Siapa Atlas?

Siapa Atlas?

Atlas, namanya seolah mengingatkan kita pada sebuah buku nan berisikan gambar dari seluruh permukaan bumi, benua dan lautan. Asal mula penamaan gambar permukaan bumi tersebut sepertinya juga berkaitan dengan nama salah satu dewa dalam mitologi Yunani, dewa Atlas.

Di antara Anda niscaya pernah ada nan melihat gambar dari patung Atlas , atau bahkan patung Atlasnya sendiri. Patung Atlas memiliki bentuk nan berbeda. Patung ini selalu saja diimajinasikan seolah sedang memanggul sebuah bola dunia. Mengingat ia seorang dewa, patung Atlas terlihat lucu dibandingkan dengan bentuk patung dari dewa lain nan terkesan berwibawa, Zeus misalnya.



Siapa Atlas?

Dalam cerita mitologi Yunani, Atlas ialah keturunan kedua dari Titan. Titan ialah sekelompok penguasa bumi nan berkuasa jauh sebelum para dewa dari Olympus itu hadir. Para Titan nan keseluran berjumlah dua belas itu ialah anak dari Uranus atau dewa langit dan Gaia atau dewi bumi.

Ke-12 anak Uranus dan Gaia itu terdiri dari enam pria dan wanita. Anak laki-laki generasi Titan nan pertama yaitu Okeanos, Koios, Kronos, Hiperion, Lapetos dan Krios. Sedangkan, anak wanita dari Uranus dan Gaia di antaranya, Foibe, Themis, Mnemosine, Tethis, Theia dan Rhea.

Atlas ialah satu di antara empat anak dari Lapetos dan Okeanid. Lapetos memiliki prilaku nan tak menyenangkan. Ia bersama tiga Titan lainnya membantu Kronos buat mengebiri alat kelamin dari ayahnya sendiri, Uranus. Ia lantas dihukum buat memegang pilar global bagian barat. Hukumannya itu pun kemudian harus juga dirasakan oleh Atlas.

Kronos tak menyadari bahwa suatu saat, anaknya lah nan justru akan menghancurkan Titan beserta keturunan-keturunannya. Ia ialah Zeus. Pertempuran Zeus dalam melawan Titan terjadi sangat hebat. Dalam mitologi Yunani, perang antara Titan dengan para dewa Olympus disebut juga Titanomakhia.

Sebagai seorang pria, Atlas lantas menikahi seorang wanita bernama Pleione. Mereka lantas mempunyai tujuh keturunan. Tujuh keturunan Atlas bersama Pleione itu dijuluki Pleiades.

Atlas berbeda dengan dua saudaranya, Prometheus dan Epimetheus nan lebih berpihak pada Zeus. Ia beserta Titan lain memilih buat melawan dewa Olympus. Akibatnya, ia kemudian dijatuhi sanksi oleh Zeus. Sanksi nan Zeus jatuhkan padanya ialah Atlas harus berdiri di bagian barat bumi atau Gaia, sembari memegang langit atau Uranus.

Hukuman Zeus itulah nan dipercaya menjadi insipirasi pembuatan majemuk patung Atlas di seluruh dunia. Patung Atlas selalu dibentuk demikian. Posisi setengah berjongkok dengan keadaan lutut menekuk, lengkap dengan sebuah bola di atas pundaknya. Mengesankan, seolah Atlas sangat tersiksa dengan sanksi nan dijatuhkan Zeus.

Pendapat sebagian besar masyarakat nan mengatakan bahwa Atlas tengah memegang bola global sebenarnya tak benar. Para pakar sejarah menyebutnya miskonsepsi. Keadaan nan sesungguhnya ialah Atlas bukan tengah memegang bola global di atas pundaknya, melainkan bola langit. Sebagaimana sanksi Zeus nan telah dijatuhkan padanya, memegang langit (Uranus).