Meteorid Sebagai Bahan Keris

Meteorid Sebagai Bahan Keris

Orang menyebutnya bintang jatuh. Di langit malam, meteor memang tampak seperti bintang nan bergerak melintasi bintang-bintang lainnya. Kata meteor berasal dari kata Yunani meteoros , nan artinya “jauh tinggi di udara”. Sebenarnya, meteor ialah penampakan lintasan benda langit nan disebut meteoroid ketika memasuki atmosfer Bumi.



Macam Benda Langit

Meteoroid ialah benda-benda di langit nan ukurannya lebih besar dari pada molekul dan lebih kecil dari asteroid. Asteroid (artinya: mirip bintang) sendiri sebenarnya lebih tepat disebut planetoid (mirip planet), yakni benda di langit nan bentuknya tak beraturan dan garis tengahnya kira-kira 1-700 kilometer.

Jadi, menurut batasan ini, meteoroid berukuran kurang dari 1 km. Sebagian pakar lain memberikan batasan bahwa meteoroid berukuran antara 100 mikrometer hingga 10 meter. Namun, ada juga pakar nan memberikan batasan diameternya hingga 50 meter.

Selain itu, ada juga bintang. Bintang ialah benda langit nan memancarkan cahaya dari dalam dirinya sendiri, seperti matahari. Matahari sendiri ialah sebuah bintang. Matahari kelihatan sangat besar dan terang sebab jaraknya jauh lebih dekat dibandingkan dengan bintang-bintang lainnya. Jeda Matahari dengan Bumi hanyalah 150 juta kilometer.

Apabila diukur dengan cahaya, nan kecepatannya sekitar 300 km per detik, jeda Matahari ke Bumi ialah sekitar delapan menit. Bandingkan dengan bintang lain nan paling dekat, yakni Proxima Centauri, nan jaraknya sekitar empat setengah tahun cahaya. Sebagian besar bintang memiliki jeda nan lebih jauh. Ada nan jaraknya ribuan atau bahkan jutaan tahun cahaya. Ini artinya, cahaya bintang nan kita lihat sekarang itu dipancarkan ketika dinosaurus masih hayati di Bumi.

Berapa sebenarnya jumlah bintang di alam semesta? Kita tak tahu dengan pasti. Namun, para ilmuwan konfiden bahwa terdapat miliaran (angka 1 dengan 18 atau lebih nol di belakangnya) bintang di alam semesta. Mengapa cahaya bintang kelihatan berkelap-kelip di langit? Sebabnya, ketika melewati atmosfer Bumi, cahaya dari bintang mengalami pembelokan berkali-kali.

Bintang-bintang sebenarnya bergerak satu sama lain dengan kecepatan nan sangat tinggi. Namun, di langit sebab sangat jauh dari Bumi, letak bintang satu dengan lainnya kelihatan tetap. Dari sinilah orang-orang zaman dulu membayangkan bahwa kelompok bintang eksklusif membentuk gambar tertentu, misalnya mirip seorang pemburu, kepiting, kepala banteng, naga, dan lain-lain. Kelompok bintang ini dinamakan rasi.

Bintang-bintang memiliki ukuran nan berbeda. Matahari, nan bergaris tengah lebih dari 1 juta kilometer ialah bintang berukuran sedang. Banyak bintang lain nan berukuran jauh lebih besar, dapat ribuan kali, dibanding Matahari. Bintang-bintang tersebut dinamakan bintang raksasa. Sebaliknya, bintang-bintang lain berukuran jauh lebih kecil, sehingga disebut bintang kate (katai). Bintang kate ada nan ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan Bumi.

Menjelang kematiannya, sebuah bintang dapat meledak. Ledakan bintang ini disebut nova . Istilah ini berarti “baru” sebab seolah-olah telah lahir sebuah bintang baru. Kalau bintang nan meledak berukuran besar, maka ledakannya juga sangat besar, sampai-sampai menghancurkan bintang-bintang lain. Ledakan bintang besar ini disebut sebagai supernova .

Setelah meledak, materi bintang nan tersisa akan mengerut dan memadat dengan kepadatan nan luar biasa dan gravitasinya begitu kuat sampai-sampai cahaya pun tidak dapat lepas. Materi bekas bintang inilah nan disebut black hole (lubang hitam).



Jutaan Benda Langit

Meteoroid tersebar di Tata Surya. Seperti planet-planet dan asteroid, umumnya berputar mengelilingi Matahari. Dibanding Bumi nan berputar mengelilingi Matahari dengan kecepatan sekitar 29 kilometer per detik, meteoroid bergerak dengan kecepatan kira-kira 42 kilometers per detik.

Sebagian meteoroid itu bergerak tak searah dengan gerakan Bumi mengelilingi Matahari. Bahkan, ada nan bergerak secara antagonis arah. Meteoroid nan bergerak tak searah dengan gerakan bumi inilah nan memiliki kemungkinan besar tertarik oleh gravitasi Bumi, kemudian menembus atmosfer.

Ketika memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan supersonik, meteoroid menghasilkan tekanan udara nan besar sekali di sisi depannya. Tekanan dampak kecepatan sangat tinggi ini memanaskan udara dan kemudian menjadikan meteoroid sangat panas hingga terbakar dan menimbulkan cahaya nan dapat kita lihat dari Bumi dengan mata telanjang.

Meteor umumnya berlangsung di lapisan mesosfer, antara 75 km hingga 100 km di atas permukaan Bumi. Meteor tampak di ketinggian antara 65 hingga 120 kilometer.

Sebenarnya, ada jutaan meteoroid nan jatuh ke atmosfer Bumi. Sebagian besar berukuran antara 4 sampai 64 milimeter dan sebagian besar pula hangus terbakar di angkasa sebelum jatuh ke permukaan Bumi. Peristiwa tersebut terkadang disebut sebagai hujan meteor.

Hujan meteor ialah peristiwa astronomi di mana ratusan atau ribuan debu berukuran meteoroid memasuki atmosfer bumi dan segera terbakar, menciptakan secara beruntun kilasan berumur pendek nan bersinar di langit malam, kejadian ini seperti melihat partikel bunga barah nan terbakar dan lenyap segera.

Partikel-partikel nan sama terlihat pada hujan meteor ini sebab sama-sama membentuk semacam jejak tersisa, nan disebut genre meteor, di belakang komet saat lewat mengelilingi matahari.

Ketika Bumi melewati bidang ini puing-puing, hasilnya ialah hujan meteor. Karena meteoroid sporadis lebih besar dari butiran pasir, hujan meteor biasanya tak dianggap sebagai ancaman bagi planet ini.

Pada malam tertentu, pengamat dari Bumi umumnya bisa mengharapkan buat melihat setidaknya satu atau dua meteor beruntun di langit. Ada secara harfiah puluhan genre komet berbeda nan bisa menghasilkan hujan meteor sebagaimana Bumi menavigasi lintasannya melalui mereka.

Sebagian besar hanya mereka dalam waktu tertentu, di huma terbatas nan dapat menikmati hujan meteor nan sangat kuat. Acara 'mandi meteor' ini Bahkan dijadwalkan secara rutin oleh para pakar dan fans klab dari hujan meteor, seperti hujan meteor Perseids atau Leonids, nan bervariasi dalam intensitas setiap tahun.

Sebuah hujan meteor juga ialah peristiwa astronomi nan sangat populer buat penikmat gerhana amatir, sebab tak memerlukan peralatan spesifik buat melihat, mencatat, dan mengamatinya.

Klub astronomi setempat dan pakar meteorologi biasanya bisa menyarankan jam sibuk dan malam buat aktivitas hujan meteor maksimal. Sayangnya buat beberapa pengamat, ini saat puncak seringkali sangat awal di pagi hari. Sudah lazim buat observatorium lokal buat membuka fasilitas mereka buat orang biasa nan ingin melakukan pengamatan hujan meteor.

Sampai saat ini, meteorit Hoba menjadi meteor terbesar nan ada di bumi. Meteorit Hoba berada di peternakan Hoba West, Namibia. Meteor ini ditemukan pada 1920 oleh seorang petani.

Saat itu, secara tak sengaja tali bajak petani tersangkut sesuatu. Setelah digali, terdapatlah bongkahan seberat 60 ton. Saking beratnya, meteor ini tak dipindahkan dan dibiarkan berada di loka tersebut. Kandungan meteorit hoba sebagian besar ialah besi alami. Menurut para peneliti, meteor ini jatuh ke Bumi sekitar 80 ribu tahun nan lalu.



Meteorid Sebagai Bahan Keris

Terdapat banyak sekali benda di luar angkasa sana. Salah satunya ialah meteorid. Meteorid merupakan benda angkasa nan ukurannya lebih besar daripada molekul dan lebih kecil daripada asteroid.

Saat meteorid memasuki atmosfer, ada di antaranya nan terkikis dan menguap. Ada pula nan sukses masuk ke permukaan bumi. Meteorid nan sukses masuk inilah nan disebut meteor.

Gesekan meteor dengan udara menghasilkan panas dan disertai cahaya, sehingga banyak orang nan menyebutnya bintang jatuh. Jika dalam perjalanannya meteor tersebut mencapai tanah, maka disebut meteorit atau batu meteor.

Sudah banyak terdapat meteorit nan sukses dikumpulkan. Sebagian meteorit diteliti oleh para ilmuwan, sebagian lagi berada di museum. Di Museum Geologi Bandung pun kita bisa melihat koleksi meteorit nan terkumpul dari berbagai wilayah.

Meteoroid nan lolos dari atmosfer dan jatuh ke Bumi disebut meteorit. Tiap tahun, diperkirakan ada sekitar 500 meteorit nan jatuh dengan ukuran sebesar kelereng hingga sebesar bola basket atau lebih. Namun, dari jumlah itu, hanya 5 atau 6 meteorit nan ditemukan. Sebagian meteroit berukuran cukup besar, sehingga menimbulkan kerusakan di permukaan Bumi.

Karena ukurannya nan nisbi kecil, jatuhnya meteorit tak dapat kita duga. Salah satu meteorit jatuh di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Mei 2010, menimpa dan menghancurkan genting serta lantai sebuah rumah warga.

Para empu zaman dulu memanfaatkan benda langit meteorit sebagai bahan pembuat keris. Sifat logamnya nan keras tetapi ringan membuat meteorit sangat cocok sebagai bahan pembuatan keris. Bagaimana dengan Anda, apakah pernah melihat meteor jatuh?