Prestasi Akademik Sebagai Jaminan

Prestasi Akademik Sebagai Jaminan

Pengertian prestasi belajar siswa , sering kali hanya diartikan dan ditandai dengan meraih predikat kampiun kelas dalam ujian semester. Sementara bagi siswa nan tak memperoleh peringkat kampiun kelas, dikategorikan sebagai siswa nan kurang berprestasi. Benarkah pemahaman demikian ini?

Tentu saja pengertian prestasi belajar siswa nan sempit tersebut kurang begitu tepat. Sebab pada dasarnya seorang siswa memiliki talenta dan kemampuan nan tak sama antara satu siswa dan siswa lainnya. Sehingga, evaluasi dan definisi prestasi tak dapat diselesaikan hanya dari satu sudut pandang akademis saja.

Masih banyak faktor lain nan dapat menjadi indikator seorang siswa memiliki prestasi atau tidak. Di antaranya ialah prestasi di bidang olah raga, kesenian atau juga di bidang ketrampilan. Siswa nan dapat mengembangkan minat serta talenta di masing-masing bidang tersebut juga layak buat dikategorikan sebagai siswa berprestasi. Bukan sekedar hanya fundamental pada evaluasi angka di raport saja sebagai ukuran apakah seorang siswa memiliki prestasi atau tidak.



Karakteristik Siswa Sukses

"Sukses" ialah kata nan sangat menyesatkan. Banyak ingin menyamakan buat menjadi berhasil hanya dalam hal penelitian, tetapi juga meliputi kualitas lainnya. Mari kita melihat melalui kualitas ini 'siswa nan baik' di bagian berikut.



  1. Berpengetahuan luas

    Pengetahuan ialah bahwa salah satu faktor kunci nan mendefinisikan siswa. Memiliki pengetahuan nan tak hanya terbatas pada buku dan silabus tetapi juga mencakup hal-hal tentang urusan saat ini dan lain-lain.

    Hal ini memungkinkan dia buat mengeluarkan dari semua nan dia miliki dan menggunakannya dalam studinya. Hal ini juga memungkinkan dia buat menetapkan tujuan nan realistis dan kemudian berusaha buat mencapainya.




    Pekerja keras

    Tidak ada nan jadi apapun tanpa kerja keras dan itulah apa nan siswa nan baik harus menanamkan. Seorang siswa pekerja keras bukanlah seseorang nan akan menghindar dari pekerjaan, atau mencoba buat menemukan cara buat mendapatkan pekerjaan nan dilakukan dengan cepat atau demi menyelesaikan apa nan dihadapi. Dia bukan seseorang nan akan melakukan pekerjaannya dengan tulus dan dimasukkan ke dalam semua upaya tanpa mengorbankan kualitas.




    Terorganisir

    Seorang siswa nan baik memiliki kemampuan organisasi nan besar. Dia memiliki kemampuan buat merencanakan dan mengatur tak hanya hal-hal, tetapi pikirannya juga. Menjadi terorganisir memungkinkan seseorang harus siap buat semua situasi nan mengikuti dan sebab itu, ia mampu memberikan semua nan dia miliki.

    Misalnya, jika ia memiliki tes atau pertandingan olahraga di akhir minggu dan dia sudah menuliskan poin atau telah membuat catatan dari tugasnya kelak dan ia akan mengikuti semua arahan dengan segera, maka itu memungkinkan dia banyak waktu buat mempersiapkan semua praktek atau keterampilan dan dengan demikian bekerja di dalamnya buat memperbaiki diri. Hal ini tak mungkin terjadi jika ia leha leha.



Faktor nan Mempengaruhi Prestasi Belajar

Di sekolah siswa diajarkan tak hanya tentang global akademis. Siswa juga diajarkan buat dapat menggali potensi dan talenta nan ada pada dirinya. Baik itu nan terkait dengan global akademis atau tidak. Namun selain faktor sekolah, ada beberapa faktor lain nan menunjang prestasi belajar seorang siswa. Faktor-faktor tersebut di antaranya ialah :

  1. Kecerdasan. Hal ini merupakan kapital seorang siswa buat mengembangkan semua informasi nan didapatnya guna menghasilkan sesuatu nan lebih baik bagi dirinya maupun lingkungannya.
  2. Bakat. Komponen ini merupakan faktor nan sudah bersifat "given" atau karunia dari Tuhan. Sehingga, dalam perkembangannya manusia hanya bertugas buat menggali talenta apa nan menjadi kelebihan seseorang.
  3. Minat. Faktor ini berasal dari dalam jiwa seorang siswa. Apakah dirinya memiliki minat dan kemauan buat belajar dan mempelajari sesuatu atau tidak. Minat dapat berperan dominan dalam menentukan taraf prestasi seorang siswa, sebab minat merupakan pendorong nan paling besar dalam proses belajar seorang siswa.
  4. Motivasi. Merupakan faktor pendukung nan berasal dari luar. Motivasi dapat berasal dari orang tua, keluarga atau juga sekolah dan lingkungan bermain.
  5. Lingkungan. Dengan berada pada lingkungan nan mendukung proses belajar, seorang siswa akan mendapat pemacu semangat belajar. Karena suasana nan tercipta akan memberikan rangsangan bagi seorang siswa buat selalu meningkatkan kualitas belajarnya.


Prestasi Akademik Sebagai Jaminan

Namun, apakah pengertian prestasi belajar siswa secara tertulis ini menjadi agunan akan kepahaman seorang siswa terhadap disiplin ilmu nan dipelajarinya? Jawabnnya ialah belum tentu, diantaranya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:



1. Cara Belajar

Kebanyakan, cara belajar nan dilakukan dan diajarkan oleh para pendidik masih sekadar teks book dan menghapal. Siswa diajarkan buat menghapal sebuah materi bukan memahaminya.

Akibatnya tidak sporadis kita lihat, seorang siswa nan semasa di kampus ia lagganan mengumpulkan nilai A, namun pada saat wawancara kerja ia tak bisa memahami dan memberikan contoh pelaksanaan nan diinginkan perusahaan. Ingat bahwa global kerja ialah global aplikasi, jadi cara belajar menghapal bukanlah cara nan tepat buat kemudian Anda diterima dengan baik di global pekerjaan.



2. Sistem Pendidikan Tanah Air nan Masih Berbau KKN

Budaya KKN ternyata tidak hanya kita jumpai di global politik dan bisnis saja. Penyakit korupsi akut nan menjangkiti masyarakat Indonesia ternyata juga berlaku di dalam sistem pendidikan Indonesia. Sebagai contoh banyaknya kecurangan-kecurangan nan terjadi pada aplikasi ujian nasional. Karena merasa malu jika anak-anak sekolahnya tak lulus, tidak sporadis sebuah sekolah membentuk sebuah panitia kelulusan nan tugasnya memberikan jawaban kepada para siswa nan sedang melaksanakan ujian.

Ada juga para generasi tua nan kesulitan menulis tugas akhir buat penyelesaian studinya, akhirnya memilih megupahkan penyelesaian studinya kepada orang nan dianggap bisa. Dengan bayaran nan sebanding, skripsi protesis orang pun akhirnya melenggangkan seseorang memperoleh predikat gelar sarjana.

Cara-cara kotor sistem pendidikan tanah air nan seperti ini akhirnya tanpa sadar merusak makna pengertian prestasi belajar siswa nan sesungguhnya. Kondisi ini kian memperburuk paras pendidikan Indonesia.

Dari sini akhirnya bermunculan generasi intelektual penipu nan pada akhirnya diberi jabatan krusial di negeri ini. Dapat dibayangkan penipuan apalagi nan akan dilanjutkan setelah para penipu ini menduduki jabatan. Jadi sebetulnya pendidikan merupakan salah satu upaya dasar buat penyelesaian permasalahan kompleks budaya korupsi di tanah air.

Para pendidik punya kewajiban melahirkan anak-anak didik nan tidak hanya memiliki potensi intelektual, namun nan tidak kalah krusial ialah moral dan kejujuran dari kaum intelektual tersebut.



3. Pelajar dan Peserta Didik Lebih Memfokuskan pada Pengetahuan Akademik

Sehingga melupakan keterampilan, soft skill, dan keahlian sebagai tuntutan konkret di masyarakat. Anda tentu tak asing dengan nan dikatakan dengan istilah sekolah kehidupan. Sekolah kehidupan menjadikan kehidupan ini sebagai loka primer buat belajar.

Setiap peserta didik dituntut betul buat bisa memahami dan mampu mengaplikasikan apa nan telah ia pelajari. Dari pengertian prestasi belajar ini, Peserta didik tak diikat pada nilai-nilai akademik semata, sebaliknya diberi kebebasan buat bisa belajar secara berdikari dari alam, masyarakat dan kehidupan nyata.