Gejala Tipes

Gejala Tipes

Mendengar kata penyakit tipes, mungkin sudah tak asing lagi bagi Anda. Penyakit ini memang merupakan penyakit nan selalu ada di masyarakat. Bahkan dapat juga disebut endemik. Di global ini, setiap tahunnya terdapat kasusgejala tipestak kurang dari 17 juta dengan 600 ribu diantaranya berujung pada kematian. Wow, sepertinya tak main-main nan namanya penyakit tipes ini.

Tipes memang merupakan penyakit nan sangat sering dijumpai dan sangat generik dialami masyarakat Indonesia dan sayang sekali selalu dianggap penyakit nan sepele. Padahal gejala tipes, jika tak segera ditangani dapat berakibat fatal, bahkan sampai pada kematian, seperti nan telah terjadi pada beberapa kasus.

Selain itu, pengidap penyakit tipes, sekitar 2 persen diantaranya seringkali menjadi semacam carrier atau pembawa. Tentu saja, mereka dapat dengan mudah menularkannya pada orang lain di lingkungannya.

Penderita penyakit tipes di Indonesia sendiri jumlahnya tidak sedikit. Setiap tahunnya berjumlah rata-rata 800 sampai dengan 100.000 orang. Gejala tipes atau nan juga dikenal dalam global medis sebagai demam tifoid ini biasanya banyak muncul pada musin kemarau dan seringkali menyerang pada anak perempuan. Lebih membahayakan lagi, penyakit ini rata-rata menyerang anak-anak dibawah usia 5 tahun.



Penyebab Penyakit Tipes

Untuk mengenali lebih jauh penyakit tipes ini, ada baiknya semua orangtua terlebih dulu tahu penyebab-penyebabnya. Dengan begitu, diharapkan mereka dapat mengadakan pencegahan dan perlindungan bagi para anak-anak mereka buat tak terserang tipes.

Penyebab dari penyakit nan satu ini ialah homogen bakteri dengan nama Salmonella anterica , dimana menurun pada turunannya yaitu Salmonella Typhosa . Bakteri ini biasanya masuk ke dalam tubuh manusia terutama perut melalui makanan atau minuman nan telah tercemar.

Bersarang di dalam usus halus, bakteri ini kemudian melakukan menyerangan terhadap dinding usus disana. Seperti nan sudah dikatakan sebelumnya, akan sangat berbahaya ketika penyakit ini dibiarkan, sebab bakteri dapat dengan leluasa menggerogoti usus hingga menyebabkan usus berlubang.

Cara penularan penyakit tipes ini biasanya melalui kotoran. Kotoran hewan seperti reptil, unggas, telur, daging nan kurang matang dalam pemasakannya, anjing, kucing, dan sejenisnya merupakan pembawa penyakit nan satu ini. Karena di dalam usus hewan serta kotorannya, bakteri ini dapat hayati sangat normal.



Gejala Tipes

Gejala-gejala tipes itu sendiri banyak sekali nan bisa diamati. Karena menyerang bagian usus, maka hal pertama nan mengalami gangguan tentu saja saluran pencernaan terutama pada usus halusnya. Dari sana, bakteri ini kemudian mengikuti kemana darah beredar.

Ketika sudah sampai di hati atau limpa, maka dia akan berkembang biak di loka itu dan inilah nan biasanya menyebabkan rasa nyeri ketika diraba. Secara umum, gejala-gejala tipes nan dapat diamati oleh orang awam diantaranya adalah:

  1. Demam nan terjadi pada malam hari, biasanya berlangsung selama seminggu. Jika pada anak, hal ini tak akan tampak pada siang hari sebab si anak akan nampak segar seolah tidak ada nan terganggu. Demam nan terjadi ini biasanya diatas 39 derajat celcius.
  2. Rasa mual dan muntah nan diakibatkan sebab bakteri ini menyerang hati dan limpa sehingga menyebabkan adanya pembengkakkan nan menekan bagian lambung si penderita. Karena lambung tertekan, otomatis makanan nan dapat masuk pun menjadi sedikit. Jika dipaksakan, maka akan timbul rasa mual sampai pada muntah.
  3. Rasa lemas dan kepala pusing. Gejala ini biasanya juga disertai dengan sakit perut. Rasa lemas dan pusing merupakan dampak dari demamnya nan tinggi, sedangkan penyerangan hati dan limpa menyebabkan si penderita merasa kesakitan pada daerah perunya.
  4. Lidah nan kotor. Pada anak, lidah nan kotor memang sering manandakan bahwa dia sedang tak enak badan. Namun untuk gejala tipes yang ini, lidah si anak berwarna putih di tengah-tengah, sedangkan pinggirnya merah. Rasa mulutnya juga cenderung getir dan biasanya berimbas pada nafsu makannya. Kebanyakan, ia hanya akan menyukai makanan-makanan nan berasa asam atau pedas.
  5. Diare dan mencret. Bakteri nan menyerang pada saluran pencernaan biasanya selalu akan menyebabkan diare serta mencret pada si penderita. Walaupun memang ada beberapa kasus nan justru mangalami konstipasi atau buang air besar keras atau sulit.
  6. Pingsan. Gejala ini merupakan gejala pada taraf nan lebih parah. Anak nan tak tahan dengan rasa sakit nan dideritanya akan lebih banyak berbaring tanpa bergerak sebab tubuhnya juga terasa lemas. Dan jika sampai berlarut-larut, dia dapat mengalami pingsan.
  7. Terdapat ruam-ruam datar pada kulit terutama perut dan bagian dada atau berupa bintik-bintik merah.
  8. Mimisan juga dapat dialami pada beberapa penderita tipes ini.
  9. Pada bayi atau anak di bawah usia 1 tahun, gejala tipes ini biasanya ditandai dengan adanya fontanel konkaf atau noda halus pada bagian atas kepala, disertai dengan kelesuan, menangis tanpa air mata, serta diare.

Mengingat bahaya nan dapat ditimbulkan dari penyakit tipes ini, perlu adanya tindakan cepat. Jika terjadi pada anak, sebaiknya para orang tua cepat tanggap dengan melakukan tindakan pertama, yaitu tak memberikan makanan-makanan nan akan lebih membahayakan penderita tipes ini seperti:

  1. sayur-sayuran nan tinggi serat, misalnya kangkung, bayam, dan sejenisnya
  2. makanan-makanan nan pedas meskipun si anak sangat menginginkannya diakibatkan sebab mulutnya nan terasa getir tadi
  3. Untuk lima hari pertama, si anak juga dilarang diberikan buah-buahan kecuali air jeruk. Itupun diberikan sesudah makan.


Membedakan Gejala Tipes dengan DBD

Salah satu gejala tipes nan menyebutkan adanya bintik-bintik merah di kulit mengingatkan kita pada salah satu penyakit nan juga sangat generik kita temui di tengah-tengah masyarakat, yaitu DBD atau Demam Berdarah Dengue. Kedua penyakit ini memang memiliki gejala nan hampir mirip. Gejala tipes agak sulit dikenali dibandingkan dengan DBD. Namun ada cara-cara buat menbedakannya, diantaranya adalah:

  1. 1.Untuk demam pada DBD biasanya berlangsung sepanjang hari. Namun pada tipes, demam hanya terjadi pada malam hari saja dan biasanya dimulai saat sore hari. Pada tipes, demam ini dapat menyebabkan rasa nyeri nan luar biasa pada kepala bahkan nan lebih parah sampai pada keadaan kelenger atau tidak sadarkan diri.
  2. 2. Pada DBD, gejala nyeri terdapat pada ulu hati sampai pada bagian pusar, sedangkan gejala tipes terjadinya nyeri ialah pada bagian perut.

Itu tadi merupakan disparitas secara generik gejala tipes dan DBD nan bisa diamati secara mudah oleh kita orang awam. Namun, tidak menutup kemungkinan juga segala gejalanya memang menyebabkan para orang tua panik karena nan namanya anak-anak seringkali tidak dapat membedakan dimanakah letak dia merasakan sakit di bagian tubuhnya.

Untuk itu, langkah nan paling tepat jika anak anda menderita demam tinggi nan tidak kunjung sembuh selama 4 hari ialah membawanya ke dokter buat dilakukan tes darah. Dari tes itulah, akan diketahui bahwa anak anda sedang menderita tipes, DBD atau penyakit lainnya nan kemungkinan memiliki gejala nan sama dengan gejala tipes.

Bagaimanapun juga, pencegahan akan tetap lebih baik dari cara pengobatan dari manapun. Jika sudah kita ketaui penyebab dari tipes ini bersumber pada kotoran, maka amatlah bijak selalu manjauhkan anak dari hal-hal nan kotor. Disamping itu, makanan-makanan olahan sendiri nan terjamin higienitasnya jauh lebih baik dibandingkan kita biarkan anakanak mengkonsumsi makanan jajanan.

Semudah apapun penanganan pada suatu penyakit, semoga anak anda selalu terhindar dari segala gejala tipes nan telah disebutkan di atas. serta semoga artikel ini bisa memudahkan Anda dalam menangani hal ini.