Komunikasi Antarbudaya dan Kendala Komunikasi

Komunikasi Antarbudaya dan Kendala Komunikasi

Komunikasi ialah aktivitas nan tak terpisahkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kegiatan ini sering berlangsung di antara individu-individu nan berlainan latar belakang dan budaya. Oleh sebab itu, terdapat sub-bidang Ilmu Komunikasi nan spesifik membahas komunikasi di antara pemilik latar belakang dan budaya berbeda, yaitu Komunikasi Antarbudaya (KAB).



Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi digambarkan dengan bahasa universal berarti adanya suatu individu atau kelompok nan mencoba memberikan informasi dengan menggunakan gagasan atau pendapat kepada seseorang atau sekelompok orang nan menerimanya. Individu atau sekelompok orang nan menerima komunikasi tersebut haruslah mengerti informasi, gagasan, atau pendapat nan diberikan oleh si pengirim komunikasi.

Perkembangan komunikasi memang semakin menggeliat. Jika di abad ke-17 atau 18, komunikasi dilakukan melalui kantor pos, di abad ke-20 komunikasi sudah dipengaruhi oleh teknologi. Teknologi komunikasi nan terus berkembang ini pada awalnya berupa telepon.

Kemudian mulai bergeser ke hal-hal seperti adanya radio, fax, dan tanpa melupakan jasa komunikasi nan bernama pos. Semakin bertambahnya umur, perkembangan teknologi komunikasi semakin canggih. Dari macam-macam komunikasi nan ada, kita mengenal komunikasi cyber .

Sebuah komunikasi nan ditunjang dengan kehadiran perangkat piranti lunak bernama internet dan didukung alat-alat nan memadai. Teknologi ini akhirnya dapat terlihat pada penggambaran, seperti internet, e-mail, dan lain-lainnya. Itulah teknologi komunikasi nan tergambar di global saat ini.

Dalam berkomunikasi manusia membutuhkan alat berupa bahasa. Dari zaman dahulu, manusia mempunyai bahasa, baik itu bahasa lisan atau bahasa tubuh, buat berinteraksi dengan orang lain. Untuk itu, muncullah majemuk macam bahasa nan digunakan buat berkomunikasi.

Di Indonesia saja, bahasa di setiap daerah berbeda-beda. Beda daerah dan suku, maka berbeda juga bahasanya. Akan tetapi, negara Indonesia, setelah merdeka, mempunyai bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia ini dipilih menjadi bahasa persatuan, bahasa komunikasi antarbudaya, sebab negara Indonesia terdiri dari berbagai macam suku nan berbeda bahasa, sehingga digunakanlah bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan semua daerah.

Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut buat bisa bekerjasama dengan orang lain, baik buat kepentingan pribadi atau orang lain, buat terciptanya kehidupan nan kondusif dan damai. Berikut ini beberapa pendapat para pakar mengenai manusia ialah makhluk sosial.

Dr. Johannes Garang menyebutkan bahwa nan disebut sebagai makhluk sosial ialah makhluk nan hidupnya berkelompok dan makhluk tersebut tak bisa hayati secara individu atau sendiri.

Selain itu, Aristoteles menyebutkan bahwa makhluk sosial disebut juga sebagai zoon politicon. Maksudnya manusia itu dikodratkan buat hayati secara bermasyarakat dan berinteraksi dengan orang lain.

Dari pendapat para pakar tersebut, bisa ditarik simpulan bahwa manusia sebagai makhluk sosial sebab dalam kehidupannya manusia tak bisa terlepas dari hubungan dengan orang lain dan manusia bukan makhluk nan individu atau menyendiri.

Untuk membantu Anda memahami definisi komunikasi antarbudaya, Young Yung Kim (1984) mengutarakan bahwa KAB menunjuk kepada suatu kenyataan komunikasi, ketika para pesertanya memiliki latar belakang budaya berbeda dan terlibat dalam suatu kontak antara satu dengan lainnya, baik secara langsung maupun tidak.

Pendapat serupa dikatakan oleh Stewart (1974), komunikasi antarbudaya ialah komunikasi nan terjadi di dalam kondisi nan menunjukkan adanya disparitas budaya, seperti bahasa, adat, nilai-nilai, dan kebiasaan.

Dari definisi-definisi tersebut, kita dapat melihat bahwa disparitas kebudayaan ialah faktor nan menentukan dalam proses komunikasi buat antarbudaya, selain kepribadian, umur, penampilan fisik, dan lain-lain. Oleh sebab itu, banyak pakar komunikasi nan memandang KAB sebagai ekspansi dari sub-bidang komunikasi antarmanusia lainnya (komunikasi antarpribadi, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa).

Di antara komunikasi dan budaya terdapat keterkaitan nan tak dapat dipisahkan. Smith (1966) menjelaskan bahwa kebudayaan merupakan suatu kode atau kumpulan peraturan nan dipelajari dan dimiliki bersama.

Untuk mempelajari dan memiliki kode atau kumpulan peraturan, dibutuhkan komunikasi. Komunikasi pun membutuhkan kode-kode dan lambang-lambang nan harus dipelajari dan dimiliki bersama.



Komunikasi Antarbudaya dan Persepsi

Secara umum, persepsi bisa dikatakan sebagai proses individu dalam melakukan kontak atau interaksi dengan global di sekelilingnya. Persepsi bisa menimbulkan bayangan di dalam pikiran seseorang mengenai orang lain, fenomena, dan sebagainya.

Proses komunikasi antarbudaya sangat dipengaruhi oleh persepsi seorang manusia mengenai lingkungan, orang, benda, dan peristiwa nan berada di sekitarnya. Bila seorang manusia telah memahami dan menghargai persepsi orang lain nan berbeda budaya, ia akan dapat melangsungkan proses komunikasi dengan lancar dan memperoleh reaksi nan diharapkan.



Komunikasi Antarbudaya dan Kendala Komunikasi

Menurut Chaney dan Martin (2004), kendala komunikasi ( communication barrier ) ialah segala sesuatu nan menghalangi terjadinya komunikasi nan efektif.

Dalam komunikasi antarbudaya, tantangan dan kendala komunikasi sangatlah banyak, mengingat masyarakat setiap bangsa mempunyai simbol dan bahasa verbal maupun nonverbal nan berbeda-beda.

Orang-orang Eskimo, misalnya, biasa bersalaman dengan saling menggesek-gesekkan hidung. Bayangkan bila mereka melakukannya dengan orang Eropa atau Asia nan tak mengetahui Norma tersebut, tentunya bangsa Eskimo akan dianggap tak sopan.

Contoh lainnya dapat dilihat pada Norma menganggukkan kepala. Di Indonesia atau di negara-negara lain seperti Amerika, anggukan kepala diartikan sebagai