Keisomeran Gugus Fungsi

Keisomeran Gugus Fungsi

:

Membahas kimia organik kerap menyinggung bahasan lain nan lekat dengannya. Salah satunya mempelajari pengertian gugus fungsi . Berperan besar menentukan sifat senyawa. Sedangkan kimia organik lekat dengan disiplin ilmu nan mempelajari sifat, komposisi, struktur, maupun persenyawaan nan bergugus. Baik gugus hidrogen dan gugus lainnya.

Kimia organik sendiri merupakan cabang ilmu dari kimia. Antara kimia organik dan gugus fungsional menjadi satu kesatuan nan krusial buat dipelajari. Biasanya, materi tentang hal ini dipelajari ketika di bangku SMA. Dapat lebih awal atau mungkin ada nan baru mempelajarinya ketika masuk kuliah.

Ada beberapa pengertian gugus fungsi. Antara lain, dapat diartikan sebagai bagian aktif dari senyawa karbon nan menentukan sifat-sifat senyawa karbon . Gugusnya berupa ikatan karbon rangkap dua, ikatan karbon rangkap tiga, dan atom atau gugus atom. Namun, meski senyawa-senyawa karbon punya unsur dasar sama yakni karbon itu sendiri, tapi sifatnya beda antara satu dengan lainnya. Kenapa? Ini disebabkan oleh gugus fungsi nan diikat berbeda.

Misalnya, struktur C-C, ikatan rangkap dengan nama senyawanya alkena. Struktur C C, ikatan rangkap tiga dengan nama senyawanya alkuna, dan sebagainya. Nah, senyawa dengan gugus fungsinya sama memiliki reaksi kimia nan sama. Dikelompokkan dalam satu golongan.

Selain pengertian di atas, ada pula nan mendefiniskan sebagai kelompok gugus spesifik nan dimiliki atom dalam molekul. Pengertian sederhananya, yakni atom atau kelompok atom dengan susunan eksklusif nan paling menentukan sifat suatu senyawa. Berperan menentukan karakteristik reaksi kimia pada molekul terkait.



Sifat Gugus Fungsi

Alkohol (Gugus fungsi OH)

Salah satu bahan standar paling krusial dalam kimia hidrokarbon. Dapat diperoleh di pasaran dalam jumlah melimpah dengan harga nisbi terjangkau. Ada beberapa metode nan digunakan buat menghasilkan alkohol sederhana, misalnya, hidrasi alkena nan diperoleh dari reaksi cracking petroleum, proses oxo, dan fermentasi karbohidrat.

Bisa pula dengan oksimer kurasi-demerkurasi, hidrobrasi-oksidasi dan buatan Grignard. Alkohol termasuk kelompok dari senyawa karbon nan mempunyai gugus fungsi hidroksil (-OH). Rumus umumnya R-OH atau dapat juga CnH2n+1OH. Senyawa tersebut memiliki nama IUPAC alkanol lantaran diyakini sebagai sebuah urutan alkana dengan mensubstitusi sebuah atom H dan gugus –OH.

Alkohol memiliki sifat fisika dan kimia. Sifat fisikanya, titik didih alkohol dapat dibilang nisbi tinggi. Ini dampak dari daya tarik intermolekuler nan kuat. Seluruh jenis alkohol ialah polar. Sifat kimianya, kehilangan cairan tubuh alkohol, esterifikasi, oksidasi alkohol dan reaksi alkohol dengan logan Na dan K.

Aldehid/alkanal (CHO)

Digolongkan senyawa karbonil (-C=O). Aldehid akronim dari alkohol dehidrogenatus. Senyawa ini dinilai turunan alkana maka disebut dengan alkanal serta memiliki rumus nan generik CnH2nO. Aldehid dapat didapat dengan cara oksidasi alkohol primer, ozonasi alkena, oksidasi metal benzena, dan lainnya.

Contohnya seperti metanol atau formaldehida nan terdapat dalam formalin. Bahan nan biasa digunakan buat mengawetkan preparat biologi atau mayat. Dalam global industri, formaldehida diproduksi buat membuat bahan pelekat urea -fomaldehida, bahan standar asam asetat, obat-obatan, bakelite, resin fenol-formaldehida, dan sejumlah jenis produk polimer.

Sifat fisiknya, titik didihnya ini cenderung lebih tinggi bila dibandingkan senyawa nonpolar nan sama atau setara. Aldehida umumnya berfase cair, tapi ada juga formaldehid nan fasenya gas. Formaldehid serta asetaldehid mudah larut di air. Setiap bertambah rantai karbon, kelarutan di dalam air pun akan turun.

Sifat kimianya, aldehida ini tak membentuk ikatan hidrogen. Namun, mudah sekali dioksidasi jadi asam karboksilat dengan reaksi fehling serta tollens.

Keton/alkanon (CO)

Keton atau disebut alkanon ialah senyawa karbonil (-C=O). Seperti eter, R nan sama seperti R’ disebut dengan katon sederhana, sedangkan R nan tidak sama dengan R’ disebut dengan keton majemuk. Contohnya ialah aseton, cairan nan biasa digunakan buat membersihkan cat kuku.

Keton juga memiliki sifat fisika, dimana titik didih dari keton cenderung lebih tinggi dibanding senyawa hidrokarbon dengan massa molekul cenderung hampir sama. Baunya harum serta larut di dalam air. Memiliki sifat kimia nan unik. Dimana keton tak dapat dioksidasi pereaksi fehling serta tollens. Tapi, bila keton direduksi dapat menghasilkan alkohol sekunder.

Eter (O)

Memiliki sifat fisika nan titik didihnya lebih kecil jika dibanding alkohol. Larut pula dalam air. Sifat kimianya, bersifat inert. Nah, sama dengan alkana, eter tidak bereaksi dengan basa, reduktor atau oksidator. Karena sifatnya ini, eter sering digunakan sebagai pelarut organik. Kegunaan lainnya banyak dimanfaatkan pula sebagai obat bius.

Sesuai anggaran IUPAC, eter memiliki nama resmi alkoksi alkana, nan dianggap sebagai turunan alkana. Memiliki rumus generik R-O-R’ atau CnH2n+2O. Kemudian, bila R=R’ maka disebut eter sederhana, sedangkan bila R bukan R’ disebut eter majemuk.

Ester (COOR)

Ester mempunyai rumus nan generik CnH2nO2 atau dapat juga R-COO-R’. Nama rsmi sinkron anggaran IUPAC dari ester yaitu alkyl alkanoat. Senyawanya punya bau nan wangi, oleh karena itu sering dipakai sebagai esens atau pengharum, lemak dan minyak.
Memiliki sifat kimia nan dapat mengalami reaksi reduksi dan reaksi hidrolisis.

Sedangkan Sifat fisikanya, titik didih ester terletak antara keton dan eter dengan massa molekul nisbi nan hampir sama. Molekulnya bersifat polar. Ester dengan 10 karbon atau kurang berupa cairan nan mudah menguap dan baunya beraroma seperti buah-buahan.
Ester dengan massa molekul nisbi rendah larut dalam air. Terbuat dari asam serta alkohol lewat reaksi esterifikasi nan berbentuk reaksi setimbang.

Asam karbooksilat (COOH)

Dapat dibuat dengan metode oksidasi alkohol utama dan alkil benzene, adisi karbon dioksida pada pereaksi grinard, dan hidrolisis nitril. Contohnya seperti asam asetat (CH3CooH) nan terdapat dalam cuka makan.

Sifat kimianya, reaksi nan terjadi tergolong reaksi netralisasi dan esterifikasi, asamnya pun lemah. Sedangkan sifat fisikanya, titik didih asam karboksilat cenderung tinggi. Molekul asam karboksilat bersifat sangat polar. Asam karboksilat nan jumlah atom karbonnya rendah, umumnya memiliki bau asam. Sedangkan jumlah atom karbonnya 4-8, berupa cairan tidak berwarna nan memiliki bau nan menganggu penciuman sebab aromanya sangat tak enak.

Asam karboksilat atau alkanoat ini rumus umumnya CnH2nO2 atau R-COOH. Gugus karboksilat (-COOH) gabungan dari gugus karbonil dan hidroksil. Senyawa ini dianggap turunan alkana dan diberi nama asam alkanoat atau dulu dikenal dengan nama asam alkana karboksilat.

Halogen/Haloalkana (X)

Halogen lebih akrab disebut Haloalkana. Gugus X ialah atom Halogen yaitu F, Cl, Br atau I. Digunakan sebagai pelarut. Dapat pula digunakan sebagai bahan dasar pembuatan plastik. Contohnya, freon nan difungsikan sebagai fluida kerja dalam mesin pendingin, kulkas, ac dan sejenisnya.

Sifat kimianya mengalami reaksi eliminasi dengan pereaksi basa kuat. Bereaksi pula dengan Na dan menghasilkan alkana. Sifat kimianya nan lain, mengalami reaksi substitusi dengan suatu basa dan membentuk alkohol. Sedang sifat fisikanya, senyawa haloalkana tak membentuk ikatan hidrogen dan tak larut dalam air.



Keisomeran Gugus Fungsi

Isomer dimaknai sebagai senyawa–senyawa nan memiliki rumus molekul nan sama, namun rumus strukturnya beda. Senyawa-senyawa nan berisomer memiliki sifat nan beda dampak disparitas struktur.

Sedangkan keisomeran gugus fungsi, diartikan sebagai keisomeran nan terjadi lantaran disparitas gugus fungsi diantara dua senyawa nan memiliki rumus molekul sama. Misal, aldehida dengan rumus struktur RCHO berisomer fungsi dengan keton nan memiliki rumus struktur R-O-R`.

Pengertian sederhananya, yakni memiliki rumus molekul sama, namun berbeda gugus fungsi. Jumlah isomer struktur nan terbentuk dari suatu senyawa bergugus fungsi tunggal dapat ditentukan sinkron jumlah gugus alkil nan dibentuk senyawa itu. Sebagai contoh, tiga pasangan Homolog nan punya rumus sama, yakni:

  1. Alkanal dengan alkanol, rumus umumnya CnH2nO
  2. Alkohol dengan alkoksialkana, memiliki rumus CnH2n+2O
  3. Asam alkanoat dengan Alkil alkanoat, punya rumus generik CnH2nO2

Sedangkan keisomeran pada senyawa hidrokarbon dapat dilihat sebagai berikut:

  1. Keisomeran pada alkuna. Senyawa alkuna memiliki tiga jenis isomer; Isomer fungsi, rangka dan isomer posisi. Keisomeran pada alkuna dimulai dari butuna, C4H6.
  2. Keisomeran pada alkana. Senyawa alkana ini punya dua jenis isomer; isomer rangka dan posisi. Keisomeran pada alkana dimulai dari butana, C4H10.
  3. Keisomeran pada alkena. Keisomeran pada alkena dimulai dari butena, C4H8. Ada empat jenis isomer: fungsi, posisi, rangka, dan geometri.

Isomer geometri, terjadi lantaran disparitas penempatan gugus-gugus di seputar ikatan rangkap. Isomer kerangka, isomer nan disebabkan disparitas kerangka atom karbon diantara senyawa dengan rumus molekul sama.

Isomer posisi dapat terjadi lantaran disparitas posisi gugus eksklusif dalam senyawa-senyawa dengan rumus kerangka dan molekul sama. Sementara, isomer fungsi yakni senyawa-senyawa nan memiliki rumus molekul sama, namun gugus fungsinya beda.