Mengenal Penyakit Autisme Lebih Dalam

Mengenal Penyakit Autisme Lebih Dalam



Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Autisme
  1. Faktor genetik, yaitu faktor keturunan. Jika ada salah satu dari anggota keluarga nan menderita autis, maka peluang buat melahirkan anak autisme menjadi lebih besar.
  2. Perkembangan otak, dalam hal ini ketidakseimbangan neurotransmitter (dopamine dan serotonin) juga bisa menyebabkan penyakit autisme pada anak.
  3. Usia orang tua juga mempengaruhi terjadinya penyakit autisme, semakin tua usia orang tua ketika memiliki anak, maka semakin tinggi risiko anak terkena autis.
  4. Pengaruh obat-obatan juga bisa memberikan akibat autis terhadap anak-anak. Terutama obat-obatan nan dikonsumsi ibu pada saat masih dalam kandungan, misalnya obat nan digunakan buat mencegah rasa mual dan muntah selama hamil, obat buat insomnia, maupun obat nan digunakan buat mengobati rasa cemas.
  5. Kandungan pestisida nan tinggi pada makanan juga bisa menyebabkan penyakit autis. Dari hasil penelitian para pakar diperoleh bahwa zat pestisida bisa mengganggu fungsi gen nan terdapat pada sistem syaraf pusat.


Mengenal Gejala Dini Penyakit Autisme

Gejala penyakit autisme sebenarnya sudah tampak di saat anak berusia di bawah tiga tahun, bahkan sebagian orang tua bisa mendeteksi gejala tersebut ketika anak berusia sembilan bulan. Berikut ialah beberapa gejala buat mengetahui apakah anak Anda menderita penyakit autisme:

  1. Anak tak memiliki rasa tertarik pada temannya/anak lain buat bersosialisasi.
  2. Anak mengalami keterlambatan bicara atau bahkan tak bisa berbicara.
  3. Anak tak pernah menggunakan telunjuk buat menunjukkan sesuatu nan menarik baginya.
  4. Anak Anda tak pernah menatap mata Anda lebih dari dua detik.
  5. Anak sporadis meniru ekspresi/raut paras Anda.
  6. Anak tak bereaksi pada saat namanya dipanggil.
  7. Anak nan menderita penyakit autisme biasanya tak mau dipeluk.
  8. Bila anak didekati buat bermain, biasanya anak penderita autis akan menjauh dan menyendiri.
  9. Melakukan gerakan nan sama dan terus-menerus berulang-ulang hingga berjam-jam.
  10. Tertarik atau terpaku pada benda nan berputar seperti roda.
  11. Sesekali waktu anak terlihat sangat hiperaktif, namun ada juga anak nan terlalu diam.
  12. Tidak bisa mengendalikan emosi, sehingga sering mengamuk.


Mengenal Penyakit Autisme Lebih Dalam

Anak-anak nan mengalami sindrom ini sering disebut sebagai anak malaikat sebab paras nan polos dan sifat mereka nan juga naif. Anak-anak dengan sindorm autis ringan tak dapat melakukan upaya berpura-pura atau berbohong sebab mereka selalu mengatakan sesuatu secara jujur dan apa adanya.

Sementara itu, para penyandang sindrom autisme berat memiliki paras nan lebih cerah dengan kecantikan dan ketampanan paras tertentu. Akan tetapi, konduite mereka seringkali dianggap sebagai konduite nan tak normal bahkan sangat mengganggu, apalagi ketika mereka dalam keadaan marah dan kesal sehingga sulit buat dikendalikan oleh siapa pun.

Seperti nan sudah dijelaskan di atas, terdapat beberapa faktor nan dapat menyebabkan seseorang mengalami autisme. Sebuah penelitian pernah menemukan bahwa penyebab primer autisme ialah sebab keracunan sel mutasi gen nan diakibatkan oleh gambaran logam berat seperti merkuri dan plumbum. Hal tersebut terjadi sebab adanya perkembangan teknologi nan di dalamnya disertakan logam sebagai unsur pengawet bahan makanan.

Faktor tersebut ternyata tak hanya berpotensi menyebabkan kelainan pada sistem fungsi organ tubuh, tapi juga pada bagian otak manusia. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mencari tahu terlebih dahulu bagaimana ciri-ciri autisme serta hal apa nan menjadikan seseorang menderita penyakit tersebut.



Definisi Autisme

Autisme merupakan suatu kondisi atau keadaan di mana seseorang memiliki berbagai hal dan dunianya sendiri. Oleh karena itu, para penyandang autis sering melakukan kegiatan sendiri bahkan bercakap-cakap dengan diri mereka sendiri. Gejala ini memperlihatkan bahwa global nan ada di dalam imajinasi dan pikirannya jauh lebih menarik dibandingkan dengan global konkret nan ada di sekelilingnya.

Dengan demikian, haal nan paling sulit buat dilakukan terhadap pengidap autisme ialah mempertemukan kepribadiannya dengan kehidupan konkret nan terdapat di luar negeri khayalannya. Hal ini disebabkan oleh para penderita autisme lebih suka hayati dalam jangkauan imajinasinya dan enggan buat berhubungan dengan global luar nan lebih nyata.

Autisme merupakan suatu cara berpikir nan dikendalikan oleh kebutuhan diri sendiri secara personal sehingga para pengidap penyakit ini akan menganggap apa nan dilihatnya dalam global khayal sebagai sebuah fenomena nan memang sedang terjadi di global ini. Hal itulah nan membuat mereka sulit buat menerima fenomena bahwa apa nan dilihat, didengar, dirasakan, dan dialaminya merupakan sebuah imajinasi belaka.

Para penyandang autisme selalu tak mengindahkan apa nan dikatakan dan disentuh oleh orang lain. Mereka cenderung melakukan hal nan mereka sukai dan menganggap sahih apa nan di dalam pikirannya memang benar. Gangguan komunikasi pun kemudian terjadi sehingga komunikasi nan terputus itu dapat mengakibatkan susahnya bersosialisasi dengan orang lain, bahkan dengan orang tua atau kerabatnya sendiri.

Seorang penderita autisme akan menghadapi fenomena dengan dua cara, yaitu tak memedulikannya sama sekali dan bertindak seolah-olah tak ada stimulasi apa pun nan bergerak buat membuatnya bertindak atau berpikir. Cara lainnya ialah dengan menolak dan memberontak sehingga mereka sering bertingkah laku seolah-olah orang lain telah mengganggu kehidupannya.

Komunikasi terputus seperti itulah nan kemudian menjadikan kesulitan bagi penyandang autisme buat menerima keberadaan dirinya secara utuh. Berbagai hal nan datang dari luar khayalannya akan sangat sulit buat diterima sehingga dibutuhkan pendidikan dan pedagogi spesifik kepada mereka buat dapat menerima ilmu pengetahuan dan wawasan nan dibutuhkan.



Ciri-ciri Generik dan Spesifik Penyandang Autisme

Berikut ini ialah hal-hal nan dapat menjadi ciri-ciri penyandang autisme secara generik :

  1. Kebanyakan para penyandang autisme lebih suka hayati menyendiri dan bersikap acuh tidak acuh terhadap global di sekitarnya.
  2. Kurangnya respon terhadap rangsangan nan diberikan secara konkret kepada para penyandang autisme.
  3. Para penyandang autisme sering melakukan berbagai gerakan secara berulang-ulang, seperti bergoyang atau menganggukkan kepala.


Sementara itu, ciri-ciri spesifik para penyandang autisme ialah sebagai berikut :

  1. Adanya kesulitan para penyandang autisme dalam berkomunikasi secara baik dan sahih dengan orang lain atau dengan versus bicaranya. Kebanyakan dari mereka juga tak dapat berbicara dengan baik dan sahih seperti halnya anak sesusianya. Ada pula sebagian dari mereka nan sama sekali tak ingin berbicara meskipun sudah diberikan berbagai macam stimulasi nan cukup kuat.
  2. Adanya gerakan eksklusif buat memperlihatkan respon terhadap rangsanga nan dilakukan secara kuat pada beberapa penyandang autisme.
  3. Para penyandang autimse memiliki kesulitan buat bersosialisasi sebab global imajinernya sudah terisolasi dengan baik sehingga mereka tak mampu melihat global konkret nan sedang ditempatinya ini.
  4. Berbagai kelainan penginderaan dapat juga terjadi pada para penyandang autisme, seperti halnya sensitivitas terhadap cahaya, suara, sentuhan, dan hal lain nan berhubungan dengan alat panca indera.
  5. Tidak adanya reaksi impulsif atau konduite refleks nan dapat dilakukan oleh penyandang autisme. Konduite mereka dapat sangat pasif atau bahkan cenderung hiperaktif. Hal tersebut bergantung pada global imajiner nan dimiliki oleh masing-masing penyandang autisme.