Post-produksi

Post-produksi

Tahukah Anda prinsip- prinsip animasi ? Sebelum membahas seputar prinsip-prinsip animasi, penulis akan menjelaskan sedikit apa itu animasi. Kita awali klarifikasi animasi dari seekor tikus.

Apa nan Anda pikirkan saat melihat seekor tikus? Jijik, ingin segera menangkap, membunuh, dan kemudian membuangnya? Begitulah nan dipikirkan kebanyak orang. Akan tetapi, tak bagi seorang Walter Elias Disney atau Walt Disney. Bersama kawannya seorang ilustrator, Ub Iwerks, tikus itu justru menjadi sumber inspirasi buat menciptakan ladang duit dalam tokoh lucu film animasi Mickey Mouse nan sangat melegenda.

Selain mampu mengilustrasikan binatang-binatang sekitar menjadi tokoh nan lucu, kemampuan Walt Disney juga teruji dalam menggunakan prinsip-prinsip animasi nan menarik sehingga film kartun tersebut menjadi hayati dan memiliki alur cerita nan digemari oleh hampir semua usia.

Animasi atau lebih terkenal dengan istilah film animasi merupakan film nan tercipta dari hasil pengolahan gambar tangan sampai akhirnya menjadi gambar nan bergerak. Awalnya, film animasi terbuat dari sejumlah lembar kertas gambar nan diputar-putar sehingga menciptakan imbas gambar bergerak. Seiring dengan perkembangan teknologi, proses produksi film animasi semakin mudah dan cepat sebab donasi komputer, grafika komputer, dan juga didukung dengan adanya prinsip-prinsip animasi itu sendiri.

Ada beberapa proses pembuatan film animasi, misanya pembuatan Fim animasi klasik atau teknik Celluloid . Berikut proses pembuatannya.



Pra-produksi
  1. Konsep
  2. Skenario
  3. Pembentukan karakter
  4. Storyboard
  5. Dubbing awal
  6. Musik dan sound FX


Produksi
  1. Lay out (Tata letak)
  2. Key motion (Gerakan kunci/ inti),
  3. In Between (Gambar nan menghubungkan antara gambar inti ke gambar inti nan lain)
  4. Clean Up (Membersihkan gambar dengan menjiplak)
  5. Background (Gambar latar belakang)
  6. Celluloid (Ditransfer keatas plastik transparan)
  7. Coloring (Mewarnai dengan tinta dan cat)


Post-produksi
  1. Composite
  2. Camera Shooting (Gambar akan diambil dengan kamera, dengan mengambil frame demi frame)
  3. Editing
  4. Rendering
  5. Pemindahan film ke dalam roll film


Prinsip Animasi

Seorang animator tentunya sudah mengetahui prinsip-prinsip animasi dasar nan berjumlah du belas. Prinsip animasi nan berlaku pada animasi 2D dan 3D ini (termasuk juga paper dan clay animation ) merupakan rangkuman sifat-sifat mobilitas nan ada di alam bebas, khsususnya mobilitas manusia. Sepuluh prinsip animasi pertama dibuat oleh Frank Thomas dan Ollie Johnston nan tertuang dalam sebuah buku berjudul Illusion Of Life pada 1981. Setelah itu, John Lasseter, suradara dari film Toys Story , menambah dua lagi prinsip animasi sehingga prinsip animasi berjumlah total du belas. Dua prinsip animasi tambahan ini terdapat dalam makalahnya, " Principles Of Traditonal Animation Applied To 3D Computer Animation ".

Bagi para pemula, mungkin cukup sulit membedakan prinsip-prinsip animasi nan berjumlah dau belas tersebut. Solusi buat mudah mempelajari prinsip-prinsip animasi ialah dengan cara memerhatikan gerkan nan sering kita lakukan, seperti gerkan berjalan, berlari, meloncat, dan lain-lain. Selain memahami prinsip animasi, buat menjadi seorang animator handal dibutuhkan berbagai keterampilan dan keahlian, yaitu:

  1. memiliki teknik animasi;
  2. keahlian di bidang acting , sinematography , dan nan niscaya pemahaman tentang proses pembuatan film itu sendiri;
  3. mamahami mengenai proses penceritaan nan baik dan bisa menarik perhatian penonton; dan
  4. selalu menyampaikan sesuatu kepada penonton nan bersifat memamcing reaksi penonton di saat menyaksikan karyanya, baik tertawa, sedih maupun gembira.


12 Prinsip Animasi

John Lasseter, seorang pengarah adegan film animasi Toy Story , merinci prinsip-prinsip nan harus diperhatikan dalam membuat animasi. Menurutnya, agar animasi bisa berjalan dengan baik, setidaknya ada 12 prinsip animasi nan harus menjadi acuan:



1. Timing (waktu)

Prinsip animasi nan pertama adalah timing . Gerakan berjalan dan berlari dalam film kartun dikendalikan oleh posisi gerakan di frame, panjang waktu nan diatur dalam timeline (garis waktu), dan pengaturan kecepatan frame dalam satuan fps ( frame per second ). Boleh jadi, posisi gerakan kaki dan tangan orang nan berlari dan berjalan sama, tetapi ketika pengaturan timeline dan kecepatan di fps-nya diubah, gerakannya akan berbeda.

Semakin tinggi nilai fps, akan semakin cepat gerakan nan ditimbulkan. Oleh sebab itu, pengaturan waktu ini sangat vital dalam membuat karya animasi. Kapan gerakan tangan harus turun-naik, kapan kaki kiri harus ke depan, dst., semua diatur dalam pengaturan waktu.



2. Ease In dan Ease Out (percepatan dan perlambatan)

Dalam membuat animasi, prinsip animasi berupa gaya gravitasi harus pula diperhatikan. Apakah bola nan dilempar ke atas semakin kencang atau melambat, atau sebaliknya.



3. Arcs (ayunan)

Ketika Mickey Mouse berjalan, lihatlah ayunan kepalanya, tak datar dan kaku seperti robot, bukan? Naik turunnya posisi kepala orang nan berjalan ini salah satu prinsip animasi atau faktor nan harus diperhatikan pula ketika membuat animasi.



4. Follow Through and Overlapping Action

Maksud dari prinsip animasi ialah gerakan epilog sebuah objek sebelum benar-benar diam. Prinsip animasi ini mengikuti hukum Newton pertama mengenai kelembaman. Apabila mobil nan sedang melaju tiba-tiba direm mendadak, apakah orang nan di dalamnya langsung diam? Atau, posisi penumpang tersentak ke depan? Posisi badan nan tersentak itu termasuk dalam prinsip Follow Through and Overlapping Action .



5. Secondary Action (gerakan tambahan)

Gerakan menggaruk daerah nan gatal, mata celingak celinguk, melamun, dll. merupakan prinsip animasi berupa gerakan tambahan nan membantu mengisi imbas kenaturalan sebuah animasi.



6. Squash and Stretch (kelenturan dan elastisitas)

Balon bulat nan ditekan, akan menjadi lentur gepeng dan agak memanjang.



7. Exaggeration (dramatisir gerakan)

Ketika Donal Bebek marah, digambarkan dengan wajahnya nan memerah. Exaggeration kerap berkaitan dengan mendramatisasi emosi tokoh animasi. Terkadang juga dibumbui dengan musik, permainan kamera, latar belakang, dan teknis.



8. Straight Ahead and Pose to Pose

Ketika permulaan Ub Iwerks membuat animasi Mickey Mouse, semuanya dilakukan di atas tumpukan kertas dan setiap gerakan digambar dari pose satu ke pose berikutnya. Namun, saat ini dengan perkembangan ilmu komputer, kita bisa menentukan gerakan awal dan akhir ( straight ahead ) saja, kemudian posisi tengahnya ( inbetween ) digerakkan secara otomatis oleh komputer.



9. Anticipation (gerakan pendahulu)

Jika Anda pernah menonton film Kungfu Panda, tentunya ada gerakan kuda-kuda sebelum pertempuran dimulai. Gerakan kuda-kuda ini merupakan prinsip anticipation dalam prinsip animasi.



10. Staging (bidang layar)

Maksud dari prinsip animasi ini ialah penempatan posisi kamera nan menjadi hal krusial dalam membuat animasi agar lebih hidup.



11. Personality (penjiwaan)

Tidak saja film-film pada umumnya, penjiwaan tokoh film-film kartun pun harus diperhatikan. Kemampuan animator dalam menggambarkan peran-peran tokoh animasi akan memperlihatkan roh dari setiap karakter.



12. Appeal (daya tarik)

Daya tarik dari setiap tokoh perlu diperlihatkan agar si penonton bisa menilai disparitas karakter dari tokoh nan satu dan nan lainnya. Daya tarik ini akan membuat penonton memiliki perhatian spesifik terhadap animasi atau film nan ditampilkan.

Saat ini, tak hanya film, melainkan games, e-learning, presentasi, promosi, iklan, semua menggunakan teknik-teknik animasi. Prinsip animasi nan digunakan dalam membuat animasi sebenarnya cukup dengan memperhatikan apa nan terjadi di sekitar kita. Dilihat dari kedua belas prinsip tersebut, baik atau tidaknya animasi 2D atau 3D bisa dilihat dengan sejauh mana kenaturalan animasi tersebut.