Jangan Lupakan Pendidikan Formal

Jangan Lupakan Pendidikan Formal

Seniman cakep itu biasa. Namun, seniman nan tak cakep baru luar biasa. Sebagian kalangan menilai bahwa artis cakep dapat menjadi seniman dikarenakan faktor kecakepannya. Bahkan, banyak nan menyangsikan kapasitas dan kemampuan keartisannya, baik dalam bidang menyanyi maupun akting.

Sementara itu, seniman nan tak cakep akan dinilai masyarakat lebih memiliki kapasitas dan kemampuannya sebagi seorang artis. “Lha wong tak cakep aja dapat jadi artis, apalagi kalau cakep,” kurang lebih demikian komentar orang.

Namun, tak semua seniman cakep dapat dikatakan kurang memiliki kapasitas atau kemampuan. Kita dapat jumpai seniman cakep nan luar biasa dalam mendedikasikan keartisannya buat menghibur masyarakat. Salah satunya ialah Agnes Monica.
Artis Cakep dan Cerdas

Nama Agnes Monica sudah dikenal sejak dia masih bocah. Tahun 1990an, dia bersama Ferry menjadi presenter anak-anak buat program acara TV Tralala, Trilili. Dalam program acara ini Agnes Monica sudah menunjukkan kepiawaiannya dalam membawakan acara dan talenta menyanyi.
Beranjak remaja, dia tetap eksis sebagai penyanyi. Ini nan membedakannya dengan Joshua Suherman, bocah menggemaskan nan mulai kehilangan popularitasnya di usia remaja. Kenapa? Karena Agnes Monica tetap konsisten menekuni jalur nyanyi, sementara Joshua tidak.

Selain memiliki kemampuan menyanyi nan atraktif, Agnes Monica memiliki kemampuan akting nan bagus. Dalam sinetron Pernikahan Dini, Agnes Monica dapat menunjukkan totalitasnya dalam seni peran. Aktingnya nyaris paripurna buat merepresentasikan kehidupan remaja nan telah terikat dalam perkawinan.
Isu-isu miring juga tak hinggap pada pribadi Agnes Monica. Satu-satunya isu nan dapat digulirkan atas namanya hanyalah tentang interaksi cintanya dengan beberapa rekan sesama artis. Namun, isu semacam ini tak dianggap sebagai isu istimewa oleh Agnes Monica. Oleh sebab itu, dia menanggapi isu macam ini dengan biasa-biasa saja.

Selain sebagai seniman cakep, Agnes Monica ialah seniman nan cerdas. Dia punya perencanaan jelas buat masa depan karier nyanyinya. Selain menempuh pendidikan tinggi secara formal, Agnes Monica mengambil pendidikan informal buat meningkatkan kapasitas dirinya. Saat ini, dia sedang tekun mendalami beberapa bahasa asing.

Penguasaan bahasa asing ialah hal krusial nan harus dilakukan oleh setiap seniman nan memiliki mimpi buat dapat jadi seniman dunia. Dominasi nan baik terhadap lafal pengucapan bahasa asing memiliki posisi signifikan dalam menyanyikan lagu berbahasa asing.
Selain itu, dominasi bahasa asing bermanfaat ketika harus menandatangani kontrak kolaborasi dalam bahasa asing dengan pihak asing. Tampaknya Agnes Monica menyadari hal itu.

Apalagi nan dapat menghalangi mimpi Agnes Monica buat dapat melenggang ke kancah musik global seperti Britney Spear, Rihanna, Katty Perry, dan sebagainya. Mungkin hanya waktu dan kesempatan nan masih harus sabar ditunggu.



Belajar dari Agnes Monica

Setelah mempelajari dengan singkat profil dan kemampuan Agnes Monica, ialah menjadi pelajaran bagi siapa saja. Seniman ialah sebuah profesi nan mengandalkan kemampuan. Bukan hanya cantik nan dimiliki salah satu pemeran dalam sinetron “Pernikahan Dini”. Ini awal karir nan dimiliki Agnes Monica. Tak hanya pintar dalam bernyanyi, tapi juga pintar dalam berakting.

Namun, buat membangun karir tidak dapat diawali langsung dengan melakukan dua hal. Yaitu bernyanyi dan berakting. Karena hal ini bakal sulit mengenalkan kefokusan kita kepada orang lain. Inilah nan dilakukan Agnes Monica.

Pertama , Agnes Monica lebih memfokuskan dirinya di sisi menyanyi. Setelah tarik suara membuatnya terkenal. Ia pun menunjukkan kebolehannya nan lain. Namun, ia lebih meyakinkan dirinya lagi bahwa kemampuan menyanyi ialah fokus utamanya.

Setelah menyanyi sukses dengan vokal suara nan sangat luar biasa. Ia pun mulai beranjak ke global akting. Bila dikaji, apa nan dilakukan Agnes Monica ini ialah karakteristik manusia nan berpikir panjang. Ia tidak merasa puas hanya dengan menjadi penyanyi. Pasalnya, jika nantinya ada nan mengimbangi kemampuan tarik suaranya, maka namanya akan redup.

Ia pun meyakini, kesuksesannya menyanyi lagu anak tidak akan selamanya ditekuni. Beranjak usianya, maka kesempatannya menyanyikan lagu anak juga bakal berakhir. Karena itu, ia pun terus berusaha mengasah kemampuannya dalam bernyanyi.

Kedua , sudah menjadi misteri generik bila sudah menguasai sesuatu nan memumpuni, maka akan datang tawaran lain. Inilah nan dialami Agnes Monica. Setelah sukses di tarik suara, ia pun ditawari menjadi bintang sinetron. Maka awal karirnya pun menjadi meningkat. Ia pun menjadi aktor di beberapa sinetron.
Ini juga menjadi pelajaran bagi siapa saja. Ketika sukses menekuni satu bidang, maka akan datang tawaran di bidang nan lain. Namun sebelum itu, matangkanlah terlebih dahulu kemampuan Anda di bidang tertentu. Kematangan di bidang tersebut sendiri nan mendatangkan buat berani terjun di bidang lain.

Tak hanya jadi penyanyi dan seniman saja nan demikian. Apa pun profesi nan ditekuni, akan menggiring kita buat menjadi bagian di profesi nan lain. Misalnya saja, saat ini Anda menekuni profesi sebagai penulis. Suatu saat Anda bukan tak mungkin menjadi dosen, motivator dan sebagainya.

Semua itu didapat, manakala kita fokus di bidang eksklusif terlebih dahulu. Penulis sendiri telah merasakan hal tersebut. Penulis menekunkan diri buat serius di bidang menulis artikel di media massa. Tanpa diduga, penulis mendapatkan tawaran buat menulis buku. Ketika tiga buku penulis terbit, akhir penulis pun diangkat menjadi dosen.

Jujur. Bukan ijasah dan tingkatan kuliah nan menyebabkan penulis menjadi dosen. Tapi sebab kemampuan penulis dalam hal menulis buku dan artikel.



Jangan Bertahan pada Satu Kemampuan

Tapi cukupkah sampai di sini kita bertahan? Tak adakah keinginan buat mengembangkan kemampuan? Salah, jika merasa cukup. Itulah nan ditampilkan dari artis cakep Agnes Monica. Setelah sukses menjadi penyanyi dan aktor primer dalam beberapa sinetron, ia pun terus mengasah kemampuannya. Yaitu di bidang bahasa.

Agnes Monica meyakini, bahwa ia harus meningkatkan karirnya. Ia pun berusaha buat dapat menyanyikan lagu berbahasa Inggris. Selain terus belajar buat memperindah suaranya, ia pun mulai menyanyi dengan menggunakan lagu berbahasa Inggris. Akhirnya ia berhasil. Ia menjadi penyanyi Indoensia nan go International.

Di sinilah menjadi pelajaran untuk siapa saja. Jangan pernah bertahan pada satu kemampuan, tapi berusahalah buat meningkatkan kemampuan lain. Bangunlah kemampuan nan memiliki keterkaitan dengan kemampuan sebelumnya.

Lihat Agnes Monica! Ia menambah kemampuan nan lain tapi masih satu alur. Dia mencoba tarik suara berbahasa Inggris. Demikian halnya dengan Anda. Jika ingin meningkatkan kemampuan, carilah nan seirama.



Jangan Lupakan Pendidikan Formal

Ada hal nan istimewa nan dimiliki Agnes Monica nan layak ditiru, yaitu tidak melupakan pendidikan formal. Sibuk dengan global tarik suara dan menjadi aktor sinetron, tidak membuatnya melupakan pendidikannya. Kebanyakan para seniman selalu menjadikan pendidikannya sebagai nomor dua. Sedangkan Agnes Monica tetap menjadikannya sebagai nan paling utama.

Seperti ini jugalah nan mesti dilakukan siapa saja nan memiliki keahlian atau kemampuan. Meski sudah ada kemampuan nan memumpuni, tetaplah pendidikan formal diselesaikan. Kemampuan memang memiliki nilai jual, namun tanpa pendidikan formal terkadang membuat orang lain mengesampikan.
Nah, Agnes Monica menunjukkan hal nan berbeda. Ia menunjukkan kecerdasannya. Ia bukan hanya pintar menyanyi, tapi juga cerdas dalam pendidikannya. Jika banyak para penyanyi dan bintang film maupun sinetron memiliki pola pikir seperti Agnes Monica akan menjadi contoh positif bagi khalayak.

Pasalnya, khalayak selalu mencontoh hal-hal nan dilakukan para artis. Maka dari itu, krusial sekali seniman memberikan contoh positif, biar para fans atau penggemarnya ikut menirukannya.

Jika pun kita bukanlah fans Agnes Monica, kita tetap layak meniru apa nan dilakukan Agnes Monica, sebab cukup layak dijadikan contoh. Sukses berkarir, berhasil juga dalam global pendidikan.

Jangan pernah menjadi manusia egois, nan merasa dengan karir nan didapat merasa sudah cukup. Padahal, belum bisa dipastikan posisi nan dialami akan seperti ini selamanya. Agnes Monica menyadari akan hal itu. Belum tentu nantinya, ia bakal terus menerus menjadi artis. Maka dari itu, ia menyiapkan kemampuan lain nan bisa mendukungnya.

Artis cakep hanya akan digunakan ketika ia masih cakep. Setelah tidak cakep lagi dampak usia, maka akan ditinggalkan. Agnes Monica telah menyiapkan apa nan bakal dilakukannya di usia senjanya. Ketika ia tidak jadi artis, dengan keilmuan nan dimilikinya barangkali ia dapat menjadi pendidik.
Pola pikir seperti seniman cakep, Agnes Monica ini nan layak ditiru. Dapat hayati senang di usia muda dan tua kelak.