Prinsip Hayati Masyarakat Cina

Prinsip Hayati Masyarakat Cina



Sistem Perekonomian Masyarakat Cina

Seperti nan sudah disebutkan di atas, salah satu faktor nan mmebuat masyarakat etnik Cina dapat bertahan di berbagai negara dan kondisi ialah kemampuan mereka dalam mengasah sistem perekonomian.

Meskipun termasuk ke dalam negara dengan jumlah rakyat terbesar di dunia, tapi kebanyakan keturunan Cina dapat bertahan selama bertahun-tahun di negara lain, baik buat berlibur atau berpariwisata, belajar, maupun buat berdagang.

Satu di antara beberapa hal nan membuat mereka dapat bertahan dan maju dalam bidang ekonomi ialah kegigihan mereka dalam menjalankan bisnis tanpa ragu-ragu dan tak mengambil risiko nan besar.

Mereka cenderung memilih mengambil keuntungan nan sedikit namun digandrungi banyak konsumen ketimbang keuntungan nan banyak dan berisiko buat tak dipadati konsumen. Ketidakserakahan inilah nan menjadi kunci primer suksesnya perdagangan masyarakat Cina di berbagai negara.

Mereka juga cenderung terbuka terhadap para konsumen sehingga konsumen tersebut merasa betah berlama-lama dengan mereka, walaupun hanya sekadar buat berbincang-bincang.

Oleh karena itu, kita juga dapat mencontoh sistem perdagangan nan dilakukan oleh masyarakat Cina dengan mengambil laba nan sedikit, namun diberkati banyak konsumen.



Nilai Seni Masyarakat Cina

Berbicara tentang Cina memang selalu menarik. Apalagi jika kita termasuk ke dalam kelompok orang nan sangat menyukai seni.

Masyarakat Cina cenderung menganggap seni sebagai filsafat hidup. Oleh karena itu, mereka dapat menghasilkan majemuk seni dengan sangat indah. Dari mulai seni musik, seni lukis, seni sastra, sampai seni bela diri pun mereka anggap sebagai bagian dari filsafat hayati nan harus diteladani dan ditafakuri dengan saksama.

Mereka tak berekspektasi secara ekonomi terhadap seni sebab seni dianggap sebagai nilai budaya nan adiluhung dan wajib dimiliki oleh setiap warga Cina buat dapat memahami hakikat kehidupan dengan baik.

Dengan cara seperti itu pula masyarakat Cina dapat hayati secara bahagia. Maka jangan heran jika kita sering mendengar istilah carilah ilmu sampai ke negeri Cina. Atau ada nasihat nan memberikan contoh awet muda nan diturunkan oleh masyarakat etnik cina.

Hal itu disebabkan oleh kemampuan mereka dalam mengasah berbagai seni nan hayati dalam budaya mereka sehingga seni itu terus hidup, bahkan berkembang dan menjalar ke berbagai penjuru dunia.



Prinsip Hayati Masyarakat Cina

Selain sistem perekonomian dan nilai seni nan tinggi, ada lagi satu hal nan tak dapat kita lewatkan tentang Cina, yakni prinsip hidupnya nan menjunjung tinggi silaturahmi antara keluarga nan satu dengan keluarga nan lain.

Bolehlah ditiru gaya pemerintah Cina membuat agar rakyatnya menghormati orang tua nan masih hidup. Orang tua berhak melaporkan anaknya ke polisi kalau merasa disia-siakan oleh anaknya. Undang-undang ini ialah salah satu cara tetap menghargai apa nan telah dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya.

Hal tersebut bukan berarti anak harus mengikuti apa nan diminta oleh orang tuanya. Melainkan bagaimana seorang anak seharusnya memperlakukan orang tua mereka dengan baik.
Hal itulah nan perlu ditiru oleh masyarakat Indonesia nan justru seringkali menjadikan orang tua sebagai kambing hitam apabila ada suatu hal nan tak sinkron dengan apa nan dicita-citakannya.



Lebih dari Undang-Undang

Budaya Cina nan begitu menghormati leluhurnya mungkin sudah dirasakan agak berkurang saat ini. Dengan semakin sibuknya masyarakat Cina berlomba-lomba menghasilkan uang, uang, dan uang, mereka mungkin dianggap lalai dengan orang tua nan mungkin sudah jompo. Pemerintah Cina tidak ingin para generasi muda lupa kacang akan kulitnya.

Orang Indonesia suatu saat juga mungkin harus punya undang-undang seperti ini walaupun sebenarnya orang Indonesia sudah mempunyai pegangan nan lebih dari sekadar undang-undang di dunia. Ajaran agama dan ajaran sopan santun telah mengajarkan bagaimana menghargai dan menghormati orang tua.



Anak Satu

Luar biasanya jumlah penduduk Cina selain dipandang sebagai sumber daya manusia pendukung pembangunan, dipandang sebagai kelemahan. Oleh sebab itu, pemerintahan Cina menerapkan kebijaksanaan satu anak buat satu keluarga. Ternyata, kebijaksanaan ini membuat anak-anak tunggal ini dimanja mati-matian oleh orang tua mereka.

Obesitas serta segalanya nan serba cepat dan serba banyak telah membuat para anak tunggal ini memiliki kepribadian nan agak berbeda dengan orang tua mereka. Dalam ranah inilah, pemerintah mengkhawatirkan akan tumbuh anak-anak "Malin Kundang". Untuk mengantisipasi keadaan ke depan, undang-undang anti penelantaran orang tua pun dibuat.



Belajar dari Sejarah

Cina penuh dengan cerita. Bangsa Cina telah mempunyai peradaban selama ribuan tahun lalu. Tak heran bila ada pepatah "belajarlah hingga ke negeri Cina". Pepatah ini bukan bualan. Ilmu orang Cina memang hebat. Tentunya bangsa Cina tidak ingin para generasinya lupa dengan hal tersebut. Oleh sebab itu, berbagai kegiatan nan akan mengingatkan betapa hebatnya leluhur mereka selalu saja diadakan.

Perhatikanlah film-film produksi orang Cina, selalu ada adegan nan terselip tentang pentingnya belajar dari sejarah. Semua ilmu pengetahuan nan sudah dikuasai Cina sekarang diawali dengan mempelajari ilmu-ilmu nan sudah ada, lalu dikembangkan. Jadi, titik tolak kemajuan itu dimulai dari sejarah masa lampau. Begitulah bangsa Cina mempertahankan dan meningkatkan kemajuan budaya dan kehebatan bangsanya.



Prosesi Pernikahan dan Imlek

Hampir di dalam setiap prosesi ada acara penghormatan kepada leluhur. Misalnya, dalam prosesi pernikahan, kedua pengantin harus melakukan suatu tata cara penghormatan kepada leluhur sebelum melakukan penghormatan kepada orang tua. Keberadaan klenteng, loka ibadah orang Cina penganut Konghucu sebenarnya juga merupakan loka penghormatan bagi leluhur. Mereka berdoa kepada leluhur agar membantu menyelesaikan permasalahan dan memberikan kemakmuran.



Filsafat Cina

Bangsa Cina mempunyai banyak filsuf. Salah satunya ialah Konfusius. Ajaran filsafat nan memandang orang dari cara dia menghargai orang lain sangatlah terpatri pada sanubari bangsa Cina walaupun pada praktiknya mereka tetap mementingkan diri sendiri dulu baru orang lain. Belajar dari pengalaman orang lain ialah salah satu cara belajar nan efektif. Inilah salah satu hal nan sangat digemari oleh orang Cina.

Oleh sebab itu, mereka harus menghargai orang-orang nan umurnya lebih tua. Orang-orang tua tersebut sudah lebih dahulu melihat global dan tentunya bisa bercerita tentang dunia. Dari sinilah, pelajaran kehidupan itu didapatkan.