Contoh Cerita Pantun Sunda

Contoh Cerita Pantun Sunda

Kekayaan nan ada di nusantara nan berkaitan dengan kesenian tradisonal sangatlah beraneka ragam. Karena hal itulah kita harus melestarikan kesenian itu agar bisa terjaga keasliannya sehingga para generasi muda juga bisa paham dengan sahih makna nan ada di belakangnya.

Pantun merupakan salah satu jenis contoh dari kesenian tradisional nan ada. Dalam karya sastra sunda serta sastra melayu terdapat kesenian dalam bentuk pantun. Walaupun nama nya sama-sama pantun tapi ada disparitas nan sangat jelas antara pantun dalam saatra sunda dan pantun saatra melayu.

Dalam sastra Melayu istilah pantun itu berupa puisi kesenian sunda nan memiliki sampiran dan isi nan terdiri dari 4 baris. Sedangkan bagaimana seni pantun nan ada dalam seni sastra sunda? Agar bisa mengetahui disparitas nan ada dalam dua jenis pantun tersebut kita harus membandingkan keduanya.



Pantun dalam Sastra Sunda

Ketika saat itu sekitar (± 400 M) atu tepatnya pasa saat zaman hindu, perkembangan kerajaan tersebut membantu dalam rangka meningkatkan khazanah nan ada dalam sastra sunda. Sekitar (± 400 M), dimulai dari adanya kerajan tarumanegara, lalu sekitar (± 1030 M) dilanjutka dengan adanya Alam galuh, lalu sekitar (± 1333 M) dilanjutkan lagi oleh Alam Padjaaran. Mulai muncul bentuk kesastraan sunda secara lisan ialah pada masa Alam Padjajaran dan merupakan cerita pantun.

Ajip Rosidi mengatakan bahwa, dalam kesenian tradisional cerita pantun nan ada di sastra Sunda ialah contoh dari cerita nan dibacakan oleh seorang juru pantun, tak lupa dengan diiringi alat musik kecapi nan memiliki bentuk seperti perahu.

Kalau menurut M. Hasan nan dia tuturkan dlam bab "Adat-adat Urang Priangan jeung Sunda Lianna ti Eta" mengatakan bahwa pantun merupakan bentuk orisinil dari seni sunda nan susunannya terdiri dari: Rajah (awal cerita) – Nataan (deskripsi cerita) – Lelucon (humor) Rajah . Istilah cerita pantun dan mantunkeun (menampilkan kesenian tradisional pantun dari juru pantun) ada dlam kesenian pantun sunda.

Tahun 1994 F.S. Eringa memberi klarifikasi mengenai batasan nan ada dalam cerita pantun Sunda kesenian tradisional , yaitu "berbentuk legenda nan mempunyai unsur sejarah nan mayoritasnya terdiri dari rangkaian petualangan atau peristiwa perebutan antara kekayaan serta wanita dalamkalangan para bangsawan, nan membuat mereka menggunakan kekuatan supranatural bila bahaya datang menghampiri mereka.

Penjelasan itu mungkin berkaitan dengan isi cerita nan ada di kesenian sunda nan didominasi menceritakan tokoh bangsawan nan memiliki keajaiban serta kesaktian nan lainnya.

Naskah nan antik nan dijelaskan oleh Ki Buyut Rambeng terdapat kesenian pantun , yaitu Pantun Bogor. Seiring perkembangannya, nilai tambah terus ada di dalam cerita-cerita pantun ini, contohnya cerita Ciung wanara , Mundinglayah dikusumah , Lutung kasarung , Dengdeng pati Jayaperang , Ratu Bungsu Kamajaya , Sumur Bandung , Demung Kalagan dan masih banyak nan lainnya.

Bila berbicara tentang seni tradisional pantun ini sangat erat kaitannya dengan budaya sunda nan sangat kumo nan hayati di masyarakat kanekes. Ritual mereka ialah nan terdapat di dalam pantun ini. Ada juga ritual nan mereka sajikan dalam lakon-lakon kudus nan ada dalam pantun kanekes yaitu Ngora, Lutung kasarung sertaLanggasari.

Kacapi ialah alat musik nan digunakan buat mengiringi pantun sunda. Awal cerita dari alat musik kecapi ini berasal dari suku baduy, yaitu memiliki kecapi kecil nan memiliki kawat 7 terbuat dari kawat. Namun seiring dengan berkembangnya seni dari cianjuran, kacapi gelung atau tembang dipakai buat menggantikan kacapi nan lama, dan pada akhirnya kacapi siter (Jawa) nan digunakan. Ada juga laras atau tangga nada nan digunakan buat mengiringi nan disebut dengan pelog, namun seiring berjalannya waktu laras salendro juga banyak digunakan



Contoh Pantun Sunda

Meskipun luntur secar perlahan budaya sunda nan kita miliki ini, tetapi masih ada segelintir anak muda nan masih mencoba melestarikan budaya sunda ini agar budayanya tetap terjaga. Langkah nan mereka lakukan dalam melestarikannya adalah mengadakan perlombaan berbalas pantun dalam bahasa sunda. Tema pantun nan di untuk majemuk ada tentang nasehat, percintaan, ilmu dan masih banyak tema lainnya

ulin ka bahari banda
naha jadi nalangsa
kuring teh urang sunda
kuring nyaah kana basa

makna pantun ini dalam bahasa Indonesia ialah kita sebagai orang sunda harusnya peduli dengan bahasa kita yaitu bahasa sunda. Banggalah dengan bahasa daerah kita sendiri.

di kebon sato aya panda
panda ngahakan kangkung
budayakeun budaya sunda
bilih lapur kawas angklung

kalau pantun nan diatas maknanya dalam bahasa sunda ialah jangan kamu mengacuhkan budaya sendiri yaitu budaya sunda agar tak tenggelam ditelan zaman seperti alat musik angklung. Juga agar budaya kita kekal dan terus berkembang.

Kalau nan diatas ialah berhubungan sesuatu nan lucu nah sekarang bagi nan kasmaran lihat aja dibawah ini :

aya tempe nuju dibaceum
ngadamel tempe nepi ka lieur
abdi aya hate ka anjeun
naha anjeun ngabalieur

pantun ini isinya tentang perasaan sayang nan timbul namun perasaan itu ternyata bertepuk sebelah tangan.

payun bumi meuni barala
bumi kosong taya nu gaduh na
mikacinta ti baheula
mugi leres aya jodo na

cau dijero bungkusan
cangkang cau meuni rujit
baheula mah nyaah pisan
ngan ayeuna malik ijid

aya jalma gampang pundung
sikep pundung kudu dipiceun
kaduhung matak kaduhung
kapungkur bogoh ka anjeun



Contoh Cerita Pantun Sunda

Kesenian tradisional nan paling terkenal dalam cerita pantun yaitu tentang cerita mundinglaya dikusuma, nyi sumur bandung , Ciung Wanara, Nyi Sumur Bandung, Budak Manjor, lutung kasarung, Nyi Pohaci Sanghiyang Sri, bunga panyarikan, serta Kembang Panyarikan. Kelompok sekar atau nyanyian ialah bentuk dari pantun cerita sunda juga. Sebagai contoh, berikut ialah pantun Sunda kesenian tradisional nan diambil dari cerita Lutung Kasarung.

Rajah (pembuka cerita Lutung Kasarung)

Bul kukus mendung ka manggung,
ka manggung neda papayung,
ka dewata neda maap,
ka pohaci neda suci,
kuring rek diajar ngidung,
nya ngidung carita pantun,
ngahudang carita wayang,
nyilokakeun nyukcruk laku,
nyukcruk laku nu bahayu,
mapay lampah nu baheula,
lulurung tujuh ngabandung,
kadalapan keur disorang,

Nataan (deskripsi cerita Anjung Karaton)

Lugayna mah tina pangligaran,
gingsir tina pangcalikan,
gandeung menak nu gandang,
hariring mantra nu ginding,
sora milawung kancana,
ti katuhu mani tanding ratu,
ti kenca lawatan dewata,



Bentuk Pantun Sunda

Sampiran serta isi nan ada pada pantun sunda itu tak ada keterkaitannya. Isinya itu lebih kepada cerita nan dijelaskan lewat lirik-lirik lagu

Kesenia tradisional dalam pantun sunda ada adalam bentuk 2 konveksi. Pertama, 8 suku kata nan ada pada setiap lariknya. Kalo nan keduanya, ada "purwakanti rantayan" atau rima terbuka (asonansi) contohnya:

Bul kukus mendung ke manggung (u – u)
ka manggung neda papayung (u – u)
ka dewata neda maap (a – a)
ka pohaci neda suci (i – i)

contoh-contoh kesenian tradisional pantun Sunda lainnya nan menyebabkan konvensi sangat terlihat kuat

Sisindiran

Sisindiran ialah satu kesenian sunda nan populer diwaktu lalu. Yang aku tahu kesenian ini biasa ditampilkan diacara-acara desa atau dusun saya.

Sisindiran nan dalam bahasa Indonesia berarti Saling menyindir, dimaksudkan buat saling menasehati satu sama lain juga terkadang berisi guyonan – guyonan buat menghibur.

Contoh Sisindiran berisi Nasehat :

ninyuh ubar ku cipati
diwadahan piring gelas
anu sabar éta pasti
ku Allah dipikawelas

papan kiara ditatah
iraha jadi lomari
mun dapat miara létah
mokaha salamet diri

Contoh Lain nan berisi Guyonan :

jeruk purut Cikaruncang
jambu aér Wanayasa
camerut hayang ka bujang
susu laér teu karasa

cau kepok keur rumégang
dieunteupan bondol héjo
keur dekok katambah égang
ditambahan olol lého

Dengan demikian, sangatlah berbeda antara pantun dalam sastra Indonesia dengan kesenian tradisional pantun dalam sastra Sunda. Bentuk sastra pantun pada sastra Indonesia ialah bentuk sisindiran dalam kesenian tradisional sastra Sunda.