Catatan Kejadian Penting

Catatan Kejadian Penting



Wajah Buram

Sepakbola Indonesia 2009 memang buram, tetapi mungkin keburamannya malah bertambah buram pada tahun 2012. Bagaimana tidak, belum ada pemugaran dari sisi prestasi malah hukuman FIFA telah didepan mata. Semua pihak menuding buram persepakbolaan Indonesia ini sebab salah urus. Ada kekuatan nan cukup besar nan seolah mempermainkan persepakbolaan Indonesia. Masyarakat marah tetapi mereka tak dapat berbuat apa-apa.

Pendukung timnas Indonesia itu tak pernah kendur. Mereka dapat saja menjadi pendukung tim dari kesebelasan manapun, namun, ketika timnas berlaga, mereka tetap mendukung timnas. Tetapi kalau timnas masih saja seperti ini dan tak menunjukkan kualitas permainan nan diharapkan, para pecinta sepakbola Indonesia mungkin saja akan cuek dan tak akan terlalu peduli lagi. Pertandingan-pertandingan sepakbola nan lebih berkualitas cukup mudah ditonton dan dinikmati. Jadi untuk apa melihat timnas dibantai oleh tim dari bangsa lain.

Walaupun tahu kalau kekuatan timnas tak ada apa-apanya dibandingkan tim lain, kekalahan telak tetap akan menyakitkan. Sehingga banyak nan memilih tak menonton pertandingan itu sebab tak tega melihat tim bangsa sendiri seperti tidak berdaya dan tidak mempunyai kekuatan apa-apa melawan tim versus nan telah mempersiapkan diri jauh hari dengan teknik nan baik dan pengaturan taktik nan handal.

Tidak tahu sampai kapan persepakbolaan Indonesia akan seperti ini. Paras buramnya semakin buram dan malah mungkin tak berbentuk paras lagi. Permasalahan nan membelit setiap kesebelasan malah semakin menyayat hati. Gaji para pemain banyak nan belum dibayarkan. Padahal para pemain ini hanya bermain bola dan kalau mereka tak menerima gaji, itu artinya mereka tak mempunyai uang. Dari mana mereka mendapatkan uanjg buat keluarganya.

Kalau pasangannya bekerja dan mempunyai penghasilan, mungkin saja mereka masih dapat makan. Tetepi bagaimana dengan pemain asing? Mereka tak mempunyai uang bahkan buat memperpanjang Kitas. Apa nan terjadi dengan salah satu pemain asing dari Paraguay nan bermain buat Persis Solo, lebih membuat hati bagai dicabik-cabik. Ia sakit dan tak mampu membayar uang kosnya. Hingga ia meninggal dunia, gajinya belum dibayarkan. Padahal ia ialah penyerang nan baik.

Tidak hanya itu, adanya kasus perceraian Kiki dan Markus, disinyalir sebab Markus tak lagi mampu menghasilkan uang nan banyak. Penonton malas menonton pertandingan sepakbola Indonesia sebab para pemainnya tak mampu menyuguhkan permainan nan berkualitas. Walaupun tentu saja penonton sepakbola masih tetap lebih banyak dibandingkan dengan penonton cabang olahraga lainnya, kini jumlahnya terus menurun.

Siapa nan mau membayar karcis yangcukup mahal kalau suguhan permainan seperti kelas kampung dan bahkan pemain tak dapat memberikan kualitas permainan individu nan bagus. Hal ini sangat disayangkan. Bangsa ini mempunyai bakat nan bagus dan kalau diasah bakat itu akan menjadi senjata nan sangat bagus demi kejayaan bangsa. Hal ini sebenarnya telah dibuktikan pada tahun 2010 ketika timnas Indonesia masuk ke putaran final Piala AFF.

Sayang beribu sayang, semua kenangan manis itu malah tak sedikit pun mampu diulangi oleh timnas pada tahun 2012. Dibabak awal saja timnas telah terseok-seok dan seakan tak mempunyai taji. Tersingkir di babak penyisihan merupakan rekor nan sangat buruk. Orang Indonesia tetap sayang dengan timnas sehingga rasa kecewa itu menjadi trending topik di jejaring sosial. Tampaknya pemerintah sendiri tak berdaya.

Pemerintah tidak mampu membuat PSSI nan memang tak berkomando kepada pemerintah, bergerak menyelesaikan persoalannya dengan cepat. Saat KONI akan berusaha menjadi penengah dalam persoalan ini, buru-buru, pimpinan PSSI menolaknya dan malah dengan nada kecewa menunjukkan rasa tak sukanya dengan campur tangan nan dilakukan oleh KONI. Masyarakat hanya menanti hingga awal Maret 2013 ketika FIFA memberikan keputusan lagi apakah akan mengagendakan pengambilan hukuman bagi Indonesia atau tidak.



Catatan Sepakbola 2009

Masyarakat Indonesia sampai lupa kapan dan tahun berapa sepakbola ini memberikan warta senang sepanjang tahun. Untuk tahun 2009 sendiri, ada beberapa catatan nan membuat hati miris. Mulai dari kasus gagalnya tim Manchester United nan akan mengadakan pertandingan eksebisi, hingga kejadian nan membuat para penggemar sepakbola Indonesia kehilangan muka. Padahal gegap gempita penyambutan tim MU telah dirabcang jauh-jauh hari. Sebuah bom telah mengubah takdir itu.

Kecewa, marah, dan semua perasaan nan tak mengenakkan campur aduk menjadi satu. Hanya sebagai orang beriman, orang Indonesia menerima takdir itu dengan lapang dada dan melanjutkan kehidupannya dengan jalan nan lebih baik. Setelah itu, kejadian nan lebih menyakitkan ialah mendapati kalau tim sepak bola nasional menjadi grup paling bawah dalam pesta olah raga Sea Games di negara Laos.

Menghadapi masalah ini, tak perlu saling menyalahkan. Yang krusial Anda harus berpikir buat terus maju ke depan. Jadikan kejadian ini buat pembelajaran saja, bukan alat mencari kambing hitam. Agak sulit memang menerapkan pemikiran ini sebab sebenarnya timnas masih dapat melakukan banyak hal nan lebih bagus.



Catatan Kejadian Penting

Berikut ini beberapa catanan kejadian nan cukup krusial pada sepakbola Indonesia tahun 2009 lalu:

* Januari. Pada bulan ini tim nasional sepakbola Indonesia tahun 2009 menjalani dua pertandingan. Masing-masing diadakan di Oman pada tanggal 19 dan di Jakarta pada tanggal 28. Dari dua pertandingan ini, tim Indonesia tak menang.

* Februari. Pada tanggal 9 secara resmi negara Indonesia mengajukan diri sebagai calon penyelenggara atau tuan rumah World Cup (piala dunia) tahun 2022. Kita mengalami kegagalan total.

* Maret. Pada tanggal 15, global sepakbola Indonesia tahun 2009 berduka cita. Salah seorang pemain dari klub PKT nan sekarang berganti nama menjadi Bontang FC harus menghembuskan nafas terakhirnya gara-gara terkena tendangan dari seorang pemain klub Persela Lamongan pada bagian perutnya.

* April. Tanggal 20 terdapat peristiwa ratifikasi pengurus PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) nan dipimpin oleh Nurdin Halid.

* Mei. Tim nasional Indonesia harus kembali mengalami kekalahan, bahkan 2 kali sekaligus dalam 1 bulan. Yang 1 ialah tanggal 26. Ketika itu Tim Nasional sepak bola Indonesia 2009 usia dibawah 23 kalah dengan tim dari Iran dengan skor nan sangat mencolok, yaitu 0-5 di Teheran. Kemudian pada tanggal 28 tim kita kembali dipermalukan bertanding di kandang sendiri dengan skor 1-2.

* Juni. Pada tanggal 1 klub Persipura mendapat piala Perserikatan Super. Namun pada tanggal 28, klub ini mengajukan protes dengan cara tak mau melanjutkan pertandingan sebab merasa diperlakukan tak adil, ketika melawan Sriwijaya FC pada kejuaraan Piala Copa. Sementara itu, pada tanggal 15 dan 21, kembali tim nasional sepakbola Indonesia tahun 2009 buat usia di bawah 23 tahun mengalami kekalahan ketika melawan Malaysia dan Singapura.
* Juli. Pada tanggal 20 gambaran sepakbola Indonesia tahun 2009 kembali tercoreng sebab kasus ledakan bom ketika klub besar dari Inggris Manchester United akan datang buat melakukan pertandingan persahabatan atau eksebisi.

* Agustus. Pada bulan ini persisnya tanggal 25, kita dapat sedikit tersenyum ketika ketua PSSI sukses diangkat sebagai salah satu dewan anggota asosiasi AFC.

* September. Pada bulan ini tak ada kejadian nan begitu krusial selain terdapat penawaran dari negara Uruguay buat bekerja sama memajukan olahraga sepakbola.

* Oktober. Ada kegembiraan di bulan ini ketika pada tanggal 12 tim nasional sepak bola Indonesia 2009 buat usia di bawah 16 lolos pada putaran final Piala Asia.

* November. Banyak pertandingan bagi tim nasional sepak bola Indonesia tahun 2009 di bulan ini. Mulai dari kejuaraan Asia buat usia 19 tahun dan pra Piala Asia. Namun tak ada satupun prestasi nan dapat ditorehkan.

* Desember. Dari 3 pertandingan kejuaraan Sea Games, Indonesia tak pernah dapat menang sekali saja. Ini ialah hadiah paling getir di akhir tahun bagi global olahraga sepakbola Indonesia 2009.

Perjalanan sepakbola Indonesia seoalh tak pernah mulus. Bertahun sudah Indonesia selalu berusaha memajukan persepakbolaannya. Yang terjadi ialah dari satu kekecewaan ke kecewaan nan lain. Entah sampai kapan nasib ini seperti ini.