Membangun Generasi Berkarakter

Membangun Generasi Berkarakter

Dongeng Timun Emas ialah salah satu dongeng nan terkenal di Indonesia. Menjejak asal muasal dongeng timun emas ini, Anda akan menemukan berbagai versi. Dongeng ini tumbuh dan berkembang sebagai bentuk pembelajaran kepada anak-anak.

Dengan dongeng ini, diharapkan tertanam secara permanen berbagai nilai positif nan terdapat dalam cerita. Negeri ini memang mempunyai banyak nilai positif nan ditanamkan dalam berbagai cerita nan arahnya buat menjaga agar pola kehidupan tetap mencerminkan bangsa nan beradab.

Sejak kecil Anda niscaya sudah mengenal dongeng timun emas ini. Bahkan, dongeng tersebut merupakan teman pengantar tidur. Setiap malam ibu atau nenek tiada bosannya menceritakan dongeng timun emas ini hingga tanpa terasa rasa kantuk hadir. Pada awalnya hanya merasa asyik dan terhibur pada saat ibu atau nenek mulai bercerita. Cara mereka bercerita sungguh sangat menarik sehingga tiada jemu-jemunya meminta ibu atau nenek mengulang cerita.

Negeri kita memang sangat kaya akan cerita atau dongeng rakyat. Cerita atau dongeng ini sebenarnya bukan sekadar dongeng karena di balik atau di dalam isi dongeng tersebut sebenarnya terdapat banyak sekali nilai positif kehidupan. Nilai positif kehidupan inilah nan sebenarnya ingin disampaikan sehingga setidaknya eksistensi sebagai bangsa nan mudun benar-benar nampak sebagai karakteristik khasnya. Termasuk dalam hal ini dongeng timun emas.

Pada awalnya, harus diakui bahwa ketertarikan terhadap dongeng timun emas semata-mata sebab gaya penceritaan nan begitu menarik dari ibu atau nenek. Mereka begitu antusias menyampaikan isi cerita dan selalu menjawab setiap pertanyaan nan disampaikan, walaupun pada saat itu ada di tengah-tengah cerita. Dan, setelah anak puas mendengar jawaban, maka mereka melanjutkan cerita hingga tuntas. Jika cerita sudah selesai tetapi anak belum juga tidur, maka tak segan-segan mereka menceritakan lagi.



Dongeng Si Timun Emas

Dongeng Timun Emas bercerita tentang sepasang suami istri nan belum juga dikarunia anak, padahal usia mereka tak lagi muda. Doa terus dipanjatkan hingga sang suami meninggal dunia. Meski pun demikian, sang istri nan bernama Mbok Srini tak putus harapan dalam berdoa. Ia mengharapkan keajaiban dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Mbok Srini berdoa siang malam. Hingga pada suatu malam, wanita tua itu bermimpi didatangi oleh raksasa. Dalam mimpi tersebut, sang raksasa meminta Mbok Srini buat pergi ke hutan dan mengambil bungkusan nan ada di sebuah pohon besar.

Mulanya, Mbok Srini tak konfiden dengan mimpi tersebut. Tapi, keesokan harinya, Mbok Srini kemudian mulai mengikuti petunjuk dari mimpi itu. Ia pergi ke hutan dan lekas mencari bungkusan nan disebutkan dalam mimpinya. Dalam hatinya, ia berharap bahwa bungkusan itu berisi seorang bayi. Namun nyatanya?

Betapa kecewa Mbok Srini ketika mendapati bahwa nan ada di dalam bungkusan tersebut bukan bayi, melainkan sebiji ketimun. Di tengah perasaan kecewa dan bertanya-tanya, tanpa disadari Mbok Srini, di belakangnya telah berdiri raksasa besar.

Raksasa tersebut tertawa seperti biasa. Mbok Srini pun dibuat terkejut. Mbok Srini meminta kepada raksasa buat tak memangsanya. Raksasa kembali tertawa dan mengatakan pada Mbok Srini perihal keinginannya memiliki anak.

"Bukan kah kau ingin memiliki seorang anak? Maka tanam lah biji tersebut, nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan, tapi ingat, kelak ketika ia tumbuh dewasa, kau harus menyerahkannya padaku. Ia akan saya jadikan santapan." Raksasa berujar dengan kuasanya. Karena terlalu bahagia, Mbok Srini pun tanpa berpikir panjang mengiyakan syarat dari raksasa tersebut.

Kembali lah Mbok Srini ke kampung dan mulai menanam biji nan didapatkan. Mbok Srini merawatnya dengan sangat baik. Hingga pohon timun itu berbuah. Namun, ajaib, di antara buah nan lain, ada satu buah timun nan bentuknya sangat besar dan berwarna kuning keemasan. Mbok Srini pun memetik dan membawa buah ajaib tersebut pulang ke rumah.

Mbok Srini terkejut. Ia mendapati seorang bayi perempuan cantik ketika membelah buah timun tersebut. Bayi itu pun menangis. Dengan penuh kasih sayang, Mbok Srini merawat Timun Emas dengan sangat baik, hingga ia tumbuh menjadi gadis cantik.

Suatu malam, Mbok Srini kembali bermimpi didatangi oleh raksasa nan menagih janji. Mimpi tersebut sukses membuat Mbok Srini tak semangat menjalani hari-harinya. Perubahan tersebut membuat Timun Emas curiga dan bertanya.

"Ibu, akhir-akhir ini, mengapa ibu terlihat sedih?" Ujar Timun Emas.

Mbok Srini pun menjelaskan nan sebenarnya terjadi. Timun Emas pun tahu nan sebenarnya. Dan ia tentu saja menolak jika harus diserahkan kepada raksasa. Berbagai cara digunakan Mbok Srini agar Timun Emas selamat dari ancaman raksasa, termasuk mengabarkan bahwa Timun Emas tengah sakit keras.

Cara tersebut hanya memberi waktu Mbok Srini dan Timun Emas selama tiga hari. Dalam waktu tiga hari tersebut Mbok Srini pun pergi menemui petapa. Petapa tersebut kemudian memberikan empat bungkusan berisi biji timun, garam, jarum dan terasi kepada Mbok Srini buat kemudian diberikan kembali pada Timun Emas.

Hari itu datang juga. Raksasa kembali menagih janji. Namun kali ini, Mbok Srini dan Timun Emas tak takut. Dengan berbekal empat bungkusan tersebut, Timun Emas berlari. Tentu saja raksasa tersebut mengejarnya. Tidak sepadan, Timun Emas kemudian melemparkan isi bungkusan pertama nan berisi biji timun. Dengan ajaibnya biji timun tersebut berubah menjadi kebun timun. Akar-akar pohon timun menjalar mengikat raksasa, namun raksasa tersebut sukses melarikan diri.

Timun Emas kemudian melemparkan bungkusan kedua berisi jarum. Jarum tersebut seketika berubah menjadi hutan bambu. Lagi-lagi raksasa sukses melewatinya. Tanpa putus asa, Timun Emas terus berlari sembari melemparkan isi bungkusan nan ketiga berisi garam. Dengan seketika, daratan nan dilaluinya berubah menjadi bahari nan dalam. Dan ternyata, si raksasa tersebut masih saja mampu mengatasinya.

Harapan Timun Emas hanya tertumpu pada bungkusan nan terakhir. Terasi. Dengan penuh pengharapan, Timun Emas melemparkan isi bungkusan nan terakhir. Dengan ajaib, lemparan terasi tersebut berubah menjadi lautan lumpur nan mendidih. Sang raksasa pun terjerembap dan tenggelam di dasar lumpur. Timun Emas pun selamat dari kejaran raksasa.

Ancaman nan terus mengelilingi Mbok Srini dan Timun Emas kini telah hilang ditelan oleh lumpur. Kedua ibu dan anak tersebut akhirnya dapat hayati dengan bahagia.



Mengadaptasi Karakter Tokoh Cerita

Seperti nan diketahui, semua cerita nan terdengar sejak kecil, termasuk dongeng timun emas sebenarnya merupakan cerita pembentukan karakter anak. Setiap cerita atau dongeng nan didengar para tokohnya mewakili karakter tertentu. Ada tokoh dengan karakter positif, tetapi ada juga nan negatif. Dalam konteks ini, diharapkan agar mengadaptasi karakter positif sang tokoh dan mengabaikan karakter negatif nan ada.

Penanaman karakter melalui dongeng memang dianggap nan paling efektif karena dongeng begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Apalagi dengan sikap dan sifat anak-anak nan serba ingin tahu, maka penceritaan nan menarik menjadikan anak-anak terus mencari tahu setiap hal nan terjadi dalam dongeng tersebut.

Begitu juga halnya ketika kita mendengar dongeng timun emas, maka pada saat itulah berbagai pertanyaan muncul terkait dengan segala karakter dan kejadian nan menimpa tokoh nan diidolakan atau nan menjadi judul dongengnya.

Tidak heran jika anak-anak dari generasi dahulu mempunyai sifat-sifat lebih baik daripada anak-anak jaman sekarang. Anak-anak jaman dahulu setiap saat mendengarkan dongeng dengan klarifikasi nan lengkap tentang hal-hal nan harus dicontoh dan nan harus dihindari. Sementara anak-anak sekarang sporadis nan mendengarkan dongeng nan berkarakter seperti ini. Mereka sibuk dengan film-film kartun nan jika ditelaah banyak unsur negatifnya, misalnya sinchan nan terkenal sebagai film anak nakal dan sebagainya.

Sementara dongeng timun emas buat jaman sekarang sudah hilang dari peredaran. Akibatnya, proses adaptasi karakter tokohnya berbeda. Jika anak jaman dahulu karakter tokoh nan diadaptasi ialah tokoh positif dengan pendampingan orangtua, maka pada jaman sekarang anak-anak mengadaptasi karakter tokoh nan kurang baik, setidaknya kurang sinkron dengan karakter bangsa besar ini.



Membangun Generasi Berkarakter

Selama ini nan menjadi permasalahan dalam kehidupan masyarakat ialah hilangnya karakter anak bangsa. Anak-anak telah kehilangan karakter dasarnya sebagai bangsa nan besar dan mempunyai peradaban tinggi dengan pola kehidupan sosial nan tertata.

Hal ini sebab anak-anak lebih suka mengikuti cerita cerita berbasis bangsa lain, misalnya Jepang, Amerika, bahkan terakhir film produksi Malaysia juga menjadi idola bagi anak-anak. Padahal karakter tokohnya sama sekali tak mencerminkan karakter dasar bangsa ini, sebagaimana karakter nan ada di dalam dongeng timun emas.

Memperhatikan kondisi nan terjadi, maka seharusnya perlu disadari pentingnya dongeng tradisional nan selama ini telah terabaikan dan menggantikannya dengan cerita bangsa lain nan belum tentu cocok dengan karakter bangsa. Sementara itu hal paling pokok nan harus diperhatikan ialah karakter anak bangsa nan kelak menjadi para pemimpin bangsa ini.

Dongeng-dongeng semacam dongeng timun emas seharusnya dijaga dan dilestarikan sehingga pembentukan karakter anak bangsa tetap berjalan sebagai tanggungjawab terhadap penciptaan kondisi kehidupan nan lebih baik.