Pesan Moral

Pesan Moral

Dongeng ialah salah satu bentuk cerita nan disukai oleh anak-anak. Salah satu dongeng bagus nan dapat Anda ceritakan pada anak kecil ialah dongeng tentang kelinci dan kura-kura.

Menceritakan berbagai dongeng pada anak-anak dapat membantu dan melatih otak mereka dalam meningkatkan imajinasi. Tak hanya itu, dongeng seringkali mengandung pesan moral nan sangat bagus bagi anak kecil. Dongeng dapat diambil dari kisah konkret ataupun cerita fiktif belaka.



Kelinci Arogan dan Kura-Kura Lamban

Salah satu bentuk dongeng ialah fabel, yaitu cerita dimana tokoh-tokoh di dalamnya ialah hewan dengan ciri masing-masing. Contoh fabel antara lain dongeng kelinci dan kura-kura.

Dua hewan ini dulu hayati di sebuah hutan. Kelinci nan pandai melompat dan berlari dengan sangat cepat, akhirnya menjadi hewan nan arogan sebab memiliki kemampuan nan tidak dimiliki hewan lain. Kelinci nan arogan ini suka sekali mengejek hewan lain, dan sebab kesombongannya ini, kelinci pun tak disukai oleh banyak hewan.

Suatu hari kelinci berjumpa dengan kura-kura nan jalannya sangat lamban. Melihat kura-kura nan berjalan pelan-pelan itu, kelinci langsung tertawa dan mengejek. Kelinci itu berkata kalau kura-kura tak akan mungkin cepat sampai ke tujuan kalau jalannya sangat lambat seperti itu.

Walau diejek, kelinci dan kura-kura ini tak bertengkar sebab kura-kura cukup sabar dan tak mau terpancing emosi. Dia hanya mengatakan kalau jalannya memang seperti itu, lambat asal selamat, begitu kata si kura-kura.

Mendengar ucapan kura-kura, kelinci malah semakin mengejeknya. Akhirnya si kelinci nan arogan ini menantang kura-kura buat lomba lari.

Kura-kura pun akhirnya setuju dan menerima tantangan si kelinci. Kelinci nan sangat konfiden akan menang, tidak henti-hentinya mengejek kura-kura nan dianggapnya bodoh telah menerima tantangannya.

“Kau bodoh, mau saja berlomba denganku nan dapat melompat jauh dan berlari lebih cepat darimu,” kata si kelinci. Tapi kura-kura tidak membalas dan hanya diam saja.

Setelah kelinci dan kura-kura sepakat bahwa garis finish ialah pohon mangga nan jaraknya cukup jauh, perlombaan pun dimulai.

Kura-kura langsung berjalan dengan kemampuannya sendiri, sedangkan kelinci langsung melompat jauh dan berlari meninggalkan kura-kura dalam sekejap.

Kelinci terus berlari jauh hingga kura-kura tidak kelihatan di belakangnya. Kelinci pun mulai berjalan santai dan konfiden kalau perlombaan ini akan sangat mudah ia menangkan. Kelinci nan sudah konfiden menang ini berkali-kali menengok ke belakang.

Kura-kura nan berjalan lambat sudah mulai tampak, tapi masih sangat jauh buat menjangkau garis finish.

“Ah, masih jauh,” kata kelinci. “Aku pelan-pelan saja jalannya.”

Setelah beberapa saat, kelinci malah memutuskan buat bersantai di bawah pohon rindang sambil menunggu kura-kura mendekat. Menurut si kelinci, menghabiskan waktu dengan bersantai bukanlah masalah, sebab ia sangat konfiden akan menang.

Kelinci nan duduk di bawah pohon tiba-tiba mulai mengantuk, ia kemudian tertidur pulas di bawah pohon. Sementara si kura-kura, dengan jalannya nan sangat pelan, sukses mendekati bahkan mendahului si kelinci nan tertidur.

Akhirnya kura-kura pun menjadi pemenang lomba sebab sukses mencapai finish lebih dahulu daripada si kelinci.

Kelinci pun mengakui kekalahannya dengan penuh rasa malu, sejak saat itu juga ia tak pernah arogan lagi. Kelinci dan kura-kura pun akhirnya bersahabat baik.



Pesan Moral

Kita mungkin merasa memiliki kelebihan, merasa sangat hebat dan lebih baik daripada orang lain. Perasaan arogan seperti ini hanya akan menjerumuskan kita ke dalam hal buruk. Seperti nan sudah kita ketahui, sifat arogan merupakan konduite nan tak baik. Sudah seharusnya kita menghindari sifat nan tak terpuji ini dari Norma kita.

Merasa menjadi nan paling hebat, otomatis membuat kita meremehkan kemampuan orang lain. Akhirnya, kita malah melakukan kecerobohan nan malah merugikan diri sendiri. Karena itu, jangan remehkan orang lain walau mereka jelas-jelas terlihat memiliki keterbatasan.

Sifat arogan seperti halnya kelinci dalam dongeng ini tentu membuat kita tersadar akan sifat nan generik dimiliki manusia nan merasa dirinya memiliki kemampuan. Dengan kemampuan nan dimiliki, kelinci merasa bahwa dirinya tak akan tertandingi oleh siapapun termasuk oleh kura-kura nan hanya berjalan sangat lambat itu.

Alhasil, dengan kesombongannya itu membuat kelinci kalah dalam pertandingan lari nan diikuti oleh kura-kura dan kelinci tersebut.

Kelinci kalah oleh tingkah lakunya nan terlalu meremehkan orang lain. Ia merasa kura-kura tak akan dapat mengalahkannya sebagai hewan nan memiliki kemampuan melompat dengan sangat tinggi dan berlari sangat kencang.

Oleh sebab itu, dengan kesombogan kelinci telah membuatnya kalah dari pertandingan nan sebenarnya dapat ia menangkan dengan mudah itu. Akan tetapi, sebab ia merasa kelinci tak akan dapat mengalahkannya dan juga sebab kelambatan nan terkenal dari kura-kura tersebut membuat kelinci dapat berleha-leha dalam pertandingan tersebut.

Pesan moral lain dari cerita antara kura-kura dan kelinci ini ialah melakukan sesuatu harus dengan keyakinan kuat dan penuh kesabaran, seperti nan digambarkan oleh kura-kura. Walau pelan asal selamat, tak perlu tergesa-gesa dalam melakukan suatu pekerjaan agar apa nan kita kerjakan itu dapat selesai dengan baik.

Hal ini berbeda jauh dengan kelinci nan berperilaku kurang baik. Ia sangat arogan dengan kemampuan nan dimilikinya. Kelinci juga begitu merendahkan hewan-hewan lain nan tak dapat menandingi kemampuannya dalam berlari dan melompat lebih tinggi.

Walaupun kita memiliki kelebihan dari oranglain, tak seharusnya kita dapat menyombongkan diri kita sendiri. Dengan sifat nan sombong, kita tak akan memiliki teman dalam kehidupan kita. Orang nan arogan akan dijauhi teman. Bahkan, oranglain akan membenci kepada seseorang nan sombong.

Selain dibenci oleh semua orang, sifat arogan seperti kelinci juga bisa menyakiti hati oranglain. Seperti nan diceritakan dalam dongeng kura-kura dan kelinci ini. Kelinci nan memiliki kemampuan lebih dalam berlari dan melompat dengan sombongnya mengejek kemampuan kura-kura nan berjalan sangat lambat. Kura-kura nan tabah dan sabar hanya dapat diam dan tabah menghadapi ejekan dari kelinci.

Ejekan dari kelinci ini pada akhirnya membuat kura-kura bersemangat buat mengikuti perlombaan lari antara dirinya dengan kelinci. Kura-kura dengan penuh semangat melewati jalur-jalur perlombaan lari nan ia ikuti dengan kelinci. Dengan beban dipunggungnya dan jalanan nan begitu jauh membuat kura-kura harus mengerahkan seluruh tenaganya buat dapat mengalahkan kelinci nan arogan itu.

Hal tersebut kemudian membuatnya keluar sebagai pemenang. Tidak hanya itu, kura-kura pun sukses membuat kelinci nan arogan itu tersadar akan kesalahan dirinya nan telah menyombongkan diri sebagai hewan dengan kemampuan lari nan tercepat.

Dari kisah nan terdapat dalam dongeng kura-kura dan kelinci ini tentunya kita mendapatkan berbagai macam pedagogi nan berarti dalam hidup. Dari dongeng ini, kita bisa membedakan mana konduite nan baik dan mana konduite nan buruk. Semua itu bisa kita lihat dari dua tokoh primer dalam dongeng tersebut, yaitu kura-kura dan kelinci.

Kura-kura nan sabar, tabah, dan gigih dalam menjalani rintangan dalam perjalanannya, berusaha keras buat mencapai tujuannya. Kura-kura tak pernah arogan dan berusaha buat sabar mendengarkan ejekan kelinci nan selalu menyombongkan dirinya itu.

Hal ini berbeda dengan kelinci nan bersifat arogan dan selalu meremehkan oranglain nan tak memiliki kemampuan sama dengan dirinya. Kesombongan nan dimilikinya inilah nan kemudian membuatnya kalah dalam perlombaan lari antara dirinya dengan kura-kura nan berjalan lambat tersebut.

Sebenarnya, kelinci bisa dengan mudah mengalahkan kura-kura nan berjalan sangat lamban tersebut. Namun, sebab sifatnya nan terlalu meremehkan kemampuan kura-kura membuat ia berleha-leha hingga ia pun tertidur dalam pertandingan melawan kura-kura tersebut.

Semoga dengan adanya artikel ini, bisa menyadarkan kita akan sifat jelek nan mungkin saja ada dalam diri kita. Semoga bermanfaat.