Pengklasifikasian Minyak Bumi

Pengklasifikasian Minyak Bumi

Minyak bumi ialah sebutan bagi sebentuk cairan kental berwarna hitam, terkadang berwarna cokelat gelap dan kehijauan, mudah terbakar, dan terletak paling atas dari lapisan bumi. Harganya nan mahal serta cara mendapatkannya nan terbilang sulit sebab harus melalui berbagai proses terasa wajar jika minyak ini disebut sebagai emas hitam.

Minyak bumi tak bisa terbentuk seketika. Minyak ini merupakan campuran dari berbagai elemen nan terdapat di lapisan kerak bumi. Merupakan campuran nan cukup kompleks dari hidrokarbon dan alkana. Meskipun kandungan nan terdapat pada minyak ini merupakan gabungan dari dua zat tersebut, pembentukannya mengalami berbagai perubahan penampilan, komposisi pembangunnya, serta taraf kemurniannya.



Sejarah Pertambangan Minyak Bumi

Sejak zaman dahulu, minyak ini sudah menjadi komoditas tambang nan penting. Ia ialah bahan bakar primer mesin dan bahan standar pembuatan plastik.

Sejak 4.000 tahun silam, aspal telah dimanfaatkan sebagai konstruksi tembok dan menara Babilonia. Ditemukan banyak lubang tambang minyak di Ardericca, nan letaknya berada di dekat Babilonia. Demikianlah nan diungkapkan oleh Herodotus dan Diodorus Siculus, dua orang sejarawan Yunani.

Di sebuah anak Sungai Eufrat, yakni sungai Issus, ditemukan minyak ini dalam jumlah besar. Tablet-tablet sejarah Kerajaan Persia Antik pun menunjukkan bahwa kalangan menengah ke atas memanfaatkan minyak ini buat kebutuhan penerangan dan obat-obatan. Di Cina, minyak didapatkan dari dalam sumur nan digali menggunakan bambu. Itu terjadi pada tahun 347 Masehi.

Proses distilasi minyak bumi menjadi minyak tanah ditemukan pada tahun 1850-an di Amerika Utara. Penemunya ialah Igacy Lukasiewicz. Dengan ditemukannya teknologi distilasi, minyak tanah menjadi alternatif nan lebih hemat daripada minyak ikan paus. Sejak saat itu, permintaan minyak di Amerika Utara buat keperluan penerangan semakin meningkat.

Sementara itu di Polandia, sebuah sumur pertambangan minyak komersial pertama digali pada tahun 1853. Di berbagai belahan dunia, manusia mulai menggali dan menambang banyak minyak ini. Puncaknya terjadi saat Kerajaan Rusia berkuasa. Sebuah perusahaan bernama Branobel nan berkantor pusat di Azerbaijan menguasai produksi tambang minyak global di akhir abad 19.



Kandungan Minyak Bumi

Minyak bumi mengandung banyak karbon, yakni sekitar 83 - 87%. Selain itu minyak ini juga mengandung 10 - 14% hidrogen, 0,1 - 2% nitrogen, 0,05 - 1,5% oksigen, 0,05 - 6% sulfur, dan kurang dari 0,1% logam.

Kandungan tersebut menyebabkan minyak bumi bisa menjadi bahan bakar nan baik. Minyak mentah dapat diolah ke dalam bentuk cair, padat, gas, dan sebagainya. Dalam minyak mentah, terdapat 4 molekul hidrokarbon. Keempat molekul tersebut ialah parafin sekitar 15 - 60%, naptena sebesar 30 - 60%, aromatik sebesar 3 - 30%, dan aspaltena sebesar kurang lebih 6%.

Warna minyak ini berbeda-beda, tergantung pada komposisi molekul hidrokarbonnya. Sebagian besar minyak ini berwarna cokelat gelap atau hitam. Akan tetapi dapat juga berwarna kemerahan, kekuningan, dan kehijauan.



Pengklasifikasian Minyak Bumi

Minyak mentah nan ditambang di seluruh global tak semuanya sama. Disparitas geografis letak tambang minyak menyebabkan disparitas massa jenis dan kandungan sulfurnya. Berdasarkan hal tersebut, minyak ini diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Minyak mentah ringan; jika massa jenisnya rendah.
  2. Minyak mentah berat; jika massa jenisnya tinggi.
  3. Minyak mentah manis; jika kandungan sulfur di dalamnya sedikit.
  4. Minyak mentah asam; jika kandungan sulfur di dalamnya banyak.

Minyak mentah ringan biasanya lebih banyak dicari daripada minyak mentah berat. Ini sebab minyak mentah ringan bisa menghasilkan lebih banyak bensin. Adapun minyak mentah manis lebih disukai daripada minyak mentah asam, sebab minyak mentah manis lebih ramah lingkungan.



Minyak Bumidan Beberapa Hasil Pengolahannya

Sebagian besar minyak bumi nan ditambang dimanfaatkan buat membuat sumber energi primer, yakni bensin dan minyak bakar. Kandungan hidrokarbon dalam minyak ini bisa dengan mudah diubah menjadi bahan bakar. Kepadatan energi nan tinggi, kemudahan pengangkutan, dan banyaknya cadangan menjadikan minyak ini sebagai sumber energi pertama dan primer bagi manusia di global sejak tahun 1950-an.

Minyak mentah nan berdaya jual tinggi tersebut diolah lagi menjadi minyak nan lebih memiliki daya guna, seperti minyak tanah, bensin, aspal, dan lilin. Untuk mengubah minyak mentah menjadi barang-barang tersebut, terlebih dulu harus melalui proses nan disebut distilasi.

Proses distilasi dalam pengolahan minyak mentah ialah sebuah metode pemisahan bahan-bahan kimia nan terkandung dalam minyak bumi . Pemisahan tersebut mengelompokkan bahan-bahan kimia berdasarkan disparitas kecepatan dan mudah atau tidaknya kandungan bahan kimia tersebut menguap.

Minyak mentah dipanaskan dan hasil didihan dalam skala Celcius nan berbeda akan menghasilkan zat nan berbeda pula. Membentuk sebuah rantai berdasarkan pada tinggi atau rendahnya titik didih. Beberapa hasil pengolahan minyak mentah menghasilkan minyak-minyak lainnya nan dibutuhkan buat menggerakkan roda kehidupan masyarakat.

  1. Minyak eter nan biasa digunakan sebagai pelarut. Pelarut nan paling banyak dijumpai memang air. Namun, pelarut nan dimaksudkan di sini bukanlah air, melainkan pelarut organik nan memiliki titik didih rendah dan bisa menguap. Minyak eter dihasilkan ketika minyak mentah menguap dengan suhu 40-70°Celcius.

  2. Minyak ringan. Minyak ini biasa digunakan sebagai bahan bakar mobil. Dihasilkan ketika minyak mentah menguap dengan suhu 60 hingga 100°Celcius.

  3. Minyak berat. Sama dengan minyak ringan, minyak berat juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar buat menjalankan mobil. Memerlukan titik didih 100 hingga 150°Celcius.

  4. Minyak tanah ringan. Memerlukan titik didih mencapai 120 hingga 150°Celcius. Biasa digunakan buat zat pelarut dan bahan bakar buat kegiatan berumah tangga.

  5. Kerosene atau istilah sehari-harinya minyak tanah. Meskipun lebih dikenal sebagai bahan bakar buat kompor minyak, kenyataannya minyak tanah merupakan bahan bakar primer buat mesin jet. Cairan ini memerlukan titik didih antara 150 hingga 250°Celcius.

  6. Minyak gas. Digunakan buat bahan bakar primer pada mesin diesel. Akan berubah menjadi minyak gas jika dididihkan pada 250 hingga 350°Celcius.

  7. Minyak pelumas. Digunakan buat bahan bakar primer mesin kendaraan. Titik didihnya harus lebih dari 300°Celcius.



Minyak Bumi dan Perekonomian

Di beberapa negara, minyak bumi bahkan menjadi komoditi penggerak roda ekonomi bagi para warganya. Seperti nan terjadi di Negara Uni Emirat Arab. Negara itu tergolong sebagai negara kaya sebab menjual minyak ini ke berbagai negara. Kandungan minyak ini nan secara alami terdapat di bawah wilayah negara mereka seolah menjadi anugerah terbesar dari Tuhan.

minyak ini menjadi barang dagang nan cukup dibutuhkan. Harga jualnya, bahkan, dapat memengaruhi nilai jual mata uang di berbagai negara. Jiga harga minyak tengah naik, nilai mata uang akan ikut naik. Begitupun, sebaliknya. Negara penghasil minyak selain UEA ialah Arab Saudi, Iran, Irak, Kanada, Kuwait, Libya, Venezuela, Rusia, dan Nigeria.

Inilah 25 negara penghasil minyak bumi terbanyak di dunia. Peringkat dilakukan berdasarkan banyaknya minyak nan bisa ditambang:

  1. Arab Saudi
  2. Rusia
  3. Amerika Serikat
  4. Iran
  5. Republik Rakyat Cina
  6. Kanada
  7. Meksiko
  8. Uni Emirat Arab
  9. Kuwait
  10. Venezuela
  11. Norwegia
  12. Brazil
  13. Irak
  14. Aljazair
  15. Nigeria
  16. Angola
  17. Libya
  18. Inggris
  19. Kazakhstan
  20. Qatar
  21. Indonesia
  22. India
  23. Azebaijan
  24. Argentina
  25. Oman

Saat ini, perut bumi diperkirakan masih menyimpan sekitar 190 km3 minyak bumi. Sementara itu penggunaan minyak ini sekarang sekitar 84 juta barrel per hari, sekitar 4,9 km3 per tahun. Dengan cadangan nan nisbi masih banyak, diperkirakan persediaan minyak ini masih ada sampai 120 tahun lagi apabila konsumsi global tak bertambah.

Oleh sebab itu buat menekan konsumsi minyak bumi dunia, majemuk energi alternatif dijadikan solusi. Berbagai penelitian seputar bioenergi diharapkan bisa menekan konsumsi minyak ini sehingga cadangan minyak tak cepat habis.