Gejala Kehamilan Anggur

Gejala Kehamilan Anggur



Mola Hidatidosa

Mola Hidatidosa ialah istilah ilmiah kedokteran buat menyatakan kehamilan anggur.Mola Hidatidosa merupakan salah satu jenis kehamilan nan abnormal.Kehamilan ini terjadi dampak kegagalan pembuahan sel telur oleh sperma sehingga tak terjadi pembentukan zigot.

Pengertian hamil anggur didalam bidang medis berbeda lagi.Ada nan meyatakan bahwa hamil anggur ialah homogen tumor jinak nan terbentuk dari sel-sel trofoblas nan telah dibuahi. Sel trofoblas yaitu bagian tepi sel telur nan akhirnya membentuk ari-ari.

Kehamilan nan umumnya berisi janin, pada kehamilan anggur hanya berupa pertumbuhan nan hiperbola dari sel-sel plasenta atau ari-ari sebab adanya suplai darah dan nutrisi.Pertumbuhan tersebut berbentuk gelembung-gelembungyang bergerombol menyerupai buah anggur.Jadi bukan pertumbuhan janin nan terjadi tapi justru pertumbuhan jaringan berupa bulatan berisi cairan.

Ada kalanya kehamilan anggur juga disertai dengan kehadiran janin.Kondisi ini dinamakan kehamilan anggur parsialis.Namun janin nan ada tak mengalami perkembangan dan tak dapat dipertahankan.Janin nan tumbuh pun umumnya disertai kelainan atau stigma bawaan.

Kasus hamil anggur di Indonesia cukup besar terjadi.Sekitar satu dari 40 hingga 400 kehamilan terjadi hamil anggur.Demikian juga di negara-negara Asia dan Amerika.Sedangkan di negara-negaa Eropa nisbi kecil.



Penyebab Kehamilan Anggur: Anggapan dan Penelitian

Hamil anggur bisa terjadi sebab tak adanya buah kehamilan(agenesis), atau adanya degenerasi sistem genre darah terhadap buah kehamilan pada usia kehamilan minggu ke- 3 sampai minggu ke-4.

Penyebab lainnya yaitu terus berlangsungnya genre atau sirkulasi darah tanpa adanya bakal janin sehingga mengakibatkan peningkatan produksi cairan sel trofoblas.Hamil anggur juga dapat disebabkan oleh adanya kelainan substansi kromosom seks.

Kehamilan anggur bisa menimpa setiap wanita, khususnya pada usia kehamilan muda berkisar belasan tahun dan merupakan kehamilan pertama. Penyebab terjadinya kehamilan anggur masih belum bisa dipastikan. Kemungkinan penyebabnya antara lain kekurangan asupan gizi khususnya protein dan vitamin A.

Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian nan mengungkapkan bahwa pada kehamilan anggur tak ditemukan unsur keturunan dari pihak ibu pada hasil inspeksi sel plasenta.Kekurangan protein menyebabkan sel telur normal nan harusnya siap dibuahi tak bisa terbentuk sempurna.

Selain itu, penelitian lain juga menyatakan bahwa kadar vitamin A dalam darah penderita hamil anggur lebih rendah dibandingkan perempuan dengan hamil normal. Penelitian ini juga memperlihatkan perempuan hamil nan kekurangan vitamin A berisiko menderita hamil anggur sebesar 6,8 kali lebih besar. Risiko itu bisa meningkat tujuh kali jika kehamilan tersebut merupakan kehamilan nan pertama.



Gejala Kehamilan Anggur

Layaknya kehamilan biasa, hasil test pack pun menunjukkan kehamilan (+).Kehamilan anggur juga ditandai dengan keluhan nan kerap dirasakan ibu hamil.Keluhan tersebut berupa rasa mual, muntah dan gejala kehamilan generik lainnya.

Hanya saja muntah nan dirasakan biasanya lebih hebat dan mengganggu, bahkan hingga pada kondisi keracunan kehamilan (toksemia gravidarum).Mual dan muntah ini dampak tingginya kadar hormon HCG (hormon chorionik gonadotropin) dalam tubuh ibu.

Selain itu pertumbuhan besar perut ibu hamil juga di luar kondisi normal. Pertumbuhannya menyerupai kehamilan kembar atau melebihi besar perut ukuran usia hamil nan seharusnya.

Pertanda lainnya ialah pendarahan nan keluar melalui vagina seperti bentuk gelembung buah anggur.Bercak perdarahan berulang-ulang bahkan dapat mengakibatkan penurunan kadar sel darah merah ibu (anemia).

Wajah pasien juga terlihat pucat dan berwarna kuning.Wajah ini terlihat khas nan disebut muka mola.Ibu sama sekali tak merasakan adanya gerakan janin meskipun usia kehamilan sudah lebih dari 20 minggu.

Perubahan lain bisa terlihat dengan adanya gejala-gejala hipertitoidisme seperti: intoleransi panas, gugup, penurunan berat badan nan tak bisa dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab.Selain itu, terdapat gejala-gejala pre-eklampsia seperti: pembengkakan pada kaki dan tungkai, peningkatan tekanan darah, proteinuria (terdapat protein pada air seni).

Kepastian kehamilan anggur biasanya diperoleh dari inspeksi lebih lanjut nan dilakukan bidan atau dokter.Pemeriksa tak bisa meraba bagian-bagian janin atau ballottement.Hal ini disebabkan hanya ada gelembung-gelembung cairan dalam rahim ibu.

Pada inspeksi menggunakan Doppler, tak ditemukan adanya tanda-tanda denyut jantung bayi seperti layaknya kehamilan normal.Terkadang nan terdengar justru bunyi bising, namun bukan bising usus.Pada inspeksi dengan USG, gambar terlihat seperti badai salju dan tak terlihat adanya janin.

Pada inspeksi dalam rahim teraba lembek, tak ada bagian-bagian janin, dan ada perdarahan pada serviks.Pada inspeksi lebih lanjut dengan rontgen tak ditemukan adanya penampakan tulang janin.



Penanganan Kehamilan Anggur

Jika dokter sudah menetapkan diagnosa sebagai kehamilan anggur, maka kehamilan tersebut harus diakhiri.Penanganan kehamilan anggur bisa dilakukan dengan cara mengeluarkan mola (evakuasi), kemudian dilakukan supervisi lanjutan (follow up).

Pada perempuan nan fertile dan masih menginginkan anak, sebab kehamilan bersifat abnormal, kuretasi ialah langkah nan diambil buat mengakhiri kehamilan.Pengeluaran mola bisa dilakukan dengan cara kuret atau kuret hisap. Sedangkan pada perempuan usia lanjut dan tak menginginkan anak lagi, langkah operasi pengangkatan rahim (histerektomi) juga lazim dilakukan.

Yang juga perlu dipahami, perempuan nan mengalami hamil anggur juga bisa mengalami komplikasi.Misalnya perdarahan, infeksi, dan munculnya kanker. Kanker bisa menyebar ke organ tubuh lainnya seperti paru-paru, otak dan organ lainnya sehingga menyebabkan kematian.

Kuretasi dilakukan bisa berulang beberapa kali tergantung kondisi kehamilan molahidatidosa.Agar ibu nan pernah mengalami hamil anggur tak mengalaminya lagi, inspeksi lebih lanjut dilakukan setelah langkah kuretasi dilakukan.Ini buat memastikan bahwa jaringan anggur nan berkembang sebelumnya bukanlah merupakan tumor jinak maupun tumor ganas.

Pengawasan lanjutan (follow up) nan dilakukan buat memonitor dan mengevaluasi kondisi pasca evakuasi, dilakukan baik secara klinis, laboratorium, maupun radiologis.Pemeriksaan HCG dan rontgen selama enam bulandilakukan buat memastikan hal tersebut.

Pengawasan lanjutan dengan inspeksi HCG dilakukan satu minggu sekali sehingga kadar HCG menjadi negatif. Jika kadar HCG sudah negatif, masih diperlukan inspeksi selama tiga minggu berturut-turut buat memastikan kadar HCG tetap negatif. Selanjutnya dilakukan inspeksi kadar HCG satu bulan sekali selama enam bulan.

Bila inspeksi pantauan HCG negatif dalam masa nan telah ditentukan, berarti mola sebelumnya sudah tak berbahaya.Jika inspeksi lanjutan menunjukkan kadar HCG nan masih tetap atau justru meningkat, maka harus dilakukan kemoterapi pencegahan menggunakan metotreksat, buat mencegah terjadinya keganasan (khoriokarsinoma).

Namun demikian, pada ibu hamil dengan keadaan molahidatidosa harus berupaya teratur kontrol agar tak berkembang menjadi penyakit kanker atau sel sel jinak berubah ganas. Beberapa imbas samping nan bisa timbul pada pemberian obat minum metotreksat profilaksis ialah sariawan, mual, muntah, diare, kulit kemerahan juga kerontokan rambut, kadar Hb menurun, dsb.



Rencana Kehamilan Baru

Jika dikehendaki, pasien dapat merencanakan kehamilan baru di bawah supervisi dokter.Perencanaan kehamilan berikutnya bisa dilakukan setelah satu tahun bagi pasangan nan belum mempunyai anak dan dua tahun bagi nan sudah pernah punya anak sebelumnya.

Melihat kasus kehamilan dengan molahidatidosa ini beresiko bagi keselamatan jiwa ibu, maka setiap wanita nan dinyatakan hamil sejak dini harus memeriksakan kehamilannya secara teratur, mengkonsumsi makanan bergisi sehat dan seimbang, mengatur jeda kehamilan dan menjaga kesehatan tubuh termasuk pola hayati sehat selama hamil.