Artikel Manajemen Perkebunan – Peranan Manajemen dalam Perkebunan

Artikel Manajemen Perkebunan – Peranan Manajemen dalam Perkebunan

Pernahkah Anda membaca artikel manajemen perkebunan? Jika belum, berikut akan dipaparkan seputar hal tersebut. Sebelum membahas seputar artikel manejemen perkebunan, kita bahas sedikit tentang manajemen secara umum. Sekarang ini, istilah manajemen sangat populer di masyarakat. Tapi, apa sebenarnya pengertian dari manajemen itu? Setiap orang memberikan definisi nan bhineka tentang manajemen.

Pengertian sederhana dari manajemen ialah usaha nan dijalankan buat memanfaatkan sumber daya nan dipunyai dengan tujuan mencapai target tertentu. Sumber daya nan dimaksud dalam hal ini yaitu segala sesuatu nan dipunyai serta menjadi aset organisasi atau perusahaan, yakni manusia, mesin, peralatan, bahan, teknologi, dan dana.

Terkait degan ini semua, perusahaan berhadapan dengan sumber daya terbatas nan harus dikelola secara efisien. Di sinilah dibutuhkan konduite atau prinsip manajemen supaya tidak terjadi pemborosan sumber daya nan telah disediakan.

Kelemahan dalam manajemen perkebunan di Indonesia saat ini cukup banyak buat diperhatikan dengan saksama. Kelemahan ini terletak pada pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber dana.



Artikel Manajemen Perkebunan

Manajemen kebun atau perkebunan merupakan sebuah ilmu nan mempelajaari seputar cara mengatur serta mengelola aplikasi proses atau berbagai kegiatan di dalam perkebunan dalam rangka mencapai laba nan diharapkan secara efektif juga efisien. Berbicara seputar manajemen kebun atau perkebunan berarti seluruh kegiatan perkebunan nan dilakukan harus sinkron dengan fungsi-fungsi manajemen, yaitu sebagai berikut.

  1. Perencanaan (planning)
  2. Organisasi (organizing)
  3. Pengarahan (actuating)
  4. Pengawasan (controlling)

Berikut ini masing-masing pembahasannya.



1. Fungsi Perencanaan (Planning)

Secara umum, si pengelola perkebunan akan melakukan perencanaan sebelum menjalankan kegiatan-kegiatan nan akan di laksanakan. Perencanaan ini dibuat sinkron dengan planning kerja jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.



2. Fungsi Organisasi (Organizing)

Organisasi ialah mengatur serta membagi tenaga kerja, seluruh bahan, dan alat-alat nan akan dipakai di dalam setiap perencanaan. Perencanaannya mulai dari planning jangka pendek, planning jangka menengah, dan rancana jangka panjang.



3. Aplikasi (Actuating)

Pelaksanaan ialah suatu proses kegiatan berupa pelaksanaan sebuah rancana nan telah terorganisasi. Aplikasi ini pun disesuaikan dengan planning kerja jangka pendek, planning kerja jangka menengah, dan planning kerja jangka panjang.



4. Supervisi (Controlling)

Pengawasan atau controlling ialah salah satu kegiatan krusial dalam hal menunjang tercapainya suatu kegiatan dan keberhasilan kegiatan nan telah direncanakan.



Ruang Lingkup Manajemen Perkebunan

Ruang lingkup dari manajemen kebun sangatlah luas dengan berbagai ragam serta kondisi. Pada dasarnya, sebuah manajemen itu dituntut buat bisa berbuat hal-hal berikut ini.

  1. Pengelolaan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil optimal secara bertahap tanpa menyebabkan pencemaran.
  1. Pengelolaan sumber daya manusia dengan jumlah ratusan orang, meningkatkan produktivitas, menghasilkan kondisi nan serasi, menanamkan rasa memiliki, serta bisa mengarahkan buat bersama-sama mencapai tujuan sekaligus target nan sudah ditetapkan. Berkaiatan dengan hal ini, manajemen harus mampu membagi tugas masing-masing.
  1. Mengelola sumber dana nan bersifat terbatas sehingga seluruh planning dapat dijalankan sinkron jadwal nan sudah ditetapkan.
  1. Mampu menganalisis perubahan, baik nan terjadi di dalam ataupun di luar, dan harus mampu mengantisipasi sekaligus menyesuaikan perubahan nan terjadi.
  1. Harus mampu menjalin interaksi kerjasama nan baik dengan pihak ketiga seperti sesama pengusaha, instansi pemerintah, kawan usaha, dan calon pembeli.
  1. Sebuah manajemen haruslah mempunyai sebuah sistem administrasi nan dapat menjamin adanya data dan informasi terbaru serta seksama buat mendukung pengambilan keputusan.


Artikel Manajemen Perkebunan – Peranan Manajemen dalam Perkebunan

Manajemen agribisnis, terutama perkebunan, telah hadir di Indonesia sejak puluhan tahun lalu saat perkebunan-perkebunan besar dbuat oleh bangsa asing. Manajemen ini tentunya disesuaikan berdasarkan kebutuhan, kondisi, dan perubahan nan terjadi saat itu.

Apa nan sudah diterapkan saat ini merupakan modifikasi dari konsep sebelumnya. Selain itu, ditambah lagi dengan berbagai teori baru nan tak ada sebelumnya serta perangkat teknologi lebih canggih seperti komputerisasi dan komunikasi.

Manajemen bermanfaat tak hanya bagi organisasi atau perusahaan, tetapi juga bagi seluruh kegiatan dalam rangka mencapai tujuan eksklusif supaya sukses dengan baik. Konduite manajemen pun tak sekadar mengatur nan sudah ada, melainkan juga bisa memcahkan masalah dan mencari jalan keluarnya.

Di dalam tugas kesehariannya, manajemen akan berhadapan dengan sumber daya alam nan terkadang dapat berubah dan harus dapat menyesuaikannya. Selain itu, dibutuhkan juga perhatian spesifik karena bekerja di area nan luas.

Nah, manajemen perkebunan harus dapat menghimpun kelompok nan jumlahnya mencapai ribuan pekerja dengan majemuk taraf keahlian. Sumber daya manusia tersebut pun tidak terpisahkan dari masalah sosial dan budaya nan juga beragam.

Perkebunan ialah pelaksana prinsip industrialisasi di bidang pertanian. Hadirnya kemajuan teknologi dari hari ke hari telah menuntut manusia buat berperan setapak demi setapak dan berpindah dari sumber energi jadi pemikir. Tugas pembinaan sumber daya manusia yaitu mengembangkan seluruh potensi nan ada dan bagaimana mengurangi atau bahkan melenyapkan seluruh kendala dalam merealisasikan kegiatan manajemen.

Di taraf estate dan mill, pada dasaranya, seorang asisten sebagai base-level management merupakan manager di divisinya. Oleh karena itu, diharapkan seorang asisten harus mampu menerapkan dasar kegiatan manajemen saat menjalankan tugas sehari-hari buat mencapai tujuan perusahaan.



Artikel Manajemen Perebunan - Manajemen Kebakaran di Huma Perkebunan

Memerhatikan pertimbangan-pertimbangan nan ada di huma gambut atau disebut juga dengan istilah peatland area merupakan salah satu kreiteria manajemen perkebunan. Penanggulangan kebakaran huma secara efektif ialah salah satu kriteria berhasil paling utama, khususnya di huma gambut dengan keberagaman hayati, sumber kekayaan alam nan wajib dilestarikan.

Penanganan kebakaran nan efektif yaitu manajemen kebakaran dengan cara mengintegrasikan pihak-pihak atau stakeholder terkait dengan akibat kebakaran huma di perkebunan. Aplikasi manajemen kebakaran huma ini dapat dijalankan dengan cara mengintegrasikan kebijakan pemerintah berupa Inpres No. 16/2011 nan berisi tentang pengendalian kebakaran hutan serta lahan, UU 41 nan berisi tentang hukum kehutanan, dan UU 32 nan berisi tentang konservasi dan pengelolaan lingkungan hidup.

Kebijakan-kebijakan tersebut dimasukkan ke dalam kebijakan strategis serta operasional, baik itu perusahaan perkebunan maupun swadaya. Selain itu, juga didukung oleh peran aktif komunitas nan ada di sekitar huma perkebunan dan komunitas pemerhati lingkungan.

Pemberdayaan komunitas ini ialah tantangan paling besar karena memiliki faktor pengenalan budaya zero fire dengan menyertakan program-program komunikasi berkesinambungan terkait pentingnya pengendalian serta pencegahan kebakaran lahan.

Berikut ini poin-poin krusial seputar manajemen dan rehabilitasi hutan serta perkebunan di huma gambut.

  1. Melindungi seluruh residu hutan gambut nan dinilai masih alami dan tak memberi izin konversi buat tujuan perkebunan atau pertanian. Hutan gambut nan masih ada wajib dilindungi, direhabilitasi, dan dilestarikan atau dipelihara berdasarkan prinsip serta praktik manajemen hutan berkesinambungan.
  1. Memelihara hutan gambut nan masih tersisa. Konteks memelihara dalam hal ini ialah pemeliharaan lingkungan serta pengembangan nan berkesinambungan. Tujuannya ialah menjaga sekaligus menjamin peran alami hutan, yaitu member kegunaan bagi seluruh stakeholder dan penduduk lokal.
  1. Memastikan huma perkebunan nan berdiri di huma gambut merupakan wilayah gambut nan telah mengalami degradasi serta tidak bisa lagi diperbaiki menjadi hutan gambut.
  1. Mengatur seluruh huma gambut dengan cara mengintegrasikan hydrological unit menggunakan manajemen air nan tujuannya ialah menurunkan taraf GHG emissions dan risiko kebakaran.

Itulah klarifikasi seputar artikel manajemen perkebunan. Semoga bermanfaat!