Menara Jakarta - Menara Tertinggi di Dunia

Menara Jakarta - Menara Tertinggi di Dunia

Menara Jakarta merupakan sebuah menara nan sedang dibangun di ibu kota negara. Menara ini merupakan sebuah rancangan ambisius nan digagas sejak tahun 1995. Di masa itu, pemerintahan Orde Lama di bawah kepemimpinan Soeharto masih berkuasa.

Menara ini dimaksudkan buat menjadi salah satu menara paling tinggi di dunia. Menara Jakarta direncanakan akan dibangun setinggi 558 meter. Di lain pihak, ada Signature Tower SCBD nan direncanakan setinggi 638 meter dan juga sedang dalam proses pembangunan.



Menara Jakarta - Planning Pembangunan Menara Ini

Menara Jakarta dan Signature Tower SCBD memiliki banyak sekali perbedaan. Meski keduanya sama-sama sedang dalam proses penyelesaian, namun mempunyai fungsi, tujuan, dan pasar nan tak sama. Menara ini didirikan buat memenuhi pasar ICT atau Information and Communication Technology, di lain pihak, Signature Tower lebih menyasar segi properti. Keduanya tentu saja jauh berbeda. Fungsi dan pola pembangunannya pun sangat bertolak belakang.

Masing-masing bangunan ini didirikan dengan cara nan berbeda. Menara Jakarta sejak awal dibangun buat pasar ICT termasuk 17 lantai menara. Menara tersebut akan diisi dengan perkantoran. Jadi, sudah niscaya akan terdapat berbagai perusahaan top nan bergerak di bidang ICT nan akan beroperasi di sini. Sementara itu, Signature Tower akan menampung bisnis properti murni. Tower ini kelak akan menjual dan menyewakan apartemen, hotel atau gedung perkantoran.

Menara Jakarta ialah bangunan nan akan menggantikan peran dari menara televisi. Dengan ketinggiannya nan luar biasa, maka tak akan ada lagi hambatan atau masalah dalam penyiaran acara televisi. Begitu juga dengan bidang komunikasi lainnya. Menara ini akan mengatasi semua layanan ICT buat wilayah Jakarta sekaligus memperlancar bidang komunikasi.

Menara ini akan menjadi pusat perbelanjaan di bagian bawahnya. Selain itu direncanakan pula pendirian restoran berputar di atas menara. Sehingga dapat menyaksikan pemandangan kota Jakarta dari udara. Sudah terbayang menariknya, apalagi pemandangan malam nan niscaya akan bermandikan lampu.

Pihak pengelola Menara Jakarta saat ini sedang giat mencari investor, baik nan berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Karena memang pembangunan fisiknya saja membutuhkan dana hingga triliunan. Belum lagi perangkat ICT nan harganya jauh dari murah. Sementara Signature Tower merupakan sebuah bangunan milik miliarder lokal nan namanya sudah cukup kondang.

Menara ini awalnya digagas buat melambangkan kebesaran bangsa Indonesia. Ketika itu, menara ini direncanakan buat menjadi menara paling tinggi di Asia. Meskipun sampai saat ini sudah bermunculan menara dengan ukuran nan lebih tinggi di Asia. Mungkin sebab pembangunan fisiknya nan memakan waktu lama dan sempat berhenti.

Menara ini terhenti pembangunannya sebab hantaman krisisi moneter nan mengglobal. Saat itu, semua calon investor mendadak mengundurkan diri sebab masalah ini. Hal ini membuat menara ini pun terpaksa dihentikan pembangunannya buat sementara. Di tahun 2004, proyek ini dikerjakan kembali nan ditandai dengan penanda tanganan sebuah prasasti.

Siapakah nan mebubuhkan tanda tangannya di situ? Ternyata Mensesneg Bambang Kesowo dan gubernur DKI Jakarta nan sedang berkuasa saat itu, Sutiyoso. Menara ini berlokasi di kawasan Kemayoran dan menghabiskan biaya ratusan miliar. Namun tak semua hal akan sinkron dengan keinginan. Entah dengan alasan apa, pembangunan menara ini terpaksa dihentikan lagi pada tahun 2010, tepatnya di bulan November.

Di awal pembangunannya, Menara Jakarta ditangani oleh Pt Indocitra Graha Bawana nan dimiliki oleh beberapa pengusaha besar Indonesia. Awalnya, Menara ini akan dibangung di daerah Kuningan. Akan tetapi gubernur DKI Jakarta mengusulkan buat memindahkannya di daerah Kemayoran nan dianggap masih agak tertinggal. Gubernur DKI Jakarta masa itu ialah Soerjadi Soedirdja.

Ketika akan dibangun, pemerintah Indonesia mengadakan semacam sayembara buat mengundang perusahaan penyedia jasa desain arsitektur kelas dunia. Sayembara itu dimaksudkan buat memilih calon perusahaan nan akan menangani desain Menara Jakarta . Adapun ketentuan nan harus dipenuhi oleh menara ini ialah bahwa gedung harus mengandung lambang trilogi pembangunan, Pancasila, dan hari kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus.

Awalnya, pemenang ialah desain protesis Murphi/John nan berasal dari Amerika Serikat. Namun ternyata desain mereka dianggap terlalu mahal buat dikembangkan. Hal itu menyebabkan dipilihnya pemenang kedua nan dinilai lebih bernuansa Asia dan membutuhkan biaya nisbi murah. Desain itu dibuat oleh East Chine Architecture Design & Research Institute.

Menara Jakarta sempat berganti nama menjadi Menara Trilogi, nama nan diusuklkan oleh Presiden Soeharto. Namun setelah Orde Baru runtuh, nama menara tersebut kembali kepada nama semula. Kini, rancangan dan pengawasan Menara ini diserahkan kepada Prof. Dr. Wiratman Wangsadinata nan merupakan seorang desainer konstruksi. Perubahan perlu dilakukan pada menara ini sebab harus menyesuaikan dengan banyak hal. Salah satunya ialah bangunan itu sendiri.

Menara ini dibangun di atas tanah seluar 306.810 meter persegi dengan luas bangunan 40.550 meter persegi. Menara akan mempunyai tiga buah kaki nan menjulang hingga ketinggian 500 meter. Menara ini akan dilengkapi dengan lift berkecepatan 7 meter per detik.

Intinya, menara ini akan dilangkapi dengan aneka fasilitas canggih nan akan menambah nilai plus dan kenyamanan. Diperkirakan, ketika akhirnya beroperasi dengan baik, menara Jakarta akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah luar biasa, yaitu 20.000 tenaga kerja selama pembangunan fasilitas ini dan akan menarik sekita r 40.000 tenaga kerja setelah gedung benar-benar difungsikan.



Menara Jakarta - Menara Tertinggi di Dunia

Tahukah Anda nama menara paling tinggi di dunia? China Canton Tower nan berada di Guangzhou, China, dengan ketinggian mencapai 600 meter. Tower ini menjadi menara paling tinggi di global sejak tahun 2009. Akan tetapi pada bulan Maret 2012 rekor nan dipegang menara ini harus ditumbangkan oleh menara lain nan berasal dari Jepang, Tokyo Sky Tree. Tokyo Sky Treesendiri mempunyai tinggi 634 meter.

Tokyo Sky Tree sedianya akan diresmikan pada tahun 2011. Namun, niat itu terpaksa diurungkan sebab gempa dahsyat nan sempat melanda Jepang dan berimbas pada rusaknya rektor nuklir di Fukushima. Konon, menara ini diciptakan sebagai bangunan nan tahan gempa dan mampu menahan guncangan hingga mencapai skala 8,0 skala Richter. Meski menara ini dibangun dengan sentuhan modern. Namun, banyak sekali ditemukan unsur tradisional nan selama ini selalu mewarnai Jepang.

Impian buat menjadikan Menara Jakarta sebagai menara paling tinggi di global atau Asia memang sudah pupus. Namun pembangunannya tetap dilanjutkan dan digarap dengan serius. Di awal mulanya, menara ini menuai kontroversi sebab dianggap menunjukkan ketidakpedulian pemerintah terhadap kondisi ekonomi rakyat nan morat-marit.

Tokyo Sky Tree hanya membutuhkan waktu sekitar 4 tahun buat penyelesaian pembangunannya. Bandingkan dengan Menara Jakarta nan sudah berjalan belasan tahun dan terhenti beberapa kali sebab masalah ekonomi. Biaya nan sangat tinggi disamping kondisi perekonomian negara nan memang morat-marit, membuat pembangunannya tersendat.

Jika sudah rampung, dipastikan menara ini akan menjadi landmark baru bagi kota Jakarta nan selama ini identik dengan Monas. Dapat jadi bukti diri Jakarta pun akan diwakili oleh menara ini, seperti nan terjadi pada Menara Petronas di Kuala Lumpur. Menara inipun diharapkan dapat menjadi kebanggaan bagi rakyat Indonesia. Butuh kerja keras dari pihak-pihak nan terkait buat cepat menyelesaikan pengerjaan menara ini.

Menara ini diperkirakan akan dievaluasi pada akhir tahun 2012. Hal ini dimaksudkan buat mengetahui dengan detail, apa nan terjadi dengan proses pembangunannya. Hal tersebut sebab memang harus diakui ada beberapa perubahan fundamental nan terjadi di menara ini. Semuanya dilakukan dengan maksud buat membuat menara ini menjadi lebih baik dan berguna. Menara Jakarta diharapkan dapat rampung pada tahun 2013. Semoga saja!