Tikus termasuk hewan hama

Tikus termasuk hewan hama

Tikus termasuk ke dalam mamalia, memiliki filum Chordata dan Ordo Rodentia . Ada beberapa jenis tikus nan ada pada saat ini. Masing-masing memiliki disparitas satu dengan nan lainnya, namun masih masuk ke dalam bangsa tikus. Jenis-Jenis Tikus ini menyebar di seluruh belahan global dengan keunikannya masing-masing.

Tikus merupakan salah satu hewan nan cepat berkembang biak. Sekali beranak dapat melahirkan sepuluh anakan. Selain itu tikus mudah sekali beradaptasi dengan berbagi lingkungan.



Tikus Hewan percobaan

Sejak lama tikus merupakan hewan nan akrab dengan global riset dan farmasi. Mengapa demikian? Dalam global penelitian dan farmasi, tikus menjadi salah satu hewan percobaan. Misalnya mengetes obat-obatan dan reaksi kimia. Jadi ketika peneliti menemukan ramuan obat, sebelum diberikan kepada manusia, terlebih dulu diujicobakan kepada tikus, tujuannya buat melihat reaksi tikus setelah dimasukan obat. Selain itu menggunakan tikus lebih rendah resikonya dari pada langsung diterapkan kepada manusia.

Tikus nan kerap dijadikan hewan percobaan ialah tikus putih. Tikus ini jenis ini mudah didapat sebab banyak dibudidayakan. Tikus putih juga sering dijadikan hewan percobaan di buat mata pelajaran biologi di SMP dan SMA. Tikus dibedah buat dilihat organ pencernaannya.

Secara tak langsung tikus termasuk hewan nan berjasa terhadap terhadap kelangsungan hayati manusia. Ribuan orang dapat diselamatkan sebab obat-obatan nan telah dari serangkaian uji coba nan dilakukan oleh tikus.



Jenis -jenis tikus

Hewan pengerat memiliki banyak kerabatnya. Berikut ini sejumlah nama-nama kerabat tikus nan masuk dalam genus murdae:

  1. Mencit

Mencit ( Mus.musculus ) ialah jenis nan paling dikenal. Tikus ini berukuran kecil namun sangat rakus jika sudah menemukan mebel, atau kain-kain nan biasanya dijadikan tempatnya bersarang. Bahkan mereka juga menyantap barang-barang rumah tangga lainnya. Syahdan tikus ini berasal dari Eropa, populasinya dapat merata sampai ke Indonesia, melalui media kapal layar.

Hewan ini diperkirakan ialah memalia terbanyak setelah manusia. Kelebihannya yaitu pandai menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan nan sengaja dibuat oleh manusia. Inilah nan menyebabkan kebanyakan dari mereka hayati di rumah-rumah penduduk, sangat sporadis hayati liar di hutan.

Mencit memiliki organ nan terlengkap sebagai mamalia. Oleh sebab itu, sering dipilih sebagai makhluk percobaan buat obat-obatan atau makanan nan nantinya akan digunakan atau dikonsumsi oleh manusia.

Mencit berkembangbiak dengan beranak. Ia kawin pada usia 50 hari. Perkawinan biasanya dilakukan jika hari sudah malam. Masa kehamilan mencit kebanyakan ialah selama 20 hari. Keunikannya, ketika Ia sudah melahirkan si betina tak mau diganggu sampai 2 hari setelah melahirkan.

  1. Tikus Got

Rattus norvegicus ialah nama latin dari tikus ini. Ini ialah tikus nan paling banyak dijumpai di perkotaan, terutama saat ini. Bentuk mereka hampir sama dengan tikus rumah, hanya ukurannya saja nan lebih besar. Karena hidupnya cenderung bebas, tak berkelompok dan hayati di mana saja, ia memilki rona nan bermacam-macam.

Karena jumlahnya nan banyak, maka tikus inilah nan sering dijadikan hewan percobaan. Bahkan, tak sporadis dipelihara oleh manusia, dengan mencoba melahirkan tikus-tikus jenis baru dengan perkawinan silang.

Tikus ini memakan segala jenis makanan. Baik di rumah maupun di luar. Ia pandai sekali berenang, sehingga mempunyai daya tahan nan tinggi buat berada di got atau saluran-saluran air.

  1. Tikus Rumah

Tikus rumah memiliki nama Latin Rattus rattus termasuk ke dalam hewan pengerat. Tikus jenis ini memiliki ekor nan panjang hingga mencapai 20 cm. Kebanyakan berwarna hitam atau rona cokelat terang. Mereka hayati di rumah, terutama rumah nan bersuhu udara hangat. Saingannya ialah tikus got.

Tikus rumah ialah jenis tikus nan tak dapat berenang seperti tikus got. Namun uniknya tikus rumah pandai memanjat, lebih gesit dibanding tikus got, bahkan berani buat melompat dari satu loka ke loka lain.

Tikus jenis ini memakan segala, namun Ia lebih menyukai buat memakan jenis bulir. Perkembangbiakannya beranak kapan saja ia mau. Maksimal menghasilkan 10 anak tikus dalam 1 kali kelahiran. Umurnya dapat sampai 3 tahun dengan kehidupan berkelompok.

  1. Tikus Sawah

Tikus jenis ini memiliki nama latin Rattus argentiventer . Bentuknya lebih kecil dibandingkan dengan tikus got. Tikus ini memiliki rona perut kelabu dengan rona tepi nan putih, sedangkan ekornya sendiri berwarna cokelat.

Makanan favoritnya ialah bulir padi, jagung atau rumput, sehingga memilih persawahan, ladang atau padang rumput sebagai loka hidupnya. Kebiasaannya ialah membuat lubang-lubang di dalam tanah nan tersembunyi.

Tikus jenis ini sangatlah cerdas. Ia mampu mempelajari tingkah laku manusia terhadap diri dan keberadaannya. Oleh sebab itu, mereka sering dijadikan tikus percobaan buat penelitian terhadap konduite hewan. Bahkan ada pula nan menjadikan tikus-tikus ini sebagai bahan makanan.

  1. Tikus Pohon

Tikus pohon atau nama latinnya Rattus tiomanicus. Sinkron namanya tikus pohon, habitat aslinya di hutan, dan pepohonan. Sebaran tikus jenis ini di Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Tikus pohon merupakan hewan nocturnal nan aktifnya di malam hari. Mereka keluar mencari makan di malam hari. Makanannya ialah serangga, pucuk daun, buah-buahan dan telur burung.

Bahkan didaerah Sulawesi, tikus pohon dapat dijadikan santapan bagi masyarakat setempat. Di pasar Tomohon, Sulawesi Utara, tikus pohon diperdagangkan.



Tikus termasuk hewan hama

Tikus merupakan binatang rakus,mereka menjadi hewan pengganggu bagi petani. Kawanan tikus dapat melahap satu petak sawah dalam hitungan hari. Tikus dapat memangsa tunas padi nan baru tumbuh dan bulir padi nan akan panen. Oleh sebab itu kawanan tikus menempati urutan pertama hama nan paling berbahaya.

Cara membasmi hama tikus, harus dilakukan serentak, dengan digropyok atau menggunakan racun tikus. Namun terkadang membasmi dengan racun tikus tidak efektif. Rupanya tikus dapat membedakan antara makanan dan racun.



Tikus penyebar penyakit berbahaya

Hewan pengerat ini terkenal sebagai hewan penyebar penyakit. Hanya sebab tikus benua Eropa kehilangan penduduknya hampir sepertiga dari total jumlah penduduk Eropa. Virus pes nan ditularkan dari tikus menulari manusia, sehingga menyebabkan kematian. Dahulu belum ditemukan vaksin pencegah penyakit pes. Malapetaka nan terjadi diabad pertengahan dikenal sebagai black death.

Suku Astec di Amerika musnah juga disebabkan oleh endemi pes nan melanda benua merah. Penyakit ini menular secara cepat, dibawah oleh tikus secara tidak sengaja ikut dalam pelayaran antar benua.

Wabah pes juga pernah melanda Indonesia, ketika masih era kerajaan nusantara dan sampai masa kolonialisme. Penyakit ini dibawa oleh pelaut nan datang dari India dan Afrika, ketika masa perdagangan rempah.



Leptospirosis penyakit paska banjir

Salah satu penyakit nan disebarkan oleh tikus ialah leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh kuman nan dikeluarkan dari kencing tikus dan bersifat zoonosis. Zoonosis maksudnya penyakit nan ditularkan dari hewan kepada manusia.

Sedangkan jenis tikus nan membawa bakter leptospirosis ialah tikus wirog, jenis tikus besar nan hidupnya di got dan loka sampah. Biasanya penyakit timbul ketika musim hujan atau banjir. Jika lingkungan rumah kotor, kesampatan tertular penyakit ini besar. Air nan terkontaminasi bakteri leptospirosis masuk melalui anggota badan nan terluka atau pengidapnya minum air nan tidak bersih.

Masa inkubasi kuman lepto, sekitar tiga hari, kemudian ditandai dengan gejala demam tinggi. Orang nan terkena leptospirosis kalau tidak segara diobati, dapat menyebabkan kerusakan organ dan bahkan kematian.

Pencegahan agar kita tidak terkena atau terpapar bakteri leptospirosis ialah ketika hujan selalu menggunakan alas kaki. Luka nan terbuka sebaiknya ditutupi dengan menggunakan plester. Membersihkan tempat-tempat kotor agar tikus tidak bersarang. Jika demam tidak turun sebaiknya periksa ke dokter buat diobati.

Demikianlah sekilas tentang tikus nan terkadang ada khasiatnya bagi manusia. Namun tikus juga ternyata membawa petaka bagi manusia.