Makna di Balik Gambar Logo Garuda

Makna di Balik Gambar Logo Garuda

Sebagai masyarakat Indonesia tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan lirik lagu Garuda Pancasila dengan gambar logo Garuda . Lagu berjudul "Garuda Pancasila" nan ditulis oleh Sudharnoto ini memang termasuk lagu nasional, liriknya menumbuhkan semangat kebangsaan buat seluruh rakyat Indonesia.

Di dalamnya terdapat nama lambang negara Indonesia , yaitu Garuda Pancasila. Nama Garuda Pancasila ini diambil dari lambang itu sendiri, yaitu berupa gambar garuda dan lima simbol pancasila. Hingga saat ini gambar garuda masih menjadi tren buat disematkan pada pakaian dan menjadi aksesoris rakyat Indonesia.

Garuda Pancasila sudah digunakan sebagai lambang negara Indonesia sejak tahun 1950. Lambang ini menggambarkan seekor burung garuda berwarna emas nan memiliki perisai dengan lima simbol pancasila. Garuda tersebut mencengkeram sebuah pita putih nan berisi tulisan "Bhinneka Tunggal Ika".

Meski setiap harinya melihat lambang ini, masih ingatkah kita dengan sejarah dan makna nan terkandung di dalamnya? Lambang setiap negara memang bukan hanya sekedar lambang.

Di dalamnya terdapat makna mendalam nan menggambarkan perjuangan dan prinsip nan dibentuk oleh para pejuang saat meraih kemerdekaan. Dari lambang dan dasar inilah, bangsa Indonesia dapat terus mengingat perjuangan, prinsip, dan asa para pahlawan dan dapat menunjukkannya pada dunia.



Sejarah Gambar Logo Garuda

Sebelum membahas mengenai sejarah perancangan garuda sebagai lambang negara, kita lebih dulu harus mengetahui tentang asal-usul dipilihnya garuda sebagai lambang nan memiliki filosofi tersendiri. Sebenarnya, lambang garuda sudah dikenal di tanah Indonesia sejak jaman kerajaan Hindu-Budha.

Garuda menjadi burung nan istimewa sebab dipercaya sebagai kendaraan Wisnhu. Meski sebagai kendaraan Wisnhu, garuda juga dianggap memiliki sifat-sifat Wisnhu, salah satunya sebagai sang pemelihara alam semesta.

Sejarah-sejarah menyangkut kisah tentang kegagahan burung garuda tersebut dapat kita lihat di berbagai candi di Indonesia. Kita dapat dengan mudah menjumpai arca atau relief burung garuda.

Arca atau relief tentang kegagahan garuda ini dapat kita jumpai di candi Prambanan, candi Mendhut, candi Penataran, candi Belahan, dan juga candi Cetho. Dari seluruh peninggalan tersebut, nan paling terkenal ialah Arca Raja Airlangga nan menggambarkan Wisnhu sedang mengendarai garuda. Arca ini disimpan di Museum Trowulan sebagai peninggalan sejarah nan dilindungi.

Garuda juga terkenal sebagai sosok nan gagah, kuat, setia, dan disiplin. Dalam kisah-kisah di pulau Bali, Garuda dikenal sebagai raja dari para burung. Garuda dianggap memiliki kharisma nan kuat tentang kekuatan, kegagahan, kedisiplinan, keberanian, dan kesetiaan.

Dalam karya seni, garuda ditampilkan dengan rona keemasan dengan paruh, cakar, dan sayap elang, tetapi tubuh dan lengannya menyerupai manusia. Karena kisah-kisah mulia tentang garuda inilah, Indonesia menggunakan lambang garuda sebagai perwujudan prinsip sebagai negara nan kokoh, disiplin, berani, dan mulia.

Sejarah mengenai perancangan garuda diawali sejak Indonesia merdeka. Setelah kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, terjadi sebuah peperangan hingga tahun 1949 buat mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pada akhir perang itulah, Indonesia nan saat itu bernama Republik Indonesia Perkumpulan mengadakan Konferensi Meja Bundar dan berniat buat membuat lambang negara.

Untuk mendapatkan lambang nan paling cocok dengan bangsa Indonesia, menteri Priyono mengadakan sayembara buat membuat lambang nan cocok buat negara Indonesia.

Dari sayembara itulah, pemerintah menyaring seluruh karya-karya. Hasilnya, mereka memperoleh dua karya terbaik nan dibuat oleh Sultan Hamid II dan karya M. Yamin.

Karya Sultan Hamid II menggambarkan seekor burung garuda nan memiliki tubuh manusia dengan perisai berisi gambar lambang pancasila. Sedangkan M. Yamin membuat lambang nan dihiasi dengan gambar sinar-sinar matahari.

Sinar matahari ini dianggap sebagai salah satu pengaruh Jepang, sehingga karyanya ditolak. Sedangkan, karya nan terpilih ialah lambang garuda nan digambar oleh Sultan Hamid II.

Meski sudah terpilih, lambang garuda tersebut masih didiskusikan kembali buat lebih disempurnakan. Sebenarnya, pita nan dicengekeram oleh garuda awalnya berwarna merah putih, tetapi atas usul presiden dan perdana menteri RIS, yaitu Ir. Soekarno dan Mochammad Hatta, pita tersebut diganti dengan rona putih dan bertuliskan slogan bangsa Indonesia, yaitu " Bhinneka Tunggal Ika ".

Sedangkan gambar garuda sendiri mendapat saran dari Partai Masyumi agar diubah menjadi gambar garuda seutuhnya, bukan garuda nan memiliki tubuh manusia.

Dari masukan-masukan tersebut, Sultan Hamid II menyempurnakan kembali lambang buatannya dan kemudian baru disahkan pada tanggal 11 Februari 1950. Empat hari kemudian, presiden Ir. Soekarno langsung memamerkan lambang tersebut pada seluruh rakyatnya di Hotel Des Indes.

Meski sudah ditunjukkan pada masyarakat Indonesia, penyempurnaan lambang tersebut belum selesai. Lambang garuda terus disempurnakan, salah satunya dengan menambahkan jambul pada kepala garuda dan mengganti posisi cakar nan sedang mencengkeram itu menjadi berada di depan pita, bukan di belakang pita seperti sebelumnya.

Perubahan dan penyempurnaan tersebut merupakan bentuk akhir lambang garuda nan kita lihat sampai saat ini. Untuk pertama kalinya, lambang tersebut dibuat menjadi patung dengan bahan perunggu berlapis emas. Sampai saat ini, patung tersebut disimpan di Monumen Nasional .



Makna di Balik Gambar Logo Garuda

Makna garuda sendiri sudah kita ketahui dari mitologi dan filosofi nan mendasarinya. Sedangkan, perisai nan ada pada dada garuda merupakan lambang nan memiliki makna pertahanan Indonesia dengan lima simbol Pancasila sebagai dasarnya.

Pada bagian tengah perisai tersebut terdapat gambar bintang bersudut lima nan berwarna keemasan. Lambang bintang ini merupakan lambang buat sila pertama Pancasila nan berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa".

Jika ingat kembali, sila kedua Pancasila berbunyi "Kemanusiaan nan adil dan beradab". Bila diteliti lagi, maka akan dimengerti rantai tersebut terdiri atas dua bentuk mata rantai nan berbeda, satunya berbentuk segi empat, sedangkan satunya lagi berbentuk lingkaran. Kedua bentuk mata rantai ini saling terkait satu sama lain membentuk kesatuan rantai nan utuh.

Rantai dengan bentuk persegi empat merupakan lambang buat pria, sedangkan lingkaran melambangkan wanita. Jadi, maksud dari lambang ini ialah antara pria dan wanita membutuhkan satu sama lain, tak ada nan lebih dan kurang, semuanya harus adil. Jika semuanya manunggal seperti rantai, maka akan menjadi bangsa nan kuat.

Sila selanjutnya, yaitu sila ketiga "Persatuan Indonesia" dilambangkan oleh sebuah gambar pohon beringin nan terletak pada bagian kanan atas. Pohon beringin berisi sifat-sifat keteduhan sebab bentuknya nan kekar dan daunnya nan lebat.

Selain itu, pohon ini juga memiliki akar nan banyak cabangnya menggambarkan keadaan masyarakat Indonesia nan terdiri atas beranekaragam budaya, suku, dan agama. Pohon beringin seakan-akan merupakan sebuah loka buat berteduh bagi seluruh masyarakat Indonesia buat bersatu.

Sila keempat, yaitu "Kerakyatan nan dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan" dilambangkan dengan gambar kepala banteng. Banteng dikenal sebagai hewan nan suka berkumpul buat menjalin interaksi sosial antar sesamanya. Hal ini diwujudkan dalam masyarakat Indonesia nan menganut sistem demokrasi dan penyelesaian masalah bersama dengan musyawarah mufakat.

Sila kelima nan berbunyi "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" dilambangkan dengan padi dan kapas. Padi merupakan tanaman nan diperlukan buat mencukupi kebutuhan pangan, sedangkan kapas merupakan tanaman dasar buat bahan sandang.

Karena itulah, padi dan kapas menjadi perlambangan keadilan sosial nan tercapai dengan kebutuhan pakaian dan pangan masyarakat Indonesia nan terpenuhi secara adil.

Jika diperhatikan lebih teliti, garis hitam nan melintas di tengah perisai lebih tebal dari garis lain. hal ini juga memiliki makna tersendiri, yaitu sebagai simbol garis khatulistiwa nan melintasi negara Indonesia.

Demikian uraian mengenai sejarah lambang negara Indonesia, yaitu gambar logo garuda. Semoga informasi tersebut menambah wawasan Anda mengenai arti dan makna burung garuda sebagai lambang negara ini.