Hasil Belajar Tipe Pengalaman

Hasil Belajar Tipe Pengalaman

Manusia ialah makhluk nan akan monoton berinteraksi dan tentunya berkembang dari pembelajaran nan telah ia lakukan. Terkadang sadar atau mungkin tak sadar, segala macam aktivitas nan saat ini kita lakukan ialah sebuah hasil kumulatif dari hasil belajar manusia terhadap berbagai aspek nan ada di dunia.

Dengan monoton dengan belajar akan membuat manusia berkembang dan semakin berkembang karenanya tak mengherankan jika manusia zaman sekarang berbeda dengan zaman nan telah lalu dan manusia zaman nan akan datang pun akan berbeda dengan manusia di zaman sekarang.

Ini ialah sebuah kewajaran sebab memang pada dasarnya manusia akan senantiasa berkembang dan terus berkembang, hanya saja perkembangan nan terjadi akan bhineka dan ini tergantung pada kemampuannya buat belajar kemudian menerapkan dan mengiplementasikan proses belajar nan ada padanya buat mengembangkan dirinya.

Biasanya kita seringkali terpaku pada pengertian proses belajar nan sering diartikan sebagai pendidikan di bangku sekolah sehingga muncul berbagai macam jargon salah satunya seperti, “Bukan belajar namanya kalau belum sekolah!”

Sebenarnya mengartikan proses belajar hanya terjadi pada bangku sekolah, kuliah, dan seterusnya ialah sebuah penyempitan makna dari belajar itu sendiri. Jika kita definisikan secara sederhana, belajar ialah sebuah proses di mana nan awalnya tak tahu menjadi tahu, tak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya buat mencapai suatu hasil nan optimal.

Jelas sekali proses belajar tak hanya berasal dari bangku sekolah, hanya sekadar melihat, mendengar, dan di sana terjadi perubahan keadaan dari keadaan nan tak tahu menjadi tahu. Itulah nan dinamakan proses belajar.

Untuk itu, kita pun tak dapat menyempitkan makna belajar hanya sebatas pada aktivitas-aktivitas akademik nan lazim kita pikirkan seperti nan telah disebutkan di atas. Pada faktanya, proses belajar sangat variatif, bahkan dapat jadi unik. Hal paling primer nan menyebabkan keunikan dari belajar ialah ketika ia berasal dari sebuah pengalaman nan dapat dipastikan belum tentu semua orang mengalami atau mendapatkan pengalaman nan sama.

Jika hanya sekadar pengetahuan dari bangku sekolah, tentu semua orang dapat mendapatkannya, tetapi berbeda halnya dengan hasil belajar nan berasal dari sebuah pengalaman maka sudah dapat dipastikan akan berbeda di masing-masing orang dan juga belum tentu dapat didapatkan oleh orang lain.



Hasil Belajar Tipe Akademik

Tipe ini mungkin ialah tipe nan paling lazim pada siklus kehidupan manusia. Tipe nan menganggap belajar mengajar ialah suatu kegiatan nan biasa dilakukan di sekolah maupun universitas. Di luar itu, kegiatan belajar mengajar pun dapat di bisa dari berbagai kursus nan kemudian memberikan beberapa pelatihan spesifik terkait apa-apa nan kemudian diperlukan oleh pelanggan.

Sayangnya, terkadang belajar dari bidang akademik ini tak sinkron dengan nan diharapkan. Maksudnya ialah hasil belajar nan berasal dari kegiatan ini, kadang kala tak sebanding dengan apa nan kemudian diberikan bahkan dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar.

Banyak orang nan kemudian kuliah dengan jurusan tertentu, tetapi hal itu tak lah menjamin dirinya akan bekerja di masa depan dengan jurusan nan mana ia melakukan kegiatan belajar mengajar di sana. Selain itu, bagaimana tuntutan akademik ketika kegiatan belajar mengajar ternyata tak cocok dengan hasil nan diinginkannya. Di sisi lain, tak dapat hanya menyalahkan orang-orang nan kemudian didefinisikan ketika hasil belajar nan ada pada dirinya ternyata tak sinkron dengan asa nan diinginkan ketika mulai memasuki kegiatan belajar mengajar.

Karena sistem pembelajaran, cara penyampaian, materi, teknis, dan seterusnya sangat memengaruhi hasil belajar pada akhirnya nanti. Jika menilik pada sistem pendidikan nan ada saat ini, sepertinya tak hiperbola jika kita mengatakan bahwa sistem pendidikan saat ini hanya membentuk manusia seperti layaknya robot atau alat produksi.

Manusia pada zaman ini, dituntut buat membekali dirinya dengan berbagai macam kemampuan dan ditakut-takuti akan mengerikannya global atau masa depan dirinya ketika dia tak serius di bangku pendidikan. Entah itu masa depannya suram, tak mendapat pekerjaan, dan lainnya.

Pemikiran dari manusia nan saat ini penuh dengan materi tentunya sangat menghindari hal itu terjadi, logika sederhana nan kerap kali mereka pakai ialah masa depan nan suram sebab tak ada biaya nan besar atau materi uang buat hidup. Kenapa tak ada materi nan besar? Karena tak dapat kerja dengan penghasilan nan luar biasa.

Mengapa kemudian tak dapat kerja dengan penghasilan nan besar? Karena kemampuan akademik nan terbatas. Untuk menghindari kemampuan akademik nan terbatas sehingga menyulitkan nantinya di masa depan maka manusia tak segan-segan buat mempertaruhkan seluruh hidupnya buat mendapatkan hal ini.

Belajar, belajar, belajar, dan terus belajar tanpa mengingat lagi peranan lain dari diri mereka sendiri dalam kehidupan ini. Peran lain nan bahkan sesungguhnya hasil belajar nan di bisa dari sini lebih berguna dalam hayati daripada hasil belajar nan didapatkan pada proses akademik tadi.

Orang-orang berhasil di global telah membuktikan bahwa kesuksesan bukanlah ditentukan dari tingginya nilai, IPK, kemampuan akademik, dan seterusnya. Bill Gates misalnya, salah satu dari orang terkaya nan ada di dunia, menelurkan ide-ide tentang komputer dengan Microsoft miliknya. Bill gates tak bersekolah, ia keluar dari aspek akademik ini semenjak ia berada pada bangku sekolah dasar, ia katakan bahwa aktivitas seperti ini ialah aktivitas nan kemudian membuang waktu dan tak berguna.

Kemudian, dia membuktikan pada global bahwa ia sukses menjadi orang nan luar biasa walaupun ia tak memiliki hasil belajar dari global akademik seperti layaknya kebanyakan orang. Jikalau memang akademik menentukan keberhasilan seseorang di masa depan maka mengapa seseorang seperti Bill Gates nan sama sekali tak ada hubungannya dengan bidang akademik dapat berhasil?

Tentu ini menjadi indikasi walau bukan akademik saja nan menentukan keberhasilan seseorang bahkan pada kasus dan kondisi eksklusif ia sama sekali tak berguna walau bukan berarti kita harus membuangnya sama sekali. Memang masih perlu tapi bukan menjadi satu-satunya dalam menentukan keberhasilan seseorang, ada banyak faktor nan perlu dipertimbangkan pula.



Hasil Belajar Tipe Pengalaman

Inilah sesuatu nan sangat unik dan belum tentu ada pada setiap diri manusia. Namun begitu, justru ini menjadi hal nan sangat krusial pada diri manusia. Hal ini terjadi sebab tak semua manusia mengalami hal nan sama dalam kehidupannya, tak semua manusia pula nan kemudian mengalamipengalaman dan skenario hayati nan sama.

Hanya saja, sesuatu nan dapat dipastikan ialah bahwa skenario hidup, pengalaman, dan lainnya menyimpan proses belajar nan jauh lebih luar biasa dari sekedar proses belajar mengajar pada akademik. Karena proses belajar ini sangat luas dan tak terjadi hanya di waktu-waktu eksklusif saja, tapi di setiap waktu. Berada di mana pun, kapan pun, dan dalam keadaan apapun maka selalu terjadi proses belajar di sana.

Jika berbicara mengenai hasil belajar dari proses belajar dari pengalaman ini pun terbilang luar biasa, hasilnya dapat dipastikan akan sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang, sedikit ataupun banyak. Bermacam-macam pengetahuan dapat didapatkan, seperti misalkan kedewasaan, kebijaksanaan, manajemen diri, dan lainnya. Yang mana hal ini memang hanya dapat didapatkan dari proses belajar melalui pengalaman tadi.

Hanya saja tak semua orang nan kemudian dapat mendapatkan hasil belajar nan tepat ketika berbicara apa nan diberikan oleh hidup. Hal ini sebab jika memang prestasi belajar ingin didapatkan maka kita harus melakukan satu proses pemikiran buat kemudian memikirkan berbagai macam skenario kehidupan, pengalaman nan masuk pada diri kita. Walau bukan berarti tak mungkin. Hal ini dapat dilakukan oleh siapapun.

Syaratnya asalkan dia mau berpikir dan berpikir terhadap berbagai macam pengalaman, skenario hayati nan menghampirinya. Ketika itulah, ia akan mendapatkan sebuah hasil belajar nan sungguh sangat luar biasa. Pada akhirnya semua kembali kepada diri kita masing-masing, nan manakah nan ingin kita dapatkan.

Life is choice, pilihlah cara belajarmu!