Usaha Penyediaan Energi di Indonesia

Usaha Penyediaan Energi di Indonesia

:

Bagaimanakah seharusnya pemanfaatan energi geothermal nan baik dan benar? Perkembangan global industri nan sangat pesat menuntut penggunaan energi nan semakin besar. Saat ini, energi nan paling banyak digunakan ialah energi nan berasal dari bahan tambang berupa minyak bumi. Penggunaan minyak bumi secara besar-besaran berdampak pada semakin berkurangnya cadangan minyak di berbagai belahan dunia.

Untuk itu, sudah saatnya mengurangi penggunaan bahan bakar minyak dan mulai menggunakan energi alternatif. Salah satu energi alternatif nan melimpah di Indonesia ialah panas bumi. Pemanfaatan energi geothermal secara baik dan sahih dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.

Energi geothermal telah dikenal dan digunakan manusia sejak 2000 tahun sebelum Masehi. Indonesia merupakan negara nan banyak memiliki gunung berapi, sehingga memiliki cadangan geothermal nan banyak. Ada sekitar 217 titik potensial nan dapat dieksplorasi. Jika dapat dimanfaatkan secara optimal, pasti kelangkaan energi dapat teratasi.



Macam-Macam Energi Panas Bumi

Di Indonesia, terdapat beberapa jenis energi panas bumi, energi-energi itu dikelompokkan sebagai berikut.



Energi Panas Bumi Jenis Uap Basah

Sebenarnya, geothermal nan ideal buat dijadikan sebagai sumber energi ialah uap kering, sebab tak perlu melalui proses penyesuaian lagi dan dapat langsung digunakan. Misalnya, buat menggerakan turbin pada pembangkit listrik.

Namun, uap kering nan keluar dari perut bumi ini termasuk sulit buat ditemukan, khususnya di Indonesia. Uap basah ialah uap geothermal nan mengandung air. Jadi, buat digunakan sebagai sumber energi harus dipisahkan dulu antara gas dan air.

Uap basah berasal dari air panas bertekanan tinggi nan berasal dari dalam perut bumi. Uap ini menekan ke celah-celah rekahan di tanah hingga mencapai permukaan. Perbandingan antara gas dan air bisasanya sekitar 20% gas dan 80% air.

Maka dari itu, diperlukan pemisah buat bisa memanfaatkan uap sebagai sumber energi. Air nan telah sukses dipisahkan akan disuntikkan kembali ke dalam tanah agar kesimbangan air tanah tetap terjaga.



Energi Panas Bumi Jenis Air Panas

Biasanya, energi panas bumi nan berupa air ini ialah dari jenis Brine, yaitu air panas nan asin dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya mineral nan terkandung, maka air ini tak bisa langsung digunakan buat sumber energi. Karena, jika langsung digunakan, misalnya buat memutar generator listrik, dalam jangka waktu tertentu, akan menimbulkan penyumbatan.

Oleh sebab itu, buat pemanfaatan, biasanya menggunakan sistem biner. Wadah penampung air panas sebagai sistem primer dan sistem kedua ialah heat exchanger nan menghasilkan upa nan dapat digunakan sebagai sumber energi. Kelemahan energi ini ialah uap panas nan dihasilkan memiliki sifat korosif.



Energi Panas Bumi Jenis Batuan Panas

Batuan panas terletak jauh di dalam perut bumi. Batuan ini bersifat panas sebab mengalami kontak langsung dengan magma. Untuk memanfaatkan energi ini perlu dilakukan teknik pengeboran spesifik dengan biaya nan tinggi. Setelah batu panas sukses diambil, perlu dilakukan penyuntikan cairan ke dalam batu agar uap panas keluar. Dan, alat uap ini digunakan sebagai sumber energi.



Tingkat Kebutuhan Energi di Indonesia

Penggunaan energi di Indonesia cukup tinggi terutama energi nan berasal dari fosil, seperti minyak bumi. Energi minyak bumi nan dimanfaatkan buat menggerakkan turbin pembangkit tenaga listrik termasuk sangat besar, di samping penggunaannya memang buat kendaraan dan industri.

Padahal, seandainya pembangkit tenaga listrik mengoptimalkan penggunaan energi nan berasal dari panas bumi, maka ketersediaan energi di Indonesia akan mencukupi. Energi minyak bumi dapat lebih dimanfaatkan buat kepentingan industri petrokimia nan dapat lebih menghasilkan devisa.

Penggunaan energi minyak bumi di Indonesia cenderung semakin meningkat. Contohnya, pada tahun 1994 energi minyak bumi nan dihabiskan buat perindustrian mencapai 284,3 juta SBM, dan pada tahun 1999 penggunaannya melonjak hingga 504,5 juta SBM (SBM = Setara Barrel Minyak, satuan buat minyak bumi). Berarti, terjadi peningkatan sekitar 48,6%.



Usaha Penyediaan Energi di Indonesia

Semakin meningkatnya kebutuhan energi di tanah air, membuat penggunaan energi primer, dalam hal ini minyak bumi, akan semakin banyak. Sementara itu, di sisi lain, jumlah kandungan minyak bumi di Indonesia dari tahun ke tahun tentu saja mengalami penurunan.

Walaupun sudah sukses ditemukan titik-titik pengeboran baru, tapi tetap saja minyak bumi tak akan bertambah. Karena, minyak bumi ialah salah satu sumber energi nan tak bisa diperbaharui dalam waktu singkat. Butuh jutaan tahun buat menghasilkan minyak bumi dari endapan fosil, sementara penambangan minyak dilakukan setiap hari. Oleh karena itulah, krisis energi pun mengancam di depan mata

Salah satu solusi buat permasalahan ini ialah dengan menggunakan energi alternatif buat menutupi kebutuhan energi utama, seperti pembangkit tenaga listrik. Salah satunya ialah dengan pemanfaatan energi panas bumi. Energi geothermal di Indonesia masih belum dapat digunakan dengan optimal. Taraf kesulitan pada saat pengolahan lebih tinggi jika dibandingkan dengan pegolahan minyak bumi.

Penggunaan energi alternatif dimaksudkan agar kita tak selalu bergantung pada satu jenis sumber energi, sehingga keberadaan sumber energi itu dapat dipertahankan lebih lama. Sebagai contoh, Indonesia telah menggunakan batu bara buat menggantikan beberapa fungsi dari minyak bumi dan terbukti pada tahun 1994 penggunaan minyak bumi mencapai 63,7%.

Lalu, pada tahun 1999 terjadi penurunan menjadi 52,3%. Sementara itu, penggunaan batu bara naik dari 8,2% pada tahun 1994 menjadi 17,5% pada tahun 1999.



Sumber-Sumber Energi Panas Bumi di Indonesia

Sumber energi geothermal di Indonesia secara generik berhubungan langsung dengan gunung berapi nan masih aktif, di antaranya ialah sebagai berikut.

  1. Sumatra, ada 81 sumber panas bumi.
  2. Jawa, ada 71 sumber panas bumi.
  3. Bali dan Nusa Tenggara, ada 27 sumber panas bumi.
  4. Maluku, ada 15 sumber panas bumi.
  5. Sumatra, ada 81 sumber panas bumi.
  6. Sulawesi Utara, ada 7 sumber panas bumi.

Sementara, sumber energi geothermal nan tak berhubungan langsung dengan gunung berapi aktif di antaranya ialah sebagai berikut.

  1. Sulawesi, ada 43 sumber panas bumi.
  2. Bangka Belitung, ada 3 sumber panas bumi.
  3. Kalimantan, ada 3 sumber panas bumi.
  4. Papua, ada 2 sumber panas bumi.

Hanya saja, baru sekitar 252 titik lokasi nan telah disurvei. Dan, dari hasil survei itu, hanya 31% nan telah disurvei secara menyeluruh dan dinyatakan memiliki potensi sumber energi nan baik.

Contoh pemanfaatan sumber energi geothermal nan cukup sukses ialah dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal (PLTP) Kamojang di Jawa Barat, PLTP Dradjat 1, PLTP Salak 2, dan PLTP Lahendong.

Selain itu, pemerintah Indonesia tengah melakukan penjajakan buat pemanfatan energi geothermal di lokasi-lokasi berikut.

  1. Margabayur, Lampung, loka ini disinyalir memilki potensi energi geothermal nan dapat membangkitkan tenaga listrik hingga maksimal 250 Mega Watt.
  2. Ulubelu, Lampung, potensi maksimalnya mencapai 550 Mega Watt.


Manfaat Lain Sumber Energi Panas Bumi di Indonesia

Pemanfaatan energi geothermal tak harus selalu digunakan sebagai penggerak turbin buat membangkitkan tenaga listrik. Di beberapa daerah seperti Ciater , ada pemandian air panas alami. Di cagar alam sekitar kaldera Kamojang juga ada loka serupa dan menjadi salah satu loka wisata favorit.

Selain menjadi loka wisata, energi geothermal juga dapat langsung digunakan sebagai alat pengering hasil pertanian. Melalui teknologi sederhana, air panas dari perut bumi dialirkan ke sebuah alat heat exchanger nan ada dalam sebuah ruangan khusus. Udara panas dari heat exchanger itu akan memenuhi ruangan. Di dalam ruangan itu disimpan hasil pertanian, misalnya gabah, buat dikeringkan.

Energi alternatif dari geothermal sudah seharusnya dikelola dengan lebih serius, agar krisis energi tak perlu terjadi. Selain itu, pemanfaatan energi geothermal ini tak menimbulkan permasalahan nan berarti, seperti limbah nan dihasilkan hanya berupa air.

Itu pun disuntikkan kembali ke dalam perut bumi, jauh di bawah genre air tanah. Jadi, ekuilibrium air tanah tetap terjaga dan tak menghasilkan polusi udara, maupun pencemaran tanah.