Kemiskinan - Faktor Primer Kurang Gizi

Kemiskinan - Faktor Primer Kurang Gizi

Peristiwa kurang gizi pada balita dan anak-anak merupakan kejadian bertentangan dengan harapan apabila terjadi di Indonesia pada masa sekarang. Kurang gizi menjadi potret buram bangsa ini nan notabene mengaku negara makmur gemah ripah loh jinawi.

Di saat perekonomian Indonesia beranjak baik, tetapi di sisi lain ternyata ada sebagian saudara kita nan tidak beruntung mungkin sebab faktor kesulitan ekonomi sehingga mengakibatkan kurang gizi pada balita dan anak-anak. Kurang gizi menyebabkan gangguan kesehatan dan timbulnya penyakit berbahaya seperti beri-beri, rabun jauh, dan lain sebagainya.

Sekarang ini masih banyak anggota masyarakat nan kekurangan gizi atau gizi buruk. Dengan kenyataan seperti ini, apakah Indonesia termasuk dikategorikan negara makmur?



Rakyat Kurang Gizi - Cerminan Bobroknya Pembangunan

Indikasi negara makmur salah satunya ialah tidak ada satupun rakyatnya nan kelaparan, kurang gizi, apalagi wafat kelaparan. Kalau masih ada kejadian seperti itu, berarti negara itu belum sepenuhnya makmur. Ada permasalahan pokok mengenai distribusi kesejahteraan nan selama ini digaungkan oleh pemerintah.

Permasalahannya antara lain layanan kesejahtaraan tidak mencapai target sebab hambatan jarak, transportasi, maupun perwakilan pemerintahan nan gagal survei. Akibatnya, ada masyarakat nan tidak menerima layanan kesehatan perdeo dan beras murah.

Pembangunan bangsa nan tidak menyentuh rakyat membuat rakyat miskin tetap terhimpit kemiskinan, kurang pangan, dan kurangan gizi. Contoh negara nan gagal membangun kesejahteraan rakyat ialah negara-negara Afrika nan kerap berkonflik sendiri hingga rakyatnya terabaikan dari perhatian pemerintah/rezim.

Indonesia pernah mengalami kelaparan massal ketika masa-masa suram saat bangsa ini dibelenggu penjajahan. Kejadian luar biasa penyakit beri-beri sebab kurang gizi menjadi kelaziman di masa itu. Namun setelah Indonesia merdeka dan pembangunan diteruskan oleh rezim Orde Baru di bawah HM Soeharto, permasalah primer mulai surut.

Walaupun demikian, ada beberapa daerah nan belum merasakan kesejahteraan di masa pembangunan modern. Masalah ironis ini kerap melanda Papua nan notabene daerah kaya tapi rakyatnya banyak nan terlantar. Kualitas hidupnya di bawah tingkat kesejahteraan. Padahal Papua memiliki sumber tambang mineral dengan eksplorasi nan menghasilkan nilai devisa besar buat negeri ini.

Namun di sisi lain, pembangunan di Papua jauh dari harapan, terutama pembangunan kesejahteraan masyarakat lokal. Padahal sekarang ini di bawah pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono dibentuk kementerian baru nan khsusus mengurusi akselerasi pembangunan Indonesia Timur. Namun hasilnya belum menunjukkan kemajuan signifikan.



Kemiskinan - Faktor Primer Kurang Gizi

Kemiskinanlah nan menyebabkan kejadian kekurangan gizi pada balita dan anak-anak. Orangtua balita nan terbelit kemiskinan mengakibatkan kualitas hayati mereka menurun. Makan tiga kali sehari ialah sebuah kemewahan. Bayangkan saja di zaman modern seperti ini ternyata ada saja saudara kita nan terpaksa makan nasi aking lantaran tidak dapat beli beras.

Tahukah Anda apa itu nasi aking? Nasi aking ialah nasi bekas nan dijemur hingga kering, kemudian ditanak lagi buat dikonsumsi. Nasi aking sebenarnya pakan bebek dan ayam kampung. Sekali lagi, ketiadaan uang buat membeli beras, menjadikan mereka memiliki nasi aking buat dikonsumsi, termasuk anak-anak pun terpaksa makan nasi keras.

Padahal nasi aking sama sekali tidak ada nilai gizinya. Akhirnya mereka kurang gizi, belajar di sekolah tidak efektif, dan otak tidak dapat diajak belajar sebab asupan gizi sangat jauh dari standar. Kemiskinan menjadi masalah primer Indonesia, separuh orang Indonesia hidupnya jauh dari baku sejahtera.

Banyak sekali penyebab kemiskinan, salah satunya ialah tingkat pendidikan rendah sehingga mereka tidak dapat bersaing mencari kerja dan terpaksa menganggur atau kerja serabutan. Kemudian miskin sebab tidak ditolong oleh pemerintah sehingga mereka tidak dapat mencari penghidupan layak.

Misalnya nelayan nan hidupnya bergantung pada faktor cuaca. Ketika kondisi bahari sedang bersahabat, nelayan dapat melaut walau modalnya terpaksa pinjam. Namun ketika cuaca jelek nan berlangsung berhari-hari, nelayan tidak dapat berbuat apa-apa sehingga buat keperluan makan anak, istri terpaksa pinjam kepada lintah darat. Inilah penyebab orang miskin semakin terpuruk pada jurang nestapa sebab terbelit rentenir.



Dampak Kurang Gizi

Jika kenyataan gizi jelek tidak lekas ditangani oleh pemerintah, akan ada generasi nan hilang/ lost generation kelak. Padahal anak-anak kita ialah penerus pembangunan negeri ini. Kelak merekalah nan memimpin negeri ini. Entah apa nan terjadi di masa depan, ketika masa anak-anak tetap ada nan kekurangan pangan dan kurang gizi . Bala humanisme nan seharusnya tidak ada tetap terjadi di depan mata kepala kita. Padahal banyak sekali akibat jelek dari kurang gizi pada anak-anak.

Berikut ini sekilas akibat jelek kekurangan gizi pada anak.



1. Kekurangan Vitamin A

Vitamin A sangat krusial bagi kesehatan manusia terutama balita dan anak-anak. Vitamin A bermanfaat buat kesehatan mata. Vitamin A banyak terkandung pada wortel, peapaya, tomat, dan biji-bijian seperti kacang merah, kacang tanah dan lain sebagainya. Kekurangan vitamin A bisa menyebabkan mata rabun, cepat minus, dan lazy eye atau enggan membaca terlalu lama sebab mata kerap berair.



2. Kekurangan Vitamin B Komplek

Ada beberapa jenis makanan nan mengandung vitamin B nan diperlukan buat membangun stamina serta pertumbuhan badan pada balita dan anak. Vitamin B banyak terdapat pada nasi, jagung, kacang-kacangan, dan kentang. Kekurangan vitamin B pada anak-anak maupun orang dewasa bisa menyebabkan kurang darah dan gangguan masa pertumbuhan. Beri-beri merupakan salah satu penyakit nan disebabkan oleh kekurangan vitamin B.



3. Kurang Asupan Kalsium

Makanan mengandung kalsium sangat bermanfaat buat pertumbuhan tulang, gigi, dan kulit. Kalsium dan mineral terdapat pada susu sapi, makanan bahari seperti ikan, cumi-cumi, dan kepiting. Selain itu, mineral dan kalsium juga terdapat pada kacang-kacangan. Kekurangan kalsium mengakibatkan pertumbuhan gigi tidak normal. Anak nan kurang asupan mineral dan kalsium, pertumbuhan badannya lamban.



Solusi Prmanen Mengatasi Kekurangan Pangan dan Kurang Gizi

Sudah saatnya masalah kekurangan pangan dan kekurangan gizi diatasi. Jangan ada lagi sebagian rakyat makan nasi aking sebab tidak mampu beli beras. Pemerintah harus benar-benar turun tangan buat menyelesaikan semua ini. Sangat memalukan di mata internasional jika Indonesia nan dulu mampu membuat pesawat terbang sendiri, ternyata sekarang masih ada sebagian saudara kita kekurangan gizi.

Pembangunan kesejahteraan rakyat harus diterapkan sampai ke bawah. Potong birokrasi nan rumit buat mendapatkan pelayanan kesehatan perdeo dan subsidi beras. Jangan ada lagi rakyat jelata dijadikan ikon buat menaikkan gambaran calon kepala daerah pada pemilihan daerah.

Sungguh memuakkan melihat iklan politikus nan memakai rakyat buat kepentingan politik mereka. Setelah mereka terpilih menjadi wakil rakyat maupun pemimpin daerah, lantas melupakan janji-janjinya.

Memutuskan lingkaran setan kemiskinan caranya ialah dengan menyediakan lapangan pekerjaan kepada rakyat. Berikanlah latihan life skill nan dapat bermanfaat menopang perekonomiannya.

Pemerintah juga harus menyediakan fasilitas keuangan berupa kredit dengan kembang ringan buat kalangan pelaku perekonomian mikro. Buatllah blue print jelas tentang kesejahteraan rakyat dan pembangunan Indonesia bagian timur nan selama Orde Baru selalu terabaikan.

Sudah saatnya masyarakat Indonesia Timur menikmati pembangunan dan kemakmuran nan dihasilkan dari sumber daya alamnya sendiri. Berikan mereka ruang buat menentukan pembangunan nan sinkron dengan karakter mereka. Jangan ada lagi peristiwa kejadian luar biasa berupa kelaparan dan kurang gizi di Indonesia.