Aturan Sandang dan Kesucian

Aturan Sandang dan Kesucian

Shalat Nabi Muhammad Saw. ialah ajaran krusial dalam agama Islam. Sebagai garis pembatas antara keimanan dan pengingkaran pada Allah SWT. Tercatat dalam sirah Nabi Saw., ibadah shalatlah nan paling banyak dipraktekkan Nabi, secara teori maupun praktek.

Pernah suatu ketika Rasulullah mempraktekkan shalat di atas mimbar agar bisa disaksikan oleh para sahabat. Beliau lalu berdiri dan ruku’, kemudian bersabda: “ Ini Aku lakukan tak lain agar kamu beriman kepadaku dan mengetahui shalatku. ” (H.R. Bukhari Muslim)

Kesempurnaan aplikasi shalat harus berdasarkan pada pengetahuan anggaran praktek shalat nan dicontohkan oleh Rasulullah, mulai dari kewajiban shalat, tatacara, doa dan bacaannya. Berdasarkan perintah beliau, “ Shalatlah seperti kalian melihatku shalat .” (H.R Bukhari-Ahmad)

Shalat merupakan bagian dari rukun Islam . Keimanan kepada Allah sebagai penyucian diri dari noda kemusyrikan. Kewajiban shalat buat membersihkan dari sifat kesombongan dan wahana pendekatan kepada Allah SWT bagi setiap orang nan berusaha takwa kepada-Nya.

Nabi Muhammad, sebagai nabi penutup, merupakan contoh terbaik. Harus tetap terpelihara dan menggiatkan pelaksanaannya buat lebih dekat kepada-Nya. Karena, sesungguhnya shalat ialah kewajiban nan telah ditentukan waktunya buat orang-orang beriman (Q.S. 4:103).



Pembagian Shalat

Shalat terbagi pada Shalat Wajib dan Shalat Sunnah . Bagian terpenting ialah shalat wajib lima waktu nan harus dilakukan setiap hari. Telah diwajibkan kepada umat Muhammad pada malam Isra di Mekkah. Tepatnya setelah sembilan tahun sejak Nabi Muhammad diangkat menjadi Nabi.

Berdasarkan firman Allah, “ Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam, dan shubuh ,” (Q.S. Al-Isra: 78). Kemudian diwajibkanlah shalat Dhuhur berjumlah 4 rakaat , Ashar berjumlah 4 rakaat , Magrib berjumlah 3 rakaat , Isya’ berjumlah 4 rakaat, dan Shubuh berjumlah 2 rakaat, nan dilaksanakan secara tertib.

Semua ulama madzhab dalam Islam telah sepakat bahwa shalat tak boleh dilaksanakan sebelum masuk waktunya, yakni ditandai dengan seruan Adzan . Adzan, secara terminologi artinya memberitahukan di waktu-waktu shalat kepada khalayak generik dengan kata tertentu. Telah dipraktekkan sejak tahun pertama hijrah Nabi ke Madinah.



Kiblat Shalat

Pelaksanaan Shalat Nabi, harus selalu menghadap Ka’bah di Mekah sebagai kiblat shalat . Dengan donasi teknologi saat ini, sangat mudah buat mengetahui arah kiblat. Tetapi jika memang kita berada pada loka asing tanpa mengetahui arah kiblat nan pasti, semua ulama Islam membolehkan buat melaksanakan shalat ke arah nan dikehendaki.



Aturan Sandang dan Kesucian

Menurut kesepakatan semua Fuqaha , setiap orang laki-laki dan perempuan wajib menutupi sebagian anggota badan dalam melaksanakan shalat seperti halnya kewajiban menutup aurat dihadapan orang lain nan bukan muhrim , ketika di luar shalat.

Diwajibkan melakukan wudhu terlebih dahulu sebelum shalat, sebagai ritual mensucikan diri. Kain epilog nan akan dipakai shalat pun harus kudus dan sinkron dengan anggaran Islam. Misalkan, kain sutra dan emas tak boleh dipakai oleh kaum lelaki. Tetapi Nabi Saw. membolehkannya buat kaum perempuan. Begitupun loka shalat, harus kudus dan higienis dari najis, baik najis nan kering ataupun basah. Disunnahkan pula melaksanakan Iqamah sebelum shalat di mulai. Sebagaimana Adzan, iqamah harus dilapalkan dengan tertib, berbahasa arab, dan jelas.



Rukun dan fardhu Shalat

Secara ringkas, shalat Nabi harus dilakukan paripurna dan sinkron aturan, meliputi: Kudus dari hadas dan najis kotoran, telah masuk waktu shalat, menghadap pada kiblat shalat, memakai baju nan menutupi aurat. Hal-hal tersebut merupakan syarat shalat”.

Shalat memiliki rukun dan fardhu nan banyak dan harus dilakukan ketika shalat berlangsung, yaitu:

  1. Niat, baik dilapalkan atau tidak, hakikatnya ialah tujuan dari perbuatan sebab ketaatan mengikuti perintah Allah.
  2. Takbiratul Ihram , dengan kalimat “Allahu Akbar”.
  3. Bacaan Al-Fatihah nan wajib dibacakan dalam setiap rakaat shalat. Lalu dilanjutkan dengan bacaan surat-surat nan dipilih dari Al-Quran.
  4. Ruku’ , membungkukkan badan dengan lurus sampai dua telapak tangan memegang dua lutut.
  5. Sujud
  6. Tahiyyat , terbagi pada tahiyyat awwal nan dilakukan setelah dua rakaat pertama pada shalat wajib. Dan tahiyyat akhir nan ditutup dengan salam.
  7. Mengucapkan salam sebagai epilog shalat, dengan kalimat “ Assalamu’alaikum wa rahmatullah ”.
  8. Rukun dan fardhu shalat wajib dilakukan dengan tertib, secara berurutan dan langsung antara satu bagian dengan bagian lain.

Shalat menjadi penghalang dari kemungkaran dan kebejatan diri. Sebagai pembeda antara seorang mukmin dan kafir. Siapapun nan sengaja meninggalkan shalat, tetapi dia mengaku Mukmin. Maka perbuatan itu telah mendustakannya. Dalam firman Allah, “ Apakah nan membuatmu masuk ke neraka Saqar? Mereka menjawab, “Kami dahulu tak termasuk golongan nan melaksanakan shalat. ” (Q.S. 74:42-43). Maka, shalatlah seperti nan dicontohkan Nabi!



Mencontoh Sholat Nabi

Sebagai umat Islam, semua hal nan kita lakukan haruslah mendasarkan perbuatan itu kepada apa nan ada di dalam sumber hukum Islam, dimana sumber hukum Islam nan diakui ada empat yaitu Al Quran, Sunnah Rasul, Ijma’ Sahabat dan juga Qiyas.

Al Quran telah menjadi sumber hukum Islam nan tertinggi kedudukannya di dalam agama Islam. Semua ayat nan ada di dalam Al Quran memberikan kita petunjuk akan hal apa saja nan boleh kita lakukan dan hal apa saja nan tidak boleh kita lakukan.

Selanjutnya Nabi Muhammad sebagai rasul memang memiliki tugas buat menyebarkan dan menyampaikan selebaran Islam ini kepada seluruh umat manusia. Beliau pun melakukan segala hal baik itu perbuatan, perkataan dan juga diam beliau buat menerangkan atau menjelaskan kepada manusia akan segala hal nan memang harus dilakukan oleh manusia. Semua hal inilah nan disebut dengan Sunnah Rasul.

Semua hal di dalam Sunnah rasul ini biasanya ialah buat menjelaskan apa nan telah ada di dalam Al Quran agar lebih dimengerti oleh manusia. Misalnya dalam hal sholat ini. di dalam Al Quran banyak sekali ayat nan memerintahkan kepada manusia buat melakukan sholat. Namun di dalam Al quran masih belum dijelaskan bagaimana tata cara aplikasi sgolat itu sendiri. Untuk itulah, rasul menjelaskan kepada kita bagaimana seharusnya kita sholat.

Itulah nan kemudian ada di dalam hadist, sholatlah kalian sebagaimana kalian meliaht saya sholat. Kita memang diperintahkan buat melakukan badah sholat ini sinkron dengan apa nan dilakukan oleh nabi.

Memang disinilah fungsi dari sunnah nan ada yaitu menjelaskan hal-hal nan masih dunia di dalam Al Quran buat selanjutnya dibuat lebih terperinci lagi. Dan Rasul telah menjelaskannya melalui segala perbuatan beliau.

Namun memang dalam mendefinisikan perbuatan nabi ini ada beberapa hal nan berbeda. Hal ini terjadi terutama dalam hal nan sunnah yaitu nan di luar hal nan wajib dilakukan.

Banyak nan memiliki pendapat nan berbeda. Hal ini memang memungkinkan sebab dapat saja terjadi disparitas dimana rasul memang tak mewajibkan mengenai hal itu. Namun buat disparitas seperti ini, kita kembali merujuk pada sifat atau hukum asal dari hal itu.

Misalnya ialah mengenai masalah takbiratul Ihram. Dimana memang nan menjadi kewajiban ialah mengucapkannya, yaitu mengucapkan takbiratul ihram di awal sholat dengan membaca allohu akbar. Kalimat ini dinamakan dengan takbiratuil ihram sebab memang memiliki makna nan besar yaitu sebagai permulaan dari sholat.

Untuk saat ini, kita kaum muslim melakukan takbir dengan mengangkat kedua tangan kita sejajar dengan telinga. Hal ini ialah sebuah hal nan sunnah buat dilakukan yaitu boleh buat dilakukan namun juga boleh buat ditinggalkan dan tak berdosa ketika meninggalkannya.

Yang menjadi pokok atau hal wajib nan harus dilakukan ialah mengucapkan kalimat takbirnya. Inilah beberapa hal nan terkadang menimbulkan permasalahan di dalam kaum muslimin sendiri.

Untuk itu memang kita sebagai kaum muslim haruslah banyak mengkaji ilmu islam termasuk siroh bagaimana kehidupan Nabi dahulu. Sehingga kita akan mengetahui dengan jelas bagaimana perbuatan Nabi terutama nan berhubungan dengan aplikasi hukum Islam.

Karena sejatinya kita ketika melakukan sebuah hal ataupun amal perbuatan nan akan diterima di sisi Allah SWT ialah hanya amal nan benar. Amal nan sahih ialah seperti apa nan dicontohkan oleh Nabi. Di luar hal itu yaitu nan tidak dicontohkan oleh Nabi akan ditolak sebagai hal nan salah.

Itulah bagaimana pentingnya belajar dan mengkaji Ilmu islam. Agar kita sahih dalam melakukan perbuatan. Seperti halnya dalam menjalankan sholat agar sahih sinkron dengan sholat Nabi.