Fungsi Kerangka Penelitian

Fungsi Kerangka Penelitian

Kegiatan penelitian di era kemajuan ilmu pengetahuan ini semakin banyak dilakukan. Siswa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menangah Ataspun dituntut mampu melakukan kegiatan penelitian sederhana. Tuntutan tersebut terdapat dalam kompetensi dasar pelajaran bahasa Indonesia mengenai penulisan karya ilmiah hasil penelitian. Meskipun penelitian sederhana nan dilakukan hanya berupa laporan pengamatan atau kajian pustaka, siswa sudah mendapat pengalaman berharga.

Dengan pengalaman nan dimilikinya, diharapkan siswa akan semakin mengembangkan kemampuannya dalam melakukan penelitian nantinya. Bagi mahasiswa baik S1, S2, maupun S3, penelitian merupakan sebuah sarana buat mengembangkan ilmu pengatahuan. Hasil penelitian tersebut dimanfaatkan buat kehidupan masyarakat sinkron dengan bidang nan diteliti.

Penelitian juga memiliki objek-objek nan berbeda, tergantung pada topik dan tema nan akan diteliti. Apakah itu berkaitan dengan ilmu sosial atau ilmu pasti. Oleh sebab itulah diperlukan sebuah pemikiran dasar nan akan menjadi kerangka penelitian , tipe penelitian seperti apa nan akan dilakukan, metode penelitian apa nan akan digunakan, variabel penelitian seperti apa nan akan diajukan.

Untuk menentukan awal dalam sebuah kerangka penelitian, peneliti tentunya harus memulainya dari teori-teori dasar nan ada. Misalnya daam penelitian kegiatan pemasaran, peneliti bisa menggunakan teori seperti Philip Kotler, Jack Trout atau penelitian nan berkembang saat ini. Teori dalam bidang lain bisa ditemukan di surat keterangan nan tak terbatas jumlahnya. Bahkan, jurnal ilmiah nan memuat mengenai teknik penelitianpun tersedia dalam bahasa Inggris.



Persiapan Menyusun Kerangka Penelitian

Menyusun kerangka nan memuat penelitian sebenarnya hampir sama dengan menyusun kerangka pada karangan apapun. Intinya, si penulis atau si calon pengarang harus memiliki bekal nan cukup tentang apa nan akan ditulis. Dalam cerita pendek nan termasuk ke dalam karangan fiksipun, penulisnya harus benar-benar menguasai global cerpen nan akan ditulisnya. Demikian pula dengan penelitian nan membutuhkan pemahaman nan kuat.

Pemahaman dan kemampuan nan dimiliki peneliti bukan hanya mengenai bidang nan akan diteliti. Pemahaman dasar mengenai penelitian dan kemampuan menggunakan bahasapun sangat krusial buat dikuasai. Ilmu dasar mengenai penelitian nan harus dikuasai ialah jenis, anggaran main, cara memperoleh data, cara mengolah data, dan tujuan dari masing-masing jenis penelitian tersebut. Selain itu, masih banyak istilah nan harus dikuasai. Hal inilah nan menjadi bekal primer seorang peneliti.

Dalam menulis kerangka maupun karya ilmiah utuh, seorang peneliti harus memiliki kemampuan nan cukup dalam menggunakan bahasa tulis. Kemampuan tersebut mencakup penggunaan ejaan dan tanda baca, pemilihan kata, pembentukan kata, penyusunan kalimat, dan pengembangan paragraf. Aspek bahasa sangat penting, mengingat karya tulis ilmiah dalam bentuk apapun memiliki anggaran penulisan nan standar dan mutlak.

Untuk memudahkan Anda dalam melakukan persiapan, berikut ini ialah hal-hal nan perlu diperhatikan sebelum membuat kerangka penelitian. Bagi peneliti pemula, semua aspek ini perlu dikuasai sebagai persiapan nan matang agar tak terjadi hambatan dalam penelitian selanjutnya.

1. Memahami Jenis Penelitian

Jenis penelitian umumnya terdiri atas dua jenis, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Seperti namanya, penelitian kualitatif menunjukkan hasil penelitian berupa teori atau pengembangan konsep. Sedangkan, kuantitatif menggunakan data nan berupa angka matematis. Dalam bidang pendidikan tertentu, jenis penelitian masih memiliki berbagai jenis. Contohnya, pada bidang pendidikan mengenal istilah penelitian pengembangan, eksperimen, penelitian tindak kelas, dan kajian pustaka. Jenis penelitian ini memiliki disparitas dalam hal data, cara memperoleh data, analisis data, hingga teori nan digunakan. Pemahaman mengenai jenis penelitian ini sangat krusial buat menyusun kerangka. Hal ini disebabkan sebab akan mempengaruhi judul, rumusan masalah, serta bagian lainnya.

2. Mengenal dan Memahami Istilah dalam Penelitian

Dalam penelitian, terdapat berbagai istilah krusial nan harus dipahami. Istilah tersebut berupa istilah krusial nan saling berhubungan, mulai dari komponen hingga penyusunnya. Salah satu nan krusial ialah data. Data merupakan informasi faktual nan diolah dalam penelitian. Selain itu masih banyak istilah lain seperti variabel, populasi, sampel, instrumen, dan sebagainya.

3. Memahami Sistematika dan Karya Ilmiah hasil Penelitian

Sistematika dapat ditemui di Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Sedangkan contoh karya ilmiah dapat dilihat dalam bentuk laporan hasil penelitian, skripsi, maupun karya ilmiah lain nan pernah dibuat. Kegiatan ini bertujuan buat memberikan citra mengenai penelitian secara utuh. Selain itu juga buat mencari topik penelitian nan belum pernah diteliti.

4. Mencari dan Mencatat Hasil Penelitian nan Serupa

Penelitian selalu menampilkan sesuatu nan baru. Kalau tidak, penelitian tersebut dapat dicap sebagai plagiat. Catatlah judul-judul nan hampir sama dengan wilayah penelitian Anda, kemudian carilah aspek nan belum digarap oleh peneliti lain.

5. Mencari Referensi

Sebelum membuat kerangka, pastikan bahwa penelitian nan akan dilakukan memiliki banyak referensi. Kegiatan ini dilakukan setelah membuat beberapa pilihan judul. Jika judul nan dipilih ternyata tak diimbangi dengan surat keterangan nan cukup, sebaiknya segera beralih pada aspek lain atau judul lain agar tak kesulitan nantinya. Surat keterangan dapat didapat melalui buku maupun jurnal ilmiah.



Komponen dalam Kerangka Penelitian

Ada beberapa hal tentang membuat Kerangka penelitian paling sederhana. Berikut beberapa bagian nan menjadi dasar pembuatan kerangka penelitian:

1. Membuat dan membahas latar belakang masalah sebuah penelitian.

Latar belakang ialah uraian nan singkat, jelas, logis dari suatu kegiatan ilmiah, buat menjelaskan alasan-alasan teoritik serta faktual, mengapa permasalahan tersebut perlu dijawab melalui kegiatan penelitian. Alasan teoritik merupakan alasan berupa teori-teori nan berhubungan dengan penelitian. Sedangkan, alasan faktual ialah alasan berupa informasi faktual nan menunjukkan bahwa masalah dalam penelitian memang layak diteliti.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah ialah pertanyaan kritis mengenai suatu masalah nan berangkat dari latar belakang. Rumusan masalah ini berupa pertanyaan nan harus dapat ditemukan jawabannya melalui penelitian. Dengan demikian, bagian ini juga menentukan sejauh mana pembahasan nan akan dijabarkan. Aspek-aspek nan dirangkum dalam rumusan masalah biasanya harus didasarkan pada teori nan ada.

3. Wilayah penelitian.

Biasanya dalam wilayah penelitian nan sifatnya sangat besar, dapat ditentukan dari beberapa kota, atau jika ingin ruang lingkup nan lebih kecil maka kita dapat membuatnya hanya di satu tempat. Misalnya saja, bagi teman-teman nan akan melakukan penelitian menyangkut skripsinya dapat membuat loka peneltiannya di satu kampus saja. Tujuannya ialah agar lebih efisien dan fleksibel.

4. Tujuan penelitian.

Tujuan penelitian ini dimaksudkan buat menghasilkan apa nan menjadi kegunaan dari penelitian nan akan dilakukan. Oleh sebab itulah kegunaan penelitian ini dijadikan sebagai bagian dari kerangka penelitian. Untuk memulai tujuan penelitian ini dapat diambil dari objek dan variabel-variabel penelitian dan dijadikan bagian dari kerangka penelitian. Selain itu, tujuan penelitian juga dimaksudkan buat memfokuskan objek peneltian kita agar tak menyimpang.

5. Manfaat penelitian.

Manfaat penelitian juga menjadi bagian dari dasar kerangka penelitian. Karena dengan begitu, kita dapat mengkaji sebuah ilmu baru, dan memberikannya kepada para kalangan akademis buat dijadikan sebagai bahan referensi. Selain itu dengan mengambil dari kegunaan peneltian sebelumnya, kita juga dapat membuat sebuah peneltian baru, dan juga menemukan hasil nan baru.



Fungsi Kerangka Penelitian

Kerangka nan akan ditulis nantinya akan dikembangkan dalam bentuk proposal penelitian, skripsi, thesis, atau disertasi. Bagi pelajar nan duduk di bangku sekolah, kerangka ini akan menjadi acuan dalam pengembangan penulis karya ilmiah. Arah buat penyusunan karya ilmiah tersebut ditentukan oleh kerangka nan dibuat.

Meski terlihat sepele dan ringan, kerangka nan berupa draft ini rupanya menjadi titik awal sukses tidaknya suatu penelitian. Jika dianalogikan, kerangka ini ialah peta nan akan menuntun seseorang buat pergi ke loka tujuan. Jadi, jika peta nan digunakan salah, bisa-bisa orang tersebut tersesat.

Dengan demikian, peran dan fungsi kerangka sangat krusial dalam suatu penelitian. Sebagai awal sebuah proses, kerangka ini nan akan menuntun peneliti buat melakukan tindakan selanjutnya. Bahkan, kerangka penelitian juga bisa menjadi bentuk perencanaan penelitian nan terarah. Meski penelitian nan dilakukan tak selalu mulus, kerangka dapat menjadi pegangan nan terstruktur. Jika dalam kerangka penelitian terdapat kesalahan, peneliti masih dapat mengubahnya dan mencari solusinya.