Setelah Kisah Cinta Putus

Setelah Kisah Cinta Putus

Bagaimana seandainya kekasih hati nan dulunya penyayang, penuh perhatian, kini berulah dan bersikap kasar? Padahal interaksi nan sehat dilandasi afeksi dan pengertian. Tapi, jika harus mengakhiri kisah cinta, rasanya kok berat ya? Kita perlu mempelajari seluk-beluk putus cinta, agar tidak terlambat mengambil keputusan. Kita juga harus lebih bijaksana jika memang romansa harus berakhir.

Mari kita simak romansa pasangan Melly dan Andre. Tiga hari lalu Melly putus dari Andre. Teman-teman mereka tidak ada nan menyangka jika romansa mereka berakhir, sebab selama ini keduanya tampak harmonis dan kompak. Selama pacaran pun romansa mereka dapat dikatakan berjalan mulus. Namun fenomena berkata lain, bahwa romansa mereka harus berakhir.

Apa nan menyebabkan romansa antara Melly dan Andre berakhir? Penyebab putusnya romansa Melly dan Andre sebab sang cowok nan hobi melirik cewek lain. Tak hanya sekali, namun berkali-kali Andre sering kali kepergok tebar pesona pada cewek lain. Melly selama ini berusaha buat mempertahankan romansa mereka dengan berharap Andre akan merubah kebiasaannya melirik cewek lain di hadapannya. Namun, Andre tetap saja dengan kebiasaannya itu. Akhirnya Melly dengan berat hati harus memutuskan Andre.

Lain lagi dengan romansa pasangan Susi dan Sultan. Romansa antara Susi dan Sultan diwarnai dengan putus-sambung selama berpacaran tiga tahun ini. Susi tak tahan dengan konduite Sultan nan sering ‘main tangan’alias suka memukul. Tidak hanya satu atau dua kali Sultan melakukan tindakan kekerasan fisik terhadap Susi, bahkan Sultan kerap kali memukul Susi setiap ada perselisihan di antara mereka.

Tapi setelah melakukan kekerasan, Sultan selalu kembali dan meminta maaf. Dengan gaya nan meyakinkan bahwa alasan ia melakukannya sebab cemburu, Sultan dengan mudah meluluhkan kembali hati Susi. Namun, Norma temperamen dan main pukul Sultan seakan sudah menjadi tabiatnya, sehingga sulit buat dihilangkan dalam waktu dekat. Alhasil, Susi nggak pernah putus sungguhan dari Sultan, meskipun beberapa minggu sesudahnya ia kembali menangis sebab konduite Sultan nan ternyata masih kasar.

Sebenarnya, memutuskan pacar itu sesulit apa sih? Benarkah global berakhir begitu romansa kita berakhir? Jika kita sudah mendapat perlakuan kasar dari pasangan seperti nan dialami oleh Susi, apakah masih pantas romansa ini dipertahankan? Kita juga harus memahami, bahwa afeksi nan tulus ialah syarat primer dalam menjalani romansa dengan kekasih. Jika romansa tak didasari dengan cinta nan tulus, jangan berharap kita akan mendapatkan cinta nan bahagia.



Alasan Sulit Memutuskan Kisah Cinta

Sebagian cewek merasa berat romansa harus berakhir dan berpisah dari pasangan, seperti nan dialami Susi, meskipun jelas mereka tertindas. Bahkan tak hanya sebatas pada pengalaman romansa antara Melly dan Andre serta Susi dan Sultan saja, banyak sekali kasus percintaan nan kita dengar diwarnai dengan hal-hal nan menyesakkan hati tetapi masih terus dipertahankan. Terkadang kita berpikir, apa alasannya mereka nan sering kali dikecewakan tetap mempertahankan romansa mereka. Mengapa?

Ada beberapa alasan mengapa ada sebagian cewek mau bertahan dengan romansa nan diwarnai dengan sikap kasar, di antaranya ialah sebagai berikut:

  1. Malu ngejomblo. Perasaan minder sebab dianggap ‘gagal’ sering menghinggapi cewek nan putus dari pacarnya. Ditambah lagi jika teman-teman dekat si cewek masih bertahan dengan pasangannya masing-masing. Jadi, ada perasaan malu nan menghinggap hati cewek nan harus putus dari pasangannya.

  2. Tidak siap ditinggal. Ini biasa terjadi pada cewek nan selama berpacaran sangat tergantung pada si cowok, mulai dari antar-jemput kuliah, sarapan sampai makan malam, bahkan setor cucian ke laundry!. Ketergantungan nan dilakukan oleh cewek inilah nan membuat cewek menjadi manja dan tak mandiri. Ketika romansa berakhir, si cewek seakan kehilangan tumpuan dan tak dapat melakukan apa-apa sendiri.

  3. Masih berharap sang pacar berubah. Jika si cowok termasuk keras kepala, sulit mengharapkan hal ini terjadi. Wajar saja jika kita mengharapkan seseorang dapat berubah menjadi lebih baik. Tetapi satu hal nan harus kita perhatikan bahwa seseorang itu dapat berubah ditentukan banyak faktor. Faktor terbesar seseorang itu mau berubah atau tak ialah dirinya sendiri. Meskipun cowoknya keras kepala, jika ada keinginan nan kuat buat berubah itu dapat terjadi. Namun kemungkinannya berubah tak dapat kita tebak. Jadi, jangan buang-buang waktu hanya buat menunggu cowok dapat berubah.

  4. Tidak tegas. Kita memang sangat mencintai pacar kita, namun bukan berarti semua keinginan dan perlakuan semena-menanya pada kita kita terima begitu saja. Jika dipikirkan lagi, tak masuk akal jika cowok mencintai ceweknya tetapi suka menyakiti perasaan cewek. Itu bukan cinta tetapi ingin menguasai. Terkadang ini nan sering kali terjadi, sebab cewek tak tegas terutama jika terjadi perlakuan nan tak mengenakkan hati. Ketidak tegasan inilah nan membuat cowok semakin seenaknya memperlakukan cewek. Toh mereka berpikir ceweknya tak akan keberatan.

  5. Terlalu mudah percaya. Ketika cowoknya mengatakan jika ia hanya bergaul saja, tetapi nyata-nyata cewek melihat cowoknya sering jalan dengan cewek lain, seketika itu cewek langsung percaya tanpa melakukan ricek terlebih dahulu. Demikian juga ketika cowoknya bercerita apa nan dialami dan dilakukan, cewek selalu percaya. Hal ini dilakukan cewek sebagai bukti jika memang cinta dengan cowoknya.

Alasan-alasan di atas sangat merugikan kaum cewek. Nggak percaya?
Kalau cowok kita mempunyai kesamaan melakukan kekerasan, ini ialah tanda bahaya. Semakin dibiarkan, perilakunya dapat berkembang lebih intensif. Bukan afeksi nan didapat dalam kisah cinta, namun justru siksaan. Bukan romansa nan romantis nan dirasakan, tetapi tekanan batin.

Jadi, jika sudah berada dalam keadaan seperti nan dialami Susi, mengakhiri romansa ialah keputusan nan tepat. Seperti tindakan Melly nan diambil buat Andre. Tapi, bagaimana memantapkan hati buat mengakhiri romansa dengan sang kekasih hati?

Kisah Cinta Berakhir? Kenapa Tidak?

Jika keputusan kita telah mantap buat putus dengan kekasih nan sulit berubah, inilah beberapa hal nan perlu diperhatikan sebelum mengatakan ‘putus’.

  1. Siapkan mental.Tak sedikit cewek nan luluh kembali ketika dirayu oleh sang cowok. Apalagi jika si cewek terlihat ragu-ragu. Mantapkan hati, tunjukkan keteguhan bahwa kita tidak ragu mengambil keputusan ini. Keberanian kita menentukan sikap si cowok. Camkan pada diri sendiri bahwa tujuan perpisahan ini justru buat menyelamatkan kita dari interaksi nan tidak sehat.

  2. Beritahu dengan baik-baik. Biar bagaimana pun, kita pernah dekat dengannya, sehingga mengakhiri romansa dengan cara berbicara baik-baik (bila perlu ditemani pihak ketiga) tentu lebih bijaksana dan mengurangi resiko ada nan bereaksi berlebihan.

  3. Jangan memojokkannya. Sekalipun cowok Anda nan berselingkuh atau nan melakukan tindak kekerasan dengan Anda, bukan berarti Anda memojokkannya. Biar bagaimana pun juga cowok kita pernah berbuat baik selama menjalani kisah cinta, meskipun persentasenya tak banyak. Ingat juga bahwa kalian pernah saling mencintai.

  4. Tidak membuka aib. Akan sangat bijaksana jika romansa nan menyakitkan tak ungkit dan umbar ketika akan memutuskannya. Jika Anda melakukan hal ini itu akan melukai perasaannya. Jika memang mau putus, putuslah baik-baik jangan saling mengumbar kesalahan, apalagi sampai terdengar oleh orang lain di luar interaksi kalian.



Setelah Kisah Cinta Putus

Putus interaksi sebagai kekasih dalam romansa bukan berarti kita tidak dapat bergaul dengan sang mantan. Tak sedikit cewek sukses mempertahankan interaksi pertemanan dengan mantan pacarnya. Namun, jika sang mantan belum dapat menerima perpisahan ini, beri diri kita dan juga dia waktu sejenak. Biasanya seiring waktu, luka sebab putus cinta akan pulih, terlebih jika kita telah menemukan romansa nan baru dengan orang lain.

Bagaimana pun juga kita tak pernah tahu jodoh kita nantinya dengan siapa. Bukan berarti lantas kita masih berharap dengan mantan pacar buat balikan dan merajut romansa kembali. Lanjutkan hayati Anda dengan mengisi hari-hari melakukan hal-hal nan baru, serta tetap menjaga interaksi baik dengan mantan. Jika Anda dapat melakukan ini, itu tandanya Anda dapat bijaksana menyikapi romansa Anda nan harus berakhir.