Fungsi Air Ketuban

Fungsi Air Ketuban

:

Apa nan dimaksud dengan air ketuban ? Hamil merupakan kado terindah dari Tuhan nan paling diharapkan oleh pasangan suami istri sesudah menikah. Ketika mengatahui sang istri hamil, suami, keluarga, dan kerabat, akan turut berbahagia atas karunia tersebut.

Mereka akan senantiasa menasehati sang calon ibu buat selalu menjaga kesehatannya, nan tak lain buat menjaga kesehatan si jabang bayi. Segala aspek dalam diri sang calon ibu selalu diperhatikan, mulai dari pola makan, pola kehidupan sehari-hari, dan makanan nan dikonsumsi.

Mengonsumsi makanan bergizi oleh sang ibu, berarti juga memberikan makanan bergizi untung si jabang bayi. Janin nan pada umumnya hayati selama kurang lebih sembilan bulan sepuluh hari di dalam rahim seorang ibu, memperoleh nutrisi melalui makanan nan dikonsumsi sang ibu dan sari-sari nutrisi makanan tersebut disalurkan melalui tali pusar.

Di dalam rahim , janin berada di antara cairan nan sering disebut dengan air ketuban atau cairan amnion. cairan ketuban merupakan salah satu bagian dari sistem pendukung berlangsungnya kehidupan bayi di dalam janin nan terbentuk kira-kira 12 hari setelah pembuahan.



Asal Mula Air Ketuban

Permulaan cairan amnion adalah berasal dari ultrafiltrasi plasma maternal setelah minggu kedua, cairan amnion berasal dari cairan ekstraseluler kulit janin . Atau lebih simpelnya, cairan amnion tersebut diproduksi oleh sel-sel trofoblas, sel-sel darah sang ibu nan kemudian akan bertambah dengan adanya produksi cairan janin, yaitu air seni dari janin itu sendiri.

Pada usia kehamilan minggu ke-12, ginjal janin mulai memproduksi urin, jadi janin mulai minum cairan ketuban dan mengeluarkannya kembali dalam bentuk air seni. Setelah minggu ke-20, kulit janin tertutup oleh lapisan tanduk sehingga cairan amnion terutama berasal dari urin janin.

Sel trofoblas adalah sel telur nan terletak di bagian luar dan tak berkembang menjadi janin. Karena saat pembuahan, hanya satu sel telur saja nan akan menjadi janin, nan lainnya menjadi sel trofoblas.

Sel trofoblas inilah nan kelak akan berkembang menjadi plasenta. Diperkirakan bahwa urin janin terbentuk sebanyak 7-12 mL/hari. Oleh sebab itu, cairan amnion bisa dikatakan mengandung beberapa zat nan terdiri dari:

  1. Urea, keratinin, asam urat.
  2. Verniks kaseosa, rambut lanugo.
  3. Sel ekskresi lepas dan beberapa sekresi lainnya.

Kandungan cairan amnion nan berasal dari cairan paru-paru tak terlalu banyak. Sisanya merupakan cairan nan berasal dari permukaan fetal plasenta. Menurut Brace dan wolf (1969), cara buat memperkirakan bertambahnya cairan amnion pada rahim janin adalah sebagai berikut.

  1. Bertambah sekitar 10 ml hingga umur janin 8 minggu, dan 60 ml hingga usia janin 21 minggu.
  2. Jumlah cairan semakin berkurang dan hampir menetap pada usia 33 minggu, hingga dengan aterm, cairan amnion berjumlah sekitar 1000 cc.

Cairan ketuban diduga berperan sangat krusial dalam pertumbuhan janin, sebab mengandung epidermal growht factor (EGF), dan EGF like growht factor , seperti transforming growht factor alfa . Ketika faktor pertumbuhan ini diserap dan ditelan oleh janin, maka bisa meningkatkan pertumbuhan sistem gastrointestinal dan paru janin.

Air ketuban parathyroid hormone related protein (PTH-tP) nan berfungsi buat meningkatkan pembentukan paru dan surfaktan paru sehingga mampu berkembang sat lahir dan berfungsi dalam pertukaran gas CO2 dan O2. Jumlah cairan ketuban normal pada umunya di kehamilan sekitar 1000-1500 cc.

Jika jumlah cairan amnio kurang dari 1000 cc, maka hal tersebut disebut oligohidramnion (kekurangan cairan ketuban). Sedangakn jumlah cairan di atas 2000 cc, maka disebut hidramnion (kelebihan cairan ketuban). Peristiwa hidramnion bisa terjadi dalam waktu lama, bahkan bersifat menahun atau bisa terjadi secara mendadak dalam waktu sekitar 14 hari. Komposisi nan terkandung dalam cairan amnion ialah sebagai berikut.

  1. Kandungan air sekitar 98%
  2. Berat jenis air sekitar 1.007-1.008

Terdiri dari bagian padat dan protein sebagaimana nan disebutkan berikut ini.

  1. Protein 2.5%, sebagian besar berupa kandungan albumin.
  2. Bagian nan padat terdiri dari:
    1. Rambut lanugo
    2. Verniks kaseosa
  3. Sel epitel kulit nan lepas, dan/atau sel paru
  4. Urin dari janin, nan ada kemungkinan mengandung sejumlah amoniak, kreatinin.
  5. Eletrolit nan ada pada darah dan urin.
  6. Lesitin dan sfingonielin dalam komposisi L/S di atas 2, nan menunjukkan janin aterm.

Peredaran cairan ketuban tergolong sangat lancar dengan volume 500cc/jam. Apabila terjadi kegagalan sirkulasi cairan amnion nan disebabkan oleh sebab-sebab tertentu, biasanya bisa menimbulkan hidramnion. Adapun beberapa penyakit nan biasa dikaitkan dengan hiramnion adalah:

  1. Anensefalus
  2. Agenesis esofagus
  3. Spina bifida
  4. Gagal pembentukan nan bersifat ginjal kongenital

Oligohidramnion dijumpai pada kehamilan nan melebihi batas waktu umum, sebab tak terjadi ekuilibrium antara cairan amnion nan diminum atau diserap janin, dengan cairan amnion nan dikeluarkan janin. Karena oigohidramnion banyak dijumpai pada kehamilan nan melebihi batas waktu (serotinus), maka persalinan perlu dirangsang supaya terhindar dari asfiksasi intraneuri sampai dengan terjadinya kematian.



Fungsi Air Ketuban

Adanya cairan ketuban dalam rahim sehingga membuat bayi kondusif dan nyaman dalam rahim bukalah tanpa tujuan. Tuhan menciptakan segala sesuatu tentunya memiliki tujuan dan fungsi tertentu. Entah itu berfungsi bagi manusia ataupun makhluk lainnya di alam semesta ini.

Begitu pula dengan adanya cairan ketuban, nan disebut pula cairan amnion pada rahim. Disebut cairan amnion sebab dihasilkan oleh selaput nan langsung berhubungan dengan embrio, yaitu selaput amnion, sehingga cairan nan dihasilkan bisa disebuat cairan amnion atau nan lebih dikenal dengan istilah cairan ketuban. Fungsi dari cairan ketuban itu sendiri ialah:



Membantu pertukaran zat-zat antara ibu dan janin

Dengan adanya cairan ketuban, pertukaran zat nan dibutuhkan janin dari ibunya akan semakin mudah. Begitu pula pertukaran zat buat pernapasan dan pencernaan. Transport nutrisi dari ibu ke janin adalah melalui tali pusar, dengan adanya cairan amnion ini, tali pusar terhindar dari peristiwa kekeringan nan bisa menjadikan pengkerutan, sehingga menghambat penyaluran oksigen dan nutrien melalui darah ibu ke janin.



Sebagai penghalang fisik nan bisa melindungi janin

Cairan amnion pada rahim digunakan buat melindungi, atau dapat disebut sebagai bantalan terhadap trauma atau kecelakaan. Ketika sang ibu bergerak, janin akan tetap nyaman, dan terlindungi dari kecelakaan dengan adanya cairan ketuban.



Sebagai sistem imun bagi bayi

Adanya virus-virus dursila nan tak terduga, bisa membuat sistem imun pada janin melemah. Pada cairan ketuban, mengandung zat-zat kimiawi seperti nan telah disebutkan di atas, dan salah satunya merupakan zat kimiawi imun nan bisa memerangi virus dan bakteri jahat.



Perkembangan paru-paru

Cairan ketuban juga berperan dalam pembentukan paru-paru. Paru-paru bayi nan baru lahir biasanya mirip dengan pembungkus plastik nan tampak kusut. Saat janin menghisap cairan amnion, dia merangsang produksi jaringan-jarigan di paru-paru supaya mengalami perkembangan.



Menjadi inkubator alami

Suhu pada cairan amnion sangatlah hangat, disesuaikan dengan tubuh janin. Sehingga kehangatan janin akan tetap terjaga. Inilah salah satu alasan mengapa bayi menangis saat baru lahir, yaitu sebab suhu nan dingin di luar.

Itulah beberapa dari fungsi cairan ketuban. Selain itu, cairan tersebut bisa melapisi kedua sisi timpanik pada teliga bayi sehingga bunyi bisa masuk dari telinga luar ke telinga bagian dalam. Cairan ini juga membantu proses persalinan , saat bersalin, cairan ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi pada rahim sehingga leher rahim bisa membuka.

Dan ketika kantung ketuban pecah, cairan ketuban ikut keluar dan sekaligus berguna buat membersihkan jalan lahirnya bayi. Saat ini, cairan amnion semakin menarik perhatian sebab bisa digunakan sebagai indikator inspeksi kehamilan intrauteri, dengan cara melakukan amniosentesis transabdomina. Adapun beberapa nan bisa diketahui secara dini ialah:

  1. Golongan darah: A, B, O, dan Rhesus.
  2. Penyakit darah.
  3. Kelainan genetika berat, sehingga hasil inspeksi merupakan petunjuk buat terminasi hamil secara medis.

Beberapa penyakit khusus, seperti:

  1. Adrenogenital sindroma
  2. Penyakit Tay-sacks
  3. Methl malonic acidemia

Untuk keperluaan penelitian tersebut dilakukan amnioseentesis transabdominal ketika usia hamil kira-kira 14-16 minggu dengan tuntunan ultrasonografi. Itulah hal-hal nan berkaitan dengan air ketuban. Semoga bermanfaat bagi Anda.