Berbagai Jenis Peralatan Masak Tradisional

Berbagai Jenis Peralatan Masak Tradisional

Ada berapa banyak jenis peralatan masak tradisional Indonesia? Pada dasarnya, memasak merupakan aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Dalam memasak, kita niscaya menggunakan peralatan memasak. Zaman sekarang, orang-orang menggunakan peralatan masak modern nan kebanyakan berbahan plastik, logam, alumunium, dan besi. Peralatan masak tersebut memang menunjang kepraktisan dalam memasak. Sudah sporadis nan menggunakan peralatan masak tradisional, lebih-lebih di kota besar seperti Jakarta.

Jarang bukan berarti tidak ada. Di desa-desa, sebagian orang masih ada nan terlihat memanfaatkan alat masak tradisional. Mayoritas peralatan memasak tradisional Indonesia berbahan dasar tanah liat, bambu, batu , kayu, dan gerabah. Banyak alasan mengapa masih ada orang nan menggunakan perkakas memasak tradisional, di antaranya sebagian dari mereka masih “gaptek” atau bingung menggunakan peralatan masak modern. Dengan adanya peralatan masak modern, mau tak mau mereka harus belajar buat menggunakannya.

Kedua, alat-alat masak tradisional meminimalisir pengaruh negatif penggunanya. Ketiga, alat-alat masak tradisional harganya nisbi murah-meriah. Ada pula nan mengatakan, memasak menggunakan perkakas masak tradisional hasil masakannya terasa lebih nikmat dibandingkan memasak menggunakan peralatan masak modern.



Berbagai Jenis Peralatan Masak Tradisional

Indonesia, negeri kita nan kaya akan sumber daya alam dan produk budaya , tentunya memiliki perkakas tradisional nan sudah turun-temurun dimanfaatkan nenek moyang kita. Lantas apa saja alat-alat masak tradisional Indonesia itu? Kalau ingin ditelusuri, tentu banyak sekali. Berikut ini aku akan menguraikan beberapa jenis perkakas masak tradisional Indonesia.



Kendil

Boleh dibilang, alat ini merupakan versi tradisionalnya dari rice cooker listrik. Alat memasak tradisional nan berasal dari daerah Jawa Tengah ini dimanfaatkan buat memasak beras menjadi nasi, atau menanak nasi. Cara memasaknya mirip sekali dengan rice cooker listrik nan kita kenal sekarang. Taruh beras dan air secukupnya, diamkan selama beberapa menit, tunggu beras sampai tanak dengan kondisi barah dikecilkan. Selalu lihat keadaan nasi , supaya tak berkerak banyak atau gosong.

Lazimnya, kendil menggunakan bahan bakar kayu atau arang, panas nan dihasilkan tak merata. Kerak nasi di permukaan bawah wadahnya niscaya dihasilkan oleh kendil setelah kita menanak nasi. Kendil biasanya berukuran 25cm (dimensi lingkar atas dan bawah) dan 15cm (tinggi). Alat masak tradisional ini menggunakan bahan plat besi campuran alumunium setebal 2-4mm.



Tungku (Anglo)

Tungku atau anglo merupakan peralatan memasak tradisional nan dahulu banyak dijumpai di Jawa. Tungku terbuat dari tanah liat. Lazimnya, tungku berbentuk mirip silinder, sisi bawah tertutup rapat, dan bagian atsnya konkaf menjorok ke dalam. Di bagian samping bawah berlubang sepertiga dan di sisi bagian konkaf berlubang-lubang. Fungsinya, menerima angin saat dikipasi, dari kipasan bawah lubang, serta buat mengeluarkan abu arang. Di atas bagian nan berlubang, fungsinya buat tempt arang. Di bagian atasnya, berbibir melingkar dengan tonjolan sedikit di tiga sisi, fungsinya sebagai loka alat masak seperti kendil, panci, dan sebagainya.

Bahan bakar primer tungku ialah arang. Alat masak ini ukurannya bervariasi, mulai dari nan kecil, sedang, dan besar. Kegunaannya bhineka pula setiap ukuran. Tungku kecil, biasanya digunakan buat keperluan membatik atau membakar dupa. Tungku sedang, biasanya digunakan sebagai keperluan memasak air, makanan , menggoreng, dan membakar. Tungku besar, biasanya dimanfaatkan buat memasak partai besar semisal ada hajatan. Tungku sudah sangat sporadis dapat ditemui di kota besar, tetapi sesekali masih dapat melihat benda ini digunakan para pedagang buat berjualan wedang ronde, soto, dan lain-lain.



Solet/Centong

Alat masak tradisional lainnya ialah solet. Solet banyak digunakan oleh masyarakat Jawa. Alat ini terbuat dari kayu ringan, tetapi punya serat nan kuat seperti kayu meranti, kayu nangka, kayu sonokeling, dan lain-lain. Biasanya, panjangnya 30cm dan besar mata sendoknya selebar telapak tangan anak-anak. Fungsi alat ini, yaitu buat mengaduk-aduk nasi, sayur-sayuran, dan berbagai jenis kuliner lainnya saat kompor dinyalakan dalam keadaan panas.



Wajan Cilik

Wajan ini, menurut para peneliti, sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Fungsinya buat menggoreng dan menggodok. Wajan cilik berasal dari Jawa Tengah. Alat masak ini terbuat dari tanah liat. Proses pembuatannya mirip dengan membuat genteng dan keramik. Ukurannya, dimensi lingkaran atas 30cm dan di bagian bawahnya setengah lingkaran. Biasanya, wajan dimanfaatkan buat menggoreng kuliner tradisional.



Tumbu

Tumbu terbuat dari anyaman bambu. Alat ini punya lingkaran berdimensi 45cm dan persegi di bagian bawahnya dengan ukuran 45cm x 45cm. Memang alat ini tak berhubungan langsung dengan memasak, tetapi punya peran krusial buat loka menyimpan sementara kebutuhan pangan seperti buah, sayuran , dan umbi-umbian sebelum dibersihkan dan dimasak. Di desa-desa, alat ini masih digunakan orang.



Tambir

Fungsi tambir, yakni membersihkan beras dan kacang-kacangan dari berbagai kotoran sebelum dicuci dan dimasak. Caranya, dengan melakukan ayak menggunakan tangan dan diperlukan keahlian spesifik menggunakan alat ini. Sebab, kalau tak ahli, kotorannya tak akan tersisihkan. Alat nan masih banyak dipakai oleh masyarakat Jawa dan sekitarnya ini terbuat dari batang pohon bambu nan dibelah tipis dan dianyam rapat. Tambir memiliki ukuran dimensi lingkar 60-65cm.

Selain nan sudah disebutkan tadi, masih ada lagi peralatan memasak tradisional Indonesia, di antaranya dandang, langseng, cerek, centong, talenan, tampah, parutan, cobek, dan irus. Dandang bentuknya mirip topi tukang sulap , terbuat dari tembaga, dan berfungsi buat memasak nasi. Langseng merupakan alat buat memasak nan mempunyai dua bagian terpisah dan digabung ketika memasak. Bagian bawah berisi air, sedangkan nan atas berisi makanan nan akan dimasak.

Cerek merupakan alat buat memasak air, ketika mendidih mengeluarkan bunyi seperti orang bersiul, dan ujungnya mengeluarkan uap . Tampah terbuat dari anyaman bambu dan fungsinya buat menampih beras buat dimasak menjadi nasi. Talenan berfungsi sebagai alas berbagai bahan makanan nan ingin dipotong atau diiris.

Parutan berguna buat menghaluskan/memarut bahan makanan seperti singkong, wortel, jahe, kentang , kelapa, dan lain-lain. Cobek merupakan alat buat mengulek bahan makanan/bumbu nan akan dimasak, supaya menjadi halus. Irus terbuat dari tempurung/batok kelapa, alumunium, dan lain sebagainya, nan berguna buat mengaduk sayuran atau kuliner lain agar bumbu tercampur di dalamnya.

Masih banyak alat tradisional Indonesia berkaitan dengan memasak. Di daerah-daerah pun, dikenal berbagai alat tradisional tadi. Namun, sebutannya saja nan berbeda, tetapi fungsi dan bentuknya tetap sama. Misalnya saja, masyarakat Aceh mengenal tungku dengan sebutan seunungkee . Tungku tradisional ini sampai sekarang masih digunakan masyarakat Aceh, terutama mereka nan tinggal di pedesaan.

Alat masak tradisional memang kelihatannya remeh. Namun, peralatan masak tradisional ini merupakan salah satu unsur kekayaan kebudayaan nan dimiliki setiap suku bangsa di negara kita. Alat masak tersebut ialah warisan leluhur bangsa kita meskipun sekarang lama-lama tergerus oleh modernisasi Barat seperti kompor listrik, rice cooker, dan blender.

Semoga bermanfaat!