Patung-Patung Lainnya

Patung-Patung Lainnya



Patung di Indonesia dan Patung di Thailand

Terdapat beberapa buah patung di kota besar di Indonesia. Patung-patung itu kebanyak dibuat pada masa pemerintahan Sukarno dan Suharto. Kedua presiden ini memang bahagia dengan seni patung. Bagi keduanya, patung dijadikan sebagai satu penghargaan kepada para pahlawan dan sebagai penghias taman. Tidak sporadis juga patung itu diletakkan di tengah jalan dengan beberapa simpang. Kalau tak ada air mancur, biasanya ada patung.

Patung juga sebagai penanda gedung-gedung penting. Patung ini biasanya berupa patung kuda, gajah, atau patung dengan bentuk paras para pahlawan. Sedangkan di Thailand, sebagaimana jenis patung di kawasan Asia, terpengaruh oleh kebudayaan agama Hindu dan Budha. Seni patung telah lama berkembang di kerajaan Thailand, sebagai cabang seni rupa tiga dimensi, baik dengan pahatan ataupun cetakan. Seni patung di Thailand sangat kental dengan pengaruh dan bentuk dalam tradisi agama Budha.

Inilah agama nan paling banyak dianut oleh rakyat Thailand. Sedangkan di Indonesia, patung ini kebanyakan sebagai simbol. Tetapi sejak era reformasi, tak banyak lagi orang membuat patung. Masyarakat telah berpikir lain dan lebih menyukai taman tanpa patung-patung berbentuk mahluk hidup. Apalagi telah semakin berkembang keyakinan bahwa patung itu tak boleh dibuat menyerupai mahluk nan bernyawa. Keyakinan ini seiring dengan semakin baiknya pengetahuan agama masyarakat Indonesia.

Berbeda dengan patung-patung nan ada di Thailand. Karya seni patung di Thailand dapat dilihat di pusat jimat, Wat Ratchanatd, di Bangkok. Banyak pahatan patung miniatur nan diyakini berkekuatan spriritual. Kawasan Bamrung Muang Rd. Phra Nakhorn, terdapat Wat Suthat dan Giant Swing (Ayunan Raksasa), sebagai lokasi toko budhis terbanyak di Bangkok. Banyak dipajang ukiran perunggu campuran seni mural Cina dan Thailand. Terdapat pula patung dari zaman Sukhothai abad 14.



Patung Termasyhur

Bila datang ke Thailand, maka akan terlihatlah betapa kota ini dapat dikatakan sebagai kota patung. Keberadaan patung seolah begitu menguasai negara dengan julukan Gajah Putih ini. Apalagi ketika berkunjung ke istana raja dan kuil-kuil loka orang Thailand melakukan kewajibannya kepada Tuhannya. Malah ada patung nan dibuat dari emas murni. Inilah bentuk pemujaan dan penghormatan orang Thailand kepada nan dianggapnya begitu agung.

Salah satu patung nan cukup besar adaalah Patung Emerald Budha, atau Wat Phra Kaeo. Patung bersosok Sang Budha nan terkenal dan paling dihormati. Letaknya berada di Na Phra Lan Road. Untuk menghormati patung ini, digelar ritual mengganti pakaian patung Wat Phra Si Rattana Satsadaram oleh Raja Thailand pada setiap pergantian musim. Ini ialah cara orang Thailand melaksanakan kewajibannya terhadap nan telah memberi mereka makan, minum, udara, dan kehidupan nan nyaman.

Tempat ini dipercayai sebagai loka sakral di Thailand, berada di komplek Grand Palace. Di lokasi ini terdapat sebuah kuil luas dengan berbagai jenis bangunan model arsitektur Angkor Wat. Berbagai lukisan latif tentang riwayat Ramayana versi Thailand. Di Bangunan primer dihiasi cerita-cerita perjalanan dan keistimewaan Sang Budha. Loka ini diyakini sebagai loka bersemayamnya Emerald Budha, atau Phra Phutthamahamani Rattana Patimakan.

Para pelancong banyak juga nan ingin mengunjungi loka ini. Mereka cukup terpukau dengan cara orang Thailand memperlakukan sebuah patung nan dianggap sebagai representasi suatu kemuliaan dan keagungan sosok nan telah menyebarkan agama Budha ke negeri mereka. Mungkin tak ada ritual seperti ini di loka lain. Oleh sebab itulah hal ini menjadi sesuatu nan menarik buat dilihat. Bahkan di India pun loka lahirnya Sang Budha, mungkin tak ada sesuatu nan menarik seperti ini.

Patung berikutnya ialah Patung Golden Budha, atau Wat Tramit. Sebutan lainnya ialah Wat Tramit Witthayaram Worawiham. Sebuah patung nan ditemukan di kuil Wat Sam Chin Tai, atau kuil loka memuja bagi rakyat biasa. Awalnya tak ada nan istimewa dengan kuil ini. Sebuah patung Budha nan dibuat dari bahan semen, sebuah patung biasa dan tak ada nan menilainya berharga.

Suatu saat semen patung pecah dan mengelupas. Ternyata patung budha tersebut terbuat dari emas orisinil seberat lebih dari 5 ton dengan tinggi 3 meter, senilai dengan US$10 juta lebih. Patung Wat Tramit kini berada di lokasi Charoen Krung Road, dekat Stasiun Kereta Barah Hua Lamphang. Disimpan di bangunan primer kuil, dikenal dengan nama “Phra Sukhothai Trai Mit”. Ternyata keberadaan emas itu telah membukakan mata orang banyak bahwa dalam kesederhanaan mungkin terdapat kekayaan nan berlimpah.

Pembuat patung tersebut mungkin ingin menyembunyikan harta tersebut atau memang sengaja ingin memberikan pelajaran kepada penemu patung tersebut agar tak melihat sesuatu dari luarnya saja. Hal ini tentu saja sangat menarik. Untunglah pemerintah sangat tanggap sehingga rakyat tak semena-mena dalam memperlakukan patung nan terbuat dari emas tersebut. Orang Thailand terkenal dengan masyarakat nan sangat menghormati rajanya. Rasa hormat dan cinta itu membuat mereka tunduk pada perintah raja.

Patung selanjutnya ialah Patung Budha Giok, Wat Tham Mongkhon. Terdapat patung Budha nan dipahat dari sebuah batu Giok (Jade) nan utuh. Batu berasal dari sebuah tambang emas di kawasan puncak Kings Mountain, Kanada. Di Wat Tham Mongkhon terdapat benda-benda budhis terbaik global nan dikoleksi sejak lama. Terdapat pula patung Dewi Kuan Yin, simbol kasih sayang, terbuat dari batu giok terbesar di dunia. Patung ini tentu saja sangat berharga. Orang Thailand memang tak mau tanggung dalam membuat patung indah.

Koleksi lainnya, Chedi paling tinggi nan berada di Bangkok. Berada di Sukhumvit Road, Soi 11, Bang Chak, distrik Phra Khanong, Bangkok. Dikenal dengan nama Phra Wiriya Mongkhon Mahachedi. Loka tersebut diyakini sebagai loka nan berasal dari helaian rambut, tulang belulang bagian dada, dan relik Sang Budha. Sengaja diambil dari Gotama pada tahun 1974. Tepatnya berasal dari kota Chittagong di negara Bangladesh.



Patung-Patung Lainnya

Patung Budha Tidur, Wat Pho
Wat nan berasal dari abad 16, nan terbesar dan tertua di Bangkok. Letaknya tidak jauh dari Grand Palace, di kawasan Chetuphon atau Thaiwong Road. Terdapat sebuah patung Budha raksasa dalam posisi tidur. Memiliki panjang 45 m, dengan ukiran berbahan kulit kerang mutiara di kaki Budha. Patung ini menggambarkan Sang Budha nan sedang memasuki Nirwana. Patung ini juga menarik banyak perhatian para pengunjung.

Patung Dwarapala
Dwarapala bersosok raksasa seram, penjaga gerbang dalam ajaran Siwa dan Buddha. Bertugas melindungi loka sakral. Dwarapala di Thailand berperawakan agak gemuk, berposisi tubuh tegak sambil memegang senjata gada di antara kedua kakinya. Berasal dari zaman Sukhothai dan Ayutthaya abad 14-15 M. Berbahan tembikar tanah liat berlapis glazur rona pucat susu. Diproduksi di loka pembakaran di sekitar Thailand Utara.

Hal Sakral di Thailand
Budha sebagai agama resmi dan mayoritas di Thailand. Patung Budha menjadi simbol nan sangat disakralkan. Perkembangan Patung Thailand terekam dalam Museum of Buddhist Art nan menyimpan koleksi-koleksi patung Budha sepanjang sejarah. Terdapat 11 ruangan nan menghadirkan kembali perkembangan patung Budha.

Masyarakat Thailand menjunjung tinggi raja dan keluarga raja, termasuk pajangan foto mereka di setiap sudut kota. Pelecehan kepada raja ialah perbuatan kriminal. Sebelum menonton film di bioskop, diputar singkat tentang Raja Thailand diiringi lagu kebangsaan. Dan penonton harus berdiri sampai selesai.

Biksu memiliki prestise istimewa, sebagai penghubung antara manusia kepada Sang Budha. Hal sakral lainnya ialah kegiatan terkait dengan penaikan bendera dan lagu kebangsaan. Semua aktivitas harus dihentikan dan segera menghadap ke bendera tersebut. Telusuri terus keistimewaan budaya Thailand, buat memperkaya khazanah pengetahuan kita!