Top Skor Perserikatan Champion dengan Raihan Gol Terbanyak

Top Skor Perserikatan Champion dengan Raihan Gol Terbanyak

Sejak digelar pada musim 1955-1956, begitu banyak rekor nan tercipta berkaitan dengan skor Perserikatan Champion. Mulai dari pertandingan dengan skor terbesar, hingga para pemain nan mampu menjadi top skor Perserikatan Champion terbaik dalam sepanjang sejarah. Siapa saja klub-klub dan pemain-pemain tersebut?

Pertandingan dengan Skor Perserikatan Champion Terbesar

Hiruk-pikuk Perserikatan Champion sudah dimulai pada pertengahan abad XX. Namun, cuma beberapa klub saja nan mampu menghasilkan pertandingan dengan skor terbesar. Hal ini dimulai pada musim 1956-1957 ketika tim Inggris Manchester United membekap Anderlecht wakil Belgia dengan skor 10-0.

Ketika itu Perserikatan Champions masih bernama European Cup dan semua jawara dari negara-negara Eropa, terlepas dari disparitas kasta , dipertemukan "begitu saja" di babak-babak awal. Tren nan sama terjadi pada dasa warsa 1960-an. Lagi-lagi, klub Inggris nan mencatatkan hal serupa. Ipswich Town mampu menggempur klub wakil Malta, Floriana FC dengan skor sama (10-0) pada musim 1962-1963.

Kebiasaan menggelontor gawang versus dengan 10 gol tanpa balas, diikuti oleh Benfica, klub Portugal, nan mengandaskan Stade Dudelange (Luksemburg) pada musim 1965-66. Bahkan, pada musim 1969-1970 terjadi dua pertandingan nan berakhir dengan selisih 10 gol. Yang pertama ialah ketika Leeds United (Inggris) menghancurkan Lyn (Norwegia). Pada tahun nan sama, Feyenoord wakil belanda, menyikat KR Reykjavik (Islandia) 12-2. Setahun kemudian, giliran wakil Jerman, Borussia Moenchengladbach nan menghantap EPA Larnaca (Siprus) dengan skor 10-0.

Pertandingan dengan selisih gol terbesar terjadi pada musim 1973-1974. Dinamo Bucuresti (wakil Rumania) membabat Crusaders (Irlandia Utara) dengan skor 11-0. Satu nan tidak boleh dilupakan ialah kala Ajax Amsterdam menghantam Omonia (Siprus) dengan skor serupa 10 gol tanpa balas pada musim 1979-80.

Semakin hari, ketika European Cup diubah menjadi Piala Champions, dan kemudian Perserikatan Champions, perubahan demi perubahan mulai terjadi. Misalnya, klub-klub dengan koefisien negara nan rendah, dipertemukan dahulu pada babak-babak awal, sebelum masuk ke babak penyisihan grup. Sementara, runner-up perserikatan elite, diperbolehkan tampil. Padahal sebelumnya Perserikatan Champion hanya mempertemukan para kampiun perserikatan Eropa.

Belakangan, peraturan ini diubah. Negara-negara dengan koefisien paling tinggi (peringkat 1 hingga 3 UEFA), mendapatkan jatah 4 klub di Perserikatan Champions. Negara-negara ini dapat memasang tiga wakilnya langsung di babak penyisihan grup Perserikatan Champions. Sementara, satu wakil lain menjalani takdir di babak play-off terlebih dahulu. Sebuah hal nan membuat disparitas level klub tak terlalu besar dan hampir tak ada lagi klub nan mampu mencetak skor raksasa seperti tahun-tahun sebelumnya.

Namun, hal ini terusak pada musim 2011-2012. Ketika itu Bangor City (Wales) harus rela dibantai 10-0 oleh HJK Helsinki pada babak kualifikasi ronde kedua, leg kedua pada 19 Juli 2011. Yang unik, dalam pertandingan ini tidak ada satupun pemain klub Finlandia nan mencetak hattrick. Pencetak gol terbanyak HJK Helsinki dalam laga tersebut ialah Erfan Zeneli, Teemu Pukki, dan Kastriot Kastrati nan sama-sama mencetak 2 gol.

Pertandingan Final dengan Skor Terbesar

Sejatinya, pertandingan final ialah pertandingan nan mempertemukan dua klub terbaik Perserikatan Champions dalam sebuah musim. Dua klub tersebut sudah membekuk satu demi satu versus hingga partai semifinal. Namun, kenyataannya, ada kalanya skor Perserikatan Champion di partai final, berakhir dengan margin nan cukup besar. Bukan berarti salah satu klub nan tampil di final, tak layak. Melainkan, klub pemenang tampil luar biasa.

Kasus ini misalnya terjadi pada final musim 1973-1974. Ketika itu Bayern Muenchen menghabisi Atletico Madrid 4-0. Apakah Atletico klub lemah? Tidak juga. Partai final ini ialah partai ulangan sebab dalam laga final awal, nan diselenggarakan dua hari sebelumnya, klub Spanyol mampu menahan Bayern 1-1.

Skor dengan margin 4-0 juga terjadi pada final Perserikatan Champion musim 1988-1989, ketika AC Milan menggulung wakil Rumania, Steaua Bucuresti dengan skor 4-0. AC Milan ketika itu dihuni trio Belanda nan demikian mengerikan, Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco Van Basten. Gullit dan Van Basten sendiri mencetak masing-masing dua gol dalam pertandingan tersebut. Final ini juga menjadi bukti tentang keampuhan tim impian AC Milan pada akhir dasa warsa 1980-an hingga awal 1990-an.

Yang tidak kalah ampuh tentu final musim 1993-94. Ketika itu, AC Milan bersua dengan tim impian lain, Barcelona, nan membuat final ini ialah final paling ideal. Sebenarnya, AC Milan diragukan menjadi kampiun sebab para pemain kunci seperti Marco Van Basten, Gianluigi Lentini, Franco Baresi, dan Alessandro Costacurta, tidak dapat bermain. Namun, skor akhir tidak merefleksikan hal tersebut. Rossoneri mengguncang El Barca dengan skor 4-0.

Danielle Massaro mencetak 2 gol sementara Dejan Savicevic dan Marcel Desailly mencetak masing-masing 1 gol. Sebuah hal nan membuat Hirsto Stoickhov dkk. di Barcelona tidak dapat berkata apa pun.



Pemain Pencetak Skor Perserikatan Champion Terbanyak dalam Satu Pertandingan

Kita sudah berbicara tentang klub. Lalu, bagaimana dengan pemain? Tercatat ada 11 orang nan mampu mencetak gol terbanyak dalam satu pertandingan. Para pemain ini membukukan lima gol dalam satu laga. Catatan fantastis mencetak skor Perserikatan Champion sebesar ini dimulai oleh Ove Ollson pemain Gothenburg (Swedia) ketika klubnya menghantam Linfield 6-1 di ronde awal Perserikatan Champion 1959-1960.

Berikutnya, ada nama Bent Løfqvist (Boldklubben 1913, klub Denmark) saat klubnya membantai Spora (wakil Luksemburg) di musim 1961-1962. Satu nan tidak kalah heboh ialah nama Jose Altafini (AC Milan) nan membukuan lima gol saat Rossoneri menghajar Union Luksemburg 8-0 pada musim 1962-63. Catatan ini sempat terhenti di kaki Soren Lerby, pemain Ajax nan mencetak 5 gol buat kemenangan Ajax Amsterdam 10-0 atas Omonia, wakil Siprus, pada musim 1979-80.

Setelah lebih dari 30 tahun, rekor ini dilanjutkan oleh si anak ajaib Lionel Messi pada musim 2011-2012. Ketika itu, berhadapan dengan Bayer Leverkusen, tim nan sudah dibabat 1-3 di leg pertama, Barcelona mengganyang klub Jerman dengan skor 7-1. Dalam laga tersebut pemain muda bernama Cristian Tello mencetak 2 gol.

Namun, ia jelas kalah hingar-bingar dengan King Leo, julukan Messi. Dia mencetak 5 gol dalam waktu sekitar 60 menit. Hebatnya, tidak ada satupun dari 5 gol Lionel Messi nan dibuat dari titik penalti.

Selain nama-nama di atas, para pemain nan mencetak skor 5 gol ialah Ray Crawford (Ipswich [Inggris]), Nikola Kotkov (Lokomotiv Sofia [Bulgaria]), Flórián Albert (Ferencváros [Hungaria]), Paul van Himst (Anderlecht [Belgia]), Gerd Mueller (Bayern Muenchen [Jerman]), dan Claudio Sulser (Grasshoppers [Swiss]).



Top Skor Perserikatan Champion dengan Raihan Gol Terbanyak

Mencetak lima gol dalam sebuah pertandingan mungkin merupakan sebuah prestasi nan tidak akan dapat diulangi sepanjang karier seorang pemain sepakbola. Namun, menjadi top skor di Perserikatan Champion dengan raihan gol terbanyak, jelas prestasi nan lebih tinggi. Cuma ada dua orang nan mampu melakukannya. Yang pertama ialah Jose Altafini (AC Milan) nan melakukannya pada musim 1962-1963. Yang berikutnya ialah Lionel Messi pada musim 2011-2012. Keduanya mampu mencetak 14 gol.

Lionel Messi menjadi orang pertama dalam 49 tahun nan mampu menyamai rekor Jose Altafini. Spesifik Lionel Messi, ia juga menjadi pemain pertama dalam sejarah Perserikatan Champions nan mampu menjadi top skor di Perserikatan Champion dalam empat musim berturut-turut. Lionel Messi memulai catatan prestisius ini ketika menjadi top skor di Perserikatan Champion musim 2008-2009 dengan 9 gol.

Musim berikutnya, dengan 8 gol ia juga menjadi nan terbaik. Musim 2010-11, ia membukukan 12 gol dan lagi-lagi menjadi nan tersubur. Musim 2011-12, King Leo menjadi top skor Perserikatan Champion lagi; meski klubnya tersingkir di semifinal oleh Chelsea, nan kemudian menjadi juara.