Penelusuran Literatur

Penelusuran Literatur

Dalam menyusun sebuah riset, kekuatan teori amatlah penting. Spesifik metode riset kualitatif memang belum ada formula nan disepakati paradigma. Namun, berikut ini jurnal riset kualitatif nan memaparkan seberapa krusial manfaat teori.



Pemahaman Tentang Riset

Riset seperti diketahui oleh banyak orang, ialah merupakan bagian dari proses penulisan sebuah karya ilmiah. Baik dalam bidang sosial, filsafat, ataupun ilmu niscaya seperti sains. Dan riset itu menempati porsi hampir 80% dari seluruh proses penulisan karya ilmiah tersebut.

Dengan berdasarkan hal tersebut, maka setiap orang nan bermaksud buat menulis atau menghasilkan sebuah karya ilmiah, harus mempunyai pemahaman nan sahih tentang riset. Sebelum kemudian menentukan metode riset nan mana nan paling pas buat dipakai. Misalnya memilih buat menggunakan jurnal riset kualitatif dalam penelitian Anda.

Riset itu sendiri dalam sejarah perkembangannya, memiliki sekian banyak definisi dan pengertian. Orang sekaliber Tripody dalam bukunya The Assessment of Social Research: Guidelines for use of research in social work and social science, memandang riset sebagai cara sistematik buat meningkatkan, mengembangkan serta memodifikasi pengetahuan nan bisa diverifikasi oleh peneliti lain, dan disampaikan kepada penerima kegunaan riset tersebut.

Bersama Fellin dan Meyer, Tripody mampu memperoleh definisi riset itu sendiri, berdasarkan pada apa nan mereka teliti.

Pemahaman lain tentang riset juga dikemukakan oleh seorang ahli bisnis Indonesia, yakni Nur Indiantoro dan Bambang Supomo. Beliau berdua menyatakan, bahwa riset merupakan refleksi dari rasa ingin tahu buat mengetahui sesuatu berupa fakta dan kenyataan alam nan diawali dengan teknis pengamatan.

Dan bagi setiap orang nan memang tengah mengadakan riset, semua definisi dan pemahaman riset tersebut ialah sahih semuanya. Sinkron dengan pemahaman atas pengalaman nan pernah mereka lalui.



Metode Jurnal Riset

Prinsip di dalam metode jurnal riset, biasanya memiliki pakem tersendiri. Artinya penelitian dilakukan bukan buat mendapatkan suatu hasil kuantitatif, nan bisa disajikan berupa angka-angka. Ataupun deretan figure statistik.

Namun jurnal riset secara kuantitatif hanya menghasilkan sebuah pedoman, acuan ataupun rujukan, atas hasil nan dicapai dari penelitian nan telah dilakukan. Semua metode dan cara-caranya bisa Anda pelajari dari beberapa literatur metode.

Beberapa literatur metode penelitian nan biasa dilakukan ialah (lihat Mulyana, 2007; Hidayat, 2003; Nasution, 1988; Moleong, 1999; Creswell, 2002, Lindloft, 1995), menyebutkan bahwa metode penelitian (riset) kualitatif lebih bersifat induktif. Artinya, langkah penelitian nan harus didahulukan ialah data berdasarkan fakta, gejala, fenomena, empiris nan menjadi tema, kemudian diolah, diproses, sehingga akhir penelitian bisa menjadi proposisi, model atau bahkan teori.

Hampir semua disepakati bahwa teori pada penelitian kualitatif bukan buat diuji keabsahan, kebenaran (kesalahannya), melainkan sebagai guidance atau “petunjuk jalan” saja.



Penelusuran Literatur

Penelusuran literatur atau biasa disingkat sebagai pelit, ialah mata kuliah nan biasa disampaikan di perguruan tinggi.Penelusuran literatur termasuk bagian dari langkah riset ataupun penelitian.

Fungsi penelusuran literatur di dalam jurnal riset, sebenarnya lebih mengarah kepada penelusuran fakta, bukti dan pengumpulan teori. Yang kemudian dianalogiskan dengan masalah nan sedang diteliti.

Penelusuran literatur (baik berupa teori atau hasil penelitian terdahulu) bisa dimanfaatkan oleh peneliti kualitatif sebagai bahan acum buat menjelaskan empiris nan diteliti menurut orang lain nan sudah melakukannya terlebih dahulu. Selain itu, jika memungkinkan ditemukan sesuatu nan unik, spesifik, dan belum pernah dibahas pada teori atau penelitian sebelumnya.

Jika terdapat kejadian serupa dan teori bisa membantu menjelaskannya, maka hakikatnya bukan merupakan pengujian teori, melainkan adanya kecenderungan (atau kemungkinan perbedaan) dengan teori nan dirujuk.

Yin (1996) mengemukakan bahwa teori atau penelusuran literatur bagi peneliti pemula dianggap sebagai jawaban tentang apa nan diketahui atas suatu topik; akan tetapi bagi peneliti berpengalaman acum itu digunakan buat dikembangkan lagi pertanyaan-pertanyaan nan lebih tajam dan bermakna atas suatu topik.



Kerangka

Secara ekstrem Kerangka Teoretis pada penelitian kualitatif dapat tak diperlukan, sebagai contoh pada penelitian Grounded Theory . Dalam penelitian tersebut lebih sinkron digunakan buat menjelaskan Kerangka Konseptual atau seringkali disebut sebagai Definisi Istilah (sementara) nan dibuat peneliti.

Kalaupun mesti dicantumkan Kerangka Pemikiran, apa nan diuraikan pada Kerangka Pemikiran ini berupa langkah-langkah berpikir (alur berpikir) peneliti dalam melaksanakan penelitian, termasuk juga dalam pemanfaatan teori atau literatur penelitian terdahulu.

Untuk membedakannya dengan penelitian (metode) kuantitatif, maka sebaiknya dalam Kerangka Pemikiran tak dimulai dengan teori, melainkan dimulai dengan kenyataan atau tema. Teori dicantumkan buat menjelaskan kenyataan dalam salah satu langkah penelitan itu. Teori digunakan sebagai alat pembanding saja, dan bukan sebagai panduan utama. Karena hasil nan akan didapat ialah berupa tinjauan kualitatif, melalui jurnal riset tersebut.

Yang menjadi dasar buat melakukan penelitian kualitatif ialah tema, nan kemudian dirinci di dalam fokus buat mencapai tujuan nan diinginkan peneliti. Guna mencapai tujuan, maka perlu diuraikan dalam sejumlah pertanyaan. Menurut Yin (tahun 1996) menyebutkan contoh dalam studi kasus bentuk pertanyaan penelitian berkisar pada “bagaimana” dan “mengapa”.

Seperti telah disebutkan pula bahwa peneliti nan berpengalaman akan menggunakan penelitian terdahulu atau acum teori buat melengkapi kembali pertanyaan nan telah digunakan dengan pertanyaan lebih lengkap dan tajam. Sehingga masih ada kesempatan terbuka sebagai peluang besar, buat lebih mengembangkan studi kasus melalui pertanyaan “bagaimana” dan “mengapat” tadi.

Mungkin pengembangannya dapat menjadi “kenapa”, atau “mungkinkah”, dan sebagainya. Semua tergantung pada sisi kualtitatif nan dicapai setelah akhir penelitian.

Oleh sebab penelitian kualitiatif bersifat induktif, maka format pertanyaan lebih terbuka, cenderung tak terstruktur dan mendalam. Biasanya peneliti tak dianjurkan membuat pertanyaan nan bersifat menggiring informan menjawab pilihan jawaban, misalnya melalui kuesioner buat menjawab “ya” atau “tidak”.

Jika diibaratkan sebuah pertanyaan ujian, maka format pertanyaan berupa esai. Akan tetapi, cara mengajukan pertanyaan dianjurkan lebih bersifat informal, guna memperoleh kedalaman informasi.



Tips Singkat Menyusun Jurnal Riset Kualitatif

Sebuah karya ilmiah menjadikan tulisannya sebagai hasil dari karya ilmiah, dan memerlukan alat bantu di dalam karyanya berupa penelitian. Dan dalam penelitian memerlukan perangkat buat mendapatkan hasil kualitatif, yakni beberapa model pertanyaan nan digunakan.

Untuk itu berikut ialah tips mudah menyusun suatu pertanyaan sebagai perangkat penelitian nan merujuk pada jurnal riset kualitatif Anda. Sebagai berikut:

  1. Hindari bentuk pertanyaan nan hasilnya ialah nihil, seperti ya atau tidak.
  2. Buatlah pertanyaan nan meski bisa distatistikan namun juga bisa dijabarkan secara kuantitatif.
  3. Carilah obyek penelitian Anda dari kalangan orang nan memiliki kesamaan sosial, dan bukan dari ilmu eksak ataupun sains.
  4. Hindari membuat pertanyaan nan terlalu general.
  5. Buatlah pertanyaan nan bisa diukur dalam range , namun dapat dijelaskan secara kuantitatif.
  6. Cobalah buat meninjau suatu studi kasus dari runut perkembangannya. Agar Anda bisa memperoleh rekam jejak ( track record ) terhadap suatu kasus atau masalahnya.