbagai aksi protes dan penentangan dilakukan oleh sejumlah kelompok pencinta lingkungan. Hal ini disebabkan kekhawatiran dari berbagai pihak akan akibat kerusakan lingkungan nan ditimbulkan bila metode ini dikembangkan secara luas.



Kelemahan Pemuliaan Tanaman

Meski dalam konsepnya kegiatan ini terlihat sangat ideal dan tepat diaplikasikan buat mengatasi krisis pangan dunia, pada kenyataannya kegiatan ini masih memiliki banyak kelemahan nan harus diperbaiki dan menjadi bahan pertimbangan buat mereka nan masih ragu-ragu melaksanakan kegiatan ini. Sejumlah pakar nan kontra terhadap aplikasi kegiatan ini memang memiliki alasan tersendiri atas keprihatinan mereka terhadap program ini. Inilah beberapa kelemahan dari pemuliaan tanaman.

1. Menyempitnya keanekaragaman genetis

Ini ialah dampak dari ‘bermain-main’ dengan gen tanaman. Ini juga merupakan isu nan muncul sejak awal program ini dilakukan. Karena program ini fokus buat meningkatkan kualitas suatu tanaman (sifat dan hasilnya), hanya sebagian kecil variasi genetik nan mendominasi kebun; yakni nan dianggap unggul saja. Seleksi variasi tanaman nan unggul dan nan tak unggul inilah nan menyebabkan semakin sempit keanekaragaman genetis tumbuhan nan dibudidayakan oleh manusia.

Hal ini lantas menjadi semakin parah dengan terlalu spesifiknya pilihan kultivar nan dibudidaya oleh petani sebab konsumen menuntut keseragaman produk. Akibatnya, tanaman malah menjadi rentan terserang hama penyakit. Endemi besar hama dan penyakit beberapa kali terjadi dampak hal ini. Jika penyempitan variasi ini dibiarkan, lama-kelamaan kegiatan pemuliaan tanaman ini sendiri akan stuck alias mengalami stagnansi.

Menyadari hal ini, para praktisi program ini berusaha mengawinsilangkan tanaman dengan kerabat jauhnya atau dengan spesies tanaman berbeda agar muncul varietas baru sehingga keanekaragaman genetis akan semakin meluas, bukannya menyempit.

2. Dikuasainya plasma nutfah

Karena pemuliaan tanaman dan berbagai metode modernnya dilakukan oleh perusahaan benih nan cukup besar dan memiliki teknologi tinggi, plasma nutfah otomatis akan dikuasai oleh mereka. Adapun petani kecil dan masyarakat adat nan menguasai benih lama-kelamaan terdesak sebab tidak mampu bersaing dengan perusahaan benih besar. Jika sudah begitu, mereka akan menjadi ketergantungan terhadap pasokan benih dari perusahaan besar. Ini tentunya tak adil, terutama menurut mereka nan anti-kapitalisme.

Untuk menghindari terjadinya hal ini dalam kegiatan ini, ada suatu solusi nan ideal. Solusi tersebut ialah dengan mengaplikasikan konsep pemuliaan tanaman partisipatif. Dengan konsep ini, plasma nutfah dikuasai oleh petani pemiliknya, sedangkan perusahaan besar memperoleh untung dari pemanfaatan sumber daya genetiknya.