Belajar Membuat Film Pendek

Belajar Membuat Film Pendek

Mudahkah belajar membuat film dari nol ? Film merupakan jenis hiburan nan paling banyak diminati. Karena menyajikan perpaduan gambar nan bergerak, hiburan nan satu ini dikenal pula dengan sebutan gambar bergerak. Ide inovasi film ini terbilang cukup unik.

Bermula dari pertanyaan sederhana, saat kuda berlari apakah posisi keempat kakinya melayang secara bersamaan? Pertanyaan menggelitik ini lalu direspons oleh Eadweard Muybridge.

Pada tahun 1878, ia membuat 16 gambar kuda nan sedang dalam keadaan berlari. Selanjutnya, gambar-gambar tadi dirangkai sehingga menghasilkan gambar bergerak. Inilah gambar bergerak nan pertama di global sekaligus sebagai cikal-bakal pembuatan film.

Ketika itu, teknologi perekam belum ditemukan. Namun, Muybridge tak kehilangan akal. Ia kemudian memotret gerakan kuda saat berlari. Dan ini membutuhkan beberapa kali pengambilan gambar agar menghasilkan rangkaian paripurna gambar kuda nan sedang berlari.

Sepuluh tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1888, film pertama di global sukses diluncurkan. Film bertajuk Roundhay Garden Scene disutradarai oleh Louis Le Prince dari Prancis. Film ini masih sangat sederhana.

Meskipun demikian, film tersebut sudah mendekati konsep film modern. Roundhay Garden Scene berkisah tentang keluarga Le Prince nan sedang menikmati hari sambil berjalan-jalan di taman. Setahun kemudian, Amerika mengikuti jejak Prancis. Film pertama produksi Amerika sukses diluncurkan pada tahun 1889 dengan judul Monkeyshines No. 1.

Film berkonsep cerita baru sukses dibuat pada tanggal 28 Desember 1895. Film besutan Lumiere bersaudara asal Prancis ini merupakan film perdana nan dipertontonkan di depan umum.

Film pendek nan berlatar belakang kehidupan masyarakat Prancis ini diputar di Grand Café Boulevard des Capucines, Paris, Prancis. Sekitar 30 orang hadir buat menyaksikan langsung penayangan film tersebut. Setelah itu, barulah muncul film-film pendek lainnya nan masih sederhana.

Pada awal kemunculannya, film masih menggunakan teknologi nan sangat sederhana. Bahkan, dengan rona hitam putih dan tanpa suara. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, film-film baru terus bermunculan dengan konsep nan lebih bagus daripada pendahulunya.

Dan sekarang, kita akhirnya sukses menikmati tayangan film dengan kualitas gambar dan suara nan tak diragukan lagi. Ceritanya pun sangat beragam, mulai dari horor, romansa, laga aksi, hingga drama.

Film memang menjadi hiburan nan akan terus diminati. Perpaduan dari unsur audio dan visualnya memiliki kekuatan nan mampu membangkitkan emosi dari pemirsanya. Itulah sebabnya, meskipun setiap hari berderet-deret judul film nan siap tayang di bioskop, ataupun kepingan DVD/VCD film nan setiap saat beredar, ternyata masyarakat tak pernah bosan. Mereka terus membanjiri bioskop dan memburu keping DVD/VCD film favorit mereka.



Belajar Membuat Film Pendek

Sebagai langkah awal, kali ini Anda akan mempelajari teknik membuat film pendek. Apa saja nan diperlukan? Simak ulasan berikut ini.



1. Ide

Sumber ide dapat berasal dari mana saja. Berdasarkan kisah konkret dalam kehidupan sehari-hari atau berupa fitnah (fiktif). Untuk mencari ide terbaik, kita perlu melakukan sejumlah pengamatan. Misalnya, kita dapat mencermati hiruk-pikuk pengunjung mal, kafe, atau food court. Dapat pula sambil berjalan-jalan ke pasar tradisional, perkampungan, persawahan, loka wisata, dan lain-lain. Pastinya, ada banyak loka nan dapat menjadi sumber inspirasi.



2. Segmen Pasar

Siapa segmen pasar nan hendak Anda bidik? Remaja, masyarakat umum, keluarga, politisi, atau nan lainnya. Segmentasi ini diperlukan agar film nan hendak Anda untuk tepat sasaran.



3. Pesan

Sebuah film membawa suatu pesan. Nah, pesan apa nan hendak disampaikan dalam film nan Anda buat. Pesan moral, perdamaian, religi, atau nan lainnya.



4. Sinopsis

Buatlah sinopsis nan menceritakan garis besar cerita dari awal hingga akhir. Dari sinopsis ini selanjutnya diuraikan lagi dalam bentuk cerita nan lebih terperinci.



5. Treatment

Merupakan penggambaran setiap adegan nan akan dimunculkan dalam film. Dalam treatment, alur cerita telah dijabarkan mulai dari scene pertama hingga scene akhir. Scene ialah gabungan shoot pada loka dan waktu nan sama.



6. Naskah

Merupakan bentuk utuh dari cerita. Dalam naskah telah dilengkapi dengan seting, ekspresi, musik pendukung, dialog, dan hal lain nan dibutuhkan.



7. Pengkajian

Tahap ini diperlukan buat menyelaraskan poin pertama hingga poin keenam.



8. Produksi

Dibagi menjadi tiga termin berikut ini.

a. Praproduksi

Meliputi pemilihan pemain, penentuan dan pembuatan seting, pengumpulan properti, wardrobe, perencanaan anggaran, pembuatan story board, penyusunan tim kerja, dan latihan. Pada termin ini, terjadi diskusi antara penulis naskah, produser, dan pengarah adegan hingga akhirnya terdapat kesepakatan final di antara ketiganya.

Jika telah terjadi kesepakatan, selanjutnya naskah menjadi wewenang pengarah adegan buat diuraikan dalam bentuk audio visual. Selanjutnya, pengarah adegan akan berdiskusi lebih lanjut dengan kamerawan dalam membuat shoot list.

b. Produksi

Yaitu pengambilan gambar. Hal-hal nan perlu diperhatikan saat pengambilan gambar (syuting) antara lain sebagai berikut.

  1. Perizinan

Pastikan Anda telah meminta izin terkait lokasi syuting ataupun orang-orang nan akan diambil gambarnya.

  1. Pengeras suara

Ini sangat membantu ketika pengambilan gambar dilakukan di tengah keramaian. Salah satu jenis pengeras suara nan lazim digunakan dalam syuting film ialah boom mic. Bila Anda tak memiliki ini, alternatifnya ialah menggunakan pengeras suara bawaan kamera lalu menyambungkannya dengan kabel ekstensi.

  1. Tripod

Tripod diperlukan buat pengambilan gambar nan tak membutuhkan banyak gerak.

  1. Pencahayaan

Perlu diketahui, syuting itu sangat memerhatikan permainan cahaya. Oleh sebab itu, bila syuting dilakukan di luar ruangan, Anda dapat mengandalkan sinar matahari. Namun , jika di dalam ruangan, Anda perlu menyiapkan pencahayaan tambahan.

  1. Kamera

Sekarang ini ada banyak jenis kamera video nan dapat Anda pilih buat pengambilan gambar. Mulai dari handycam, DSLR, hingga kamera saku. Bahkan, kini sejumlah kamera DSLR mampu menghasilkan kualitas gambar nan lebih bagus daripada handycam. Keunggulan lainnya, Anda pun dapat mengganti lensa sinkron kebutuhan. Hanya, DSLR memiliki kualitas pengeras suara nan kurang bagus buat perekaman sehingga dibutuhkan pengeras suara tambahan.

  1. Syuting

Lakukan pengambilan gambar sinkron alur cerita nan terdapat dalam naskah. Syuting menjadi wewenang penuh dari pengarah adegan . Pengarah adegan berhak mengulang syuting hingga mendapatkan hasil terbaik. Agar hasil syuting dapat maksimal, pengarah adegan harus menjalin komunikasi nan baik dengan seluruh kru film.

Selain itu, pengarah adegan juga perlu memerhatikan transedental antara shoot nan satu dan shoot berikutnya, baik itu berupa suara, emosi, gerak, maupun posisi.

c. Penyuntingan

Hasil syuting kita capture ke PC menggunakan program editing . Kemudian susun film sinkron dengan naskah. Tambahkan musik pendukung nan sesuai, judul, kru film, mixing suara, lalu atur rona dan jadikan DVD/VCD.



9. Preview

Pemutaran perdana film sudah siap dilakukan. Sebagai langkah awal, Anda dapat mengundang orang-orang terdekat buat menilai film nan telah dibuat.
Nah, itulah pedoman belajar membuat film dari nol. Semoga dapat membantu Anda!