Prestasi Belajar Anak di Sekolah

Prestasi Belajar Anak di Sekolah

Salah satu tema atau masalah nan cukup sering dijadikan bahan penelitian oleh para calon sarjana, terutama dari ilmu keguruan dan ilmu sosial ialah prestasi belajar siswa dan mahasiswa. Skripsi prestasi belajar ini sepertinya bisa ditemukan di semua perguruan tinggi. Meskipun demikian, bukan berarti skripsi-skripsi mengenai prestasi belajar ini usang atau hanya mengulang-ulang pembahasan nan sudah ada.

Menulis skripsi merupakan salah satu kewajiban para mahasiswa sebelum berhak menyandang gelar sarjana. Setiap tahun, ribuan bahkan puluhan ribu skripsi dihasilkan dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Bermacam-macam topik dan masalah menjadi bahan penelitian skripsi.

Banyak aspek nan bisa diteliti dalam skripsi prestasi belajar, antara lain motivasi belajar siswa, motivasi mengajar guru, kondisi psikologis siswa dan guru, faktor sosial ekonomi keluarga, kemampuan dan keterampilan guru dalam mengajar, dominasi materi, keikutsertaan dalam bimbingan belajar atau les, pemanfaatan internet, penggunaan teknologi multmedia, fasilitas pendukung, pemanfaatan perpustakaan, ketersediaan buku di perpustakaan, dan sebagainya.



Hasil Penelitian Skripsi Prestasi Belajar

Dalam sebuah skripsi prestasi belajar disebutkan bahwa mahasiswa nan berkunjung ke perpustakaan minimal empat kali dalam kurun waktu dua minggu buat membaca dan meminjam buku-buku nan relevan dengan kuliahnya, memperoleh IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) nan lebih baik dari pada nan tak memanfaatkan perpustakaan.

Skripsi tentang prestasi belajar ini juga menyebutkan bahwa menggunakan banyak waktu buat membaca buku tak selalu berarti akan memperoleh IPK nan lebih tinggi dari pada mereka nan hanya menggunakan sedikit waktu buat membaca. Hal ini dapat terjadi sebab hal berikut ini

  1. Buku nan dibaca tak relevan dengan mata kuliah nan diambil.
  1. Tidak bisa berkonsentrasi dengan baik saat membaca buku
  1. Tidak bisa mengambil inti bacaan.

Selain itu, agar kegunaan perpustakaan lebih maksimal dalam meningkatkan prestasi belajar, skripsi ini menyarankan agar perpustakaan melakukan hal berikut ini.

  1. Meningkatkan ketersediaan buku-buku nan relevan dengan kebutuhan penggunanya. Buku-buku nan tak sinkron dengan kebutuhan akan kurang diminati. Jika pun diminati dan dibaca tak berpengaruh banyak pada peningkatan prestasi belajar.
  1. Menyediakan buku-buku nan up to date (sesuai dengan perkembangan terbaru). Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang cepat. Buku-buku nan ketinggalan zaman tak akan banyak membantu peningkatan prestasi belajar.


Prestasi Belajar Anak di Sekolah

Selain pembahasan mengenai hal tersebut, skripsi tentang prestasi belajar juga bisa berisi tentang prestasi para siswa di sekolah, mulai dari taraf dasar sampai taraf perguruan tinggi.

Pembahasan mengenai taktik pembelajaran anak juga bisa menjadi tema buat pembuatan skripsi tentang prestasi belajar siswa di sekolah. Berikut ini akan dibahas beberapa taktik pembelajaran nan diterapkan di sekolah nan berkaitan dengan prestasi belajar anak.



1. Taktik Belajar Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori ialah pembelajaran nan memfokuskan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa bisa menguasai materi pelajaran secara optimal.

Strategi ini merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran nan berorientasi kepada guru. Hal tersebut disebabkan dalam taktik ini guru memegang peranan nan sangat krusial atau dominan. Berikut ini beberapa keunggulan menerapkan taktik ini.

  1. Dengan taktik pembelajaran ekspositori, guru dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran.
  1. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran nan harus dikuasai siswa cukup luas, sedangkan waktu nan dimiliki buat belajar terbatas.
  1. Melalui taktik pembelajaran ekspositori selain siswa bisa mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran juga sekaligus siswa dapat melihat atau mengobservasi (melalui aplikasi demonstrasi).
  1. Keuntungan lain ialah taktik ini dapat digunakan buat jumlah siswa dan ukuran kelas nan besar.

Selain itu, ada beberapa kelemahan nan bisa ditimbulkan jika menggunakan taktik pembelajaran ekspositori ini. Berikut ini beberapa kelemahan menerapkan taktik pembelajaran ekspositori.

  1. Strategi ini hanya mungkin bisa dilakukan terhadap siswa nan memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
  1. Strategi ini tak mungkin bisa melayani disparitas setiap individu baik disparitas kemampuan, pengetahuan, minat, bakat, serta disparitas gaya belajar.
  1. Karena taktik ini diberikan melalui ceramah, kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, interaksi interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis akan sulit berkembang.
  1. Keberhasilan taktik pembelajaran ekspositori sangat tergantung pada apa nan dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan lainnya.


2. Taktik Pembelajaran Inquiry

Strategi pembelajaran inquiry ialah rangkaian kegiatan pembelajaran nan memfokuskan pada proses berpikir secara kritis dan analisa buat mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah nan dipertanyakan.

Proses berpikir itu biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Taktik pembelajaran inquiry termasuk bentuk dari pendekatan pembelajaran nan berorientasi kepada siswa ( student centered approach ). Hal tersebut sebab dalam taktik ini siswa memiliki peran nan sangat dominan dalam proses pembelajaran. Keunggulannya ialah sebagai berikut.

  1. Strategi pembelajaran inquiry menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang.
  1. Dapat memberikan ruang kepada siswa buat belajar sinkron dengan gaya belajar mereka.
  1. Strategi pembelajaran inquiry dianggap sinkron dengan perkembangan psikologi belajar modern.
  1. Strategi ini bisa melayani kebutuhan siswa nan memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Selain itu, sama halnya dengan taktik sebelumnya, ada beberapa kelemahan nan dimiliki taktik ini. Adapun kelemahan dari taktik pembelajaran Inquiry ialah sebagai berikut.

  1. Strategi pembelajaran Inquiry sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
  1. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran sebab terbentuk dengan Norma siswa dalam belajar.
  1. Untuk mengimplementasikannya, memerlukan waktu nan panjang, sehingga guru akan mengalami kesulitan menyesuaikan dengan waktu nan telah ditentukan.
  1. Selama keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, taktik pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan.


3. Taktik Pembelajaran Berbasis Masalah

Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran nan memfokuskan pada proses penyelesaian masalah nan dihadapi secara ilmiah. Dalam taktik pembelajaran berbasis masalah, terdapat 3 karakteristik utama, yaitu sebagai berikut.

  1. Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran. Maksudnya, dalam taktik ini tak mengharapkan siswa hanya sekadar mendengarkan, mencatat, dan menghafal materi pelajaran. Akan tetapi, melalui taktik pembelajaran berbasis masalah, siswa diajakan buat aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, serta menyimpulkannya.
  1. Aktivitas pembelajaran diarahkan buat menyelesaikan masalah. Taktik pembelajaran berbasis masalah memosisikan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tak mungkin ada proses pembelajaran.
  1. Pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah merupakan proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu. Sementara realitas artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta nan jelas.


4. Taktik Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan taktik nan menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam taktik pembelajaran ini, materi pelajaran tak disajikan begitu saja kepada siswa, tetapi siswa dibimbing buat proses menemukan sendiri konsep nan harus dikuasai melalui proses dialogis nan terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan model pembelajaran nan bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir siswa. Pengembangan berpikir siswa dilakukan dengan menelaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan buat memecahkan masalah nan diajarkan.



5. Taktik Pembelajaran Koperatif

Model pembelajaran koperatif merupakan rangkaian kegiatan belajar nan dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok eksklusif buat mencapai tujuan pembelajaran nan telah dirumuskan.

Ada empat unsur krusial dalam taktik pembelajaran kooperatif, yaitu adanya peserta dalam kelompok, adanya anggaran kelompok, adanya upaya belajar setiap kelompok, dan adanya tujuan nan harus dicapai dalam kelompok belajar.



6. Taktik Pembelajaran Kontekstual (CTL)

CTL atau Contextual Teaching and Learning ialah suatu taktik nan menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh buat bisa menemukan materi nan dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa buat bisa menerapkannya dalam kehidupan mereka.



7. Taktik Pembelajaran Afektif

Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan taktik pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value), nan sulit diukur. Oleh karena itu, menyangkut pencerahan seseorang nan tumbuh dari dalam diri siswa.

Selain skripsi tentang prestasi belajar nan mengambil lokasi penelitian di sebuah PTS di Bandung ini, masih banyak lagi skripsi homogen nan sama-sama berkonsentrasi pada peningkatan prestasi belajar.

Sayangnya, skripsi-skripsi nan sudah dibuat dengan susah payah ini, seperti halnya hampir semua skripsi nan pernah ditulis oleh para calon sarjana, kemudian hanya menjadi onggokan berdebu di sudut ruang dosen atau di rak-rak buku perpustakaan.

Penelitian-penelitian tentang skripsi prestasi belajar tentu tidak dibuat dengan data imajiner. Penelitian-penelitian itu dibuat dengan studi literatur nan cermat dan penelitian langsung ke lapangan (wawancara, survei, dan sebagainya). Jika hasil-hasil penelitian itu ditindaklanjuti dengan bijak, global pendidikan dapat sedikit demi sedikit dibenahi dan prestasi belajar peserta didik bisa terus ditingkatkan.