Mengenai Sejarah Tim Nasional Sepak Bola Indonesia

Mengenai Sejarah Tim Nasional Sepak Bola Indonesia

Pemain sepak bola Indonesia patut berbangga sebab memiliki beberapa pemain profesional. Mereka ialah pahlawan Bangsa. Mereka mempersembahkan keahliannya di lapangan buat menggenggam prestasi. Berikut pemain sepakbola Indonesia nan memiliki jam main terbanyak dibanding lainnya.

  1. Markus Haris Maulana

Pemain sepak bola Indonesia ini lahir di Pangkalan Brandan, Indonesia pada 14 Maret 1981. Ia berposisi sebagai kiper. Markus Haris Maulana lebih dikenal dengan nama Markus Horison Ririhina. Dari data nan didapat, Ia telah menjadi seorang mualaf bernama Muhammad Haris Maulana.

Markus memiliki postur tubuh 1, 86 meter. Ia dikenal memiliki kelebihan dalam menghadapi umpan lambung. Ia pernah terpilih sebagai pemain terbaik turnamen Piala emas Bang Yos pada 2006. Sampai saat ini Markus masih terpilih sebagai kiper timnas Indonesia.

  1. Agung Setyabudi

Pemain sepak bola Indonesia nan satu ini lahir di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia pada 2 November 1972. Agung memiliki posisi sebagai pemain bertahan. Ia memiliki postur tubuh 1, 75 meter. Dia pernah bermain pada turnamen besar internasional seperti pada pertandingan kualifikasi buat Olimpiade, Kejuaraan Sepak Bola ASEAN, Piala Asia AFC, serta kualifikasi Asia AFC.

  1. Bambang Pamungkas

Pemain sepak bola Indonesia ini lahir di Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia pada 10 Juni 1980. Bambang memiliki posisi sebagai penyerang. Dia mempunyai lompatan nan tinggi dan tandukan nan akurat. Dia juga pernah menjadi pencetak gol terbanyak dengan tujuh gol. Penampilannya sepanjang karir sebanyak 88 penampilan dan 42 gol sinkron dengan pertandingan kategori A FIFA. Pemain sepakbola ini memiliki postur tubuh 1, 68 meter.

  1. Hendro Kartiko

Pemain sepak bola Indonesia ini lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia pada 24 April 1973. Hendro sebagai penjaga gawang pernah memiliki predikat sebagai penjaga gawang terbaik pada tahun 1999. Ia telah tampil sebanyak 57 kali dengan memperkuat tim nasional sepak bola Indonesia.

  1. Ismed Sofyan

Pemain sepak bola Indonesia ini lahir pada 28 Agustus 1979 di Manyak Payed, Aceh Tamiang, Indonesia. Tinggi badannya mencapai 1, 69 meter. Posisi Ismed sebagai gelandang bertahan atau penyerang. Selain itu Ia juga pernah menjadi bek sayap kiri dan pengatur serangan. Kelebihan Dia terletak pada tendangan bebasnya nan terukur serta umpan silangnya nan akurat.

  1. Kurniawan Dwi Yulianto

Pemain sepak bola ini lahir pada 13 Juli 1976 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Laki-laki nan memiliki postur kurus -sehingga mendapat julukan ‘kurus’- dan tinggi 1, 73 meter ini menduduki posisi sebagai penyerang. Kurniawan akrab dipanggil ‘Ade’. Karirnya tak berjalan mulus, Ia sering tersandung masalah seperti putus kontrak, dianggap gagal sebab sporadis mencetak gol, bahkan dia pernah mengonsumsi narkoba.

Namun dia bangkit. Dia melanjutkan karir sepak bolanya sehingga menjadi pemain Indonesia nan sukses. Dia telah mencetak 31 gol, posisi kedua terbanyak setelah Bambang Pamungkas. Bahkan memasuki usia nan terbilang tak muda lagi bagi seorang pemain, Ia masih eksis menunjukan kemampuannya.

  1. Ponaryo Astaman

Pemain sepak bola Indonesia ini lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia pada 25 September 1979. Laki-laki tampan ini memiliki tinggi sekitar 1, 72 meter dan menempati posisi sebagai gelandang. Kemenangan pertamanya di Piala Asia, menaklukkan Qatar dengan skor 2-1. Tak banyak warta nan berhubungan dengan Ponaryo.

  1. Robby Darwis

Pemain sepak bola Indonesia satu ini telah menjadi legendaris global sepak bola. Robby lahir di Bandung, Jawa Barat, Indonesia paad 30 Oktober 1964. Dulu ia menduduki posisi sebagai bek tengah. Ia tampil sebanyak 53 kali dengan prestasinya mencetak 6 gol.

Sebagai pemain sepak bola, mereka telah memiliki prestasi nan patut dibanggakan. Dengan kemampuan nan dimiliki, mereka telah menyumbangkan nama negara sehingga kita sebagai bangsa Indonesia mendapatkan pengakuan dari negara lain. Tak mudah memang menjadi pemain sepak bola terkenal dan sukses. Banyak pemain nan telah mengabdi namun gagal dan berhenti di tengah perjalanan.

Karena itulah mereka nan telah memberikan keringat pada negara patut mendapat jempol dari warga Indonesia. Seperti nan kita ketahui bersama, Indonesia memang memiliki banyak pemain handal, namun tak semua pemain memiliki darma menyeluruh pada negara. Mereka nan telah disebutkan di atas, telah menunjukkan bukti darma mereka pada negara walaupun beberapa di antaranya sempat tersandung masalah serius.

Hal ini menjadi pencerahan bersama bahwa tak ada nan bisa menjadi sosok sempurna. Sekalipun telah menjadi bintang lapangan, mereka tetaplah manusia. Mereka membutuhkan dukungan serta peringatan buat terus menciptakan prestasi bagi Indonesia



Mengenai Sejarah Tim Nasional Sepak Bola Indonesia

Tim ini telah mengalami banyak pengalaman. Merupakan kebanggaan tersendiri ketika menjadi tim Asia pertama nan berpartisipasi di Piala Global FIFA pada tahun 1938. Pertama kali itu mereka membawa nama Hindia Belanda. Pada tahun 1930-an, Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU)pada 1936.

NIVU nan semula memandang sebelah mata PSSI akhirnya mengajak bekerjasama nan ditandai dengan penandatanganan Gentlemen’s Agreement pada 15 Januari 1937. Namun sebab NIVU melanggar kontrak, PSSI membatalkan secara sepihak perjanjian ini saat kongres di Solo pada tahun 1938. Pada tahun 1938 juga, Indonesia sempat lolos dan ikut bertanding di Piala Dunia.

Saat itu Indonesia berada di bawah nama Dutch East Indies nan merupakan peserta dari Asia nan pertama kali lolos ke Piala Dunia. Namun pada saat Hindia Belanda melawan Hungaria, tim Hindia Belanda tak mendapat dukungan walaupun pertahanan taktik tak dapat dibilang buruk. Disparitas tinggi tubuh pemain sepak bola Indonesia dengan tim versus nan mencolok menjadi salah satu bahan ejekan oleh walikota Reims.

Walaupun kalah telak, Indonesia tak pantang menyerah dan tetap mendapatkan apresiasi dari koran lokal Hungaria. Setelah penampilan perdana itu, Indonesia tak pernah lagi masuk babak pertama Piala Global FIFA. Setelah menyatakan merdeka, Indonesia mengalami kemajuan di Asia. Tim Nasional sukses lolos ke Olimpiade Melbourne 1956.

Indonesia sukses masuk ke perempat final dan berjumpa dengan Uni Sovyet. Indonesia sukses menahan Uni Sovyet dengan 0-0. Walau pada akhirnya Indonesia harus kalah 4-0 pada pertandingan kedua. Pada 1958, Indonesia juga merasakan hasil terbaik di Kualifikasi Piala Global 1958 dengan mengalahkan China.

Di era 1960-1970, banyak pemain sepak bola Indonesia nan bermunculan. Pada era tersebut Indonesia masih menjadi negara terkuat di Asia. Indonesia pernah sukses menjuarai Piala Pesta Sukan 1972 di Singapura buat terakhir kali. Namun Indonesia sempat berjaya ketika mereka sukses mengalahkan tim asal Amerika Latin, Uruguay.

Setelah itu sepak bola Indonesia mengalami penurunan. Terakhir kali mereka menjuarai SEA Games 1991 di Manila, Filipina. Pada Kualifikasi Piala Dunia, prestasi terbaik hanya diraih ketika Indonesia sukses lolos ke putaran final. Namun mereka harus kalah dengan Korea Selatan. Di Asean Games, Indonesia sukses meraih medali perunggu setelah menembus semifinal tetapi kalah dari Kuwait pada partai perebutan loka ketiga.

Pada Piala Asia, Indonesia pertama kali tampil di putaran final pada tahun 1996 di Unit Emirat Arab (UAE). Indonesia sukses membuat kejutan dengan menahan imbang Kuwait 2-2 tetapi pada akhirnya tersingkir dari penyisihan grup. Sementara pada kancah Asia Tenggara, Indonesia belum pernah sukses masuk menjadi kampiun Piala AFF dan hanya menjadi salah satu tim unggulan. Prestasi paling tinggi Indonesia ialah empat tahun ketika tahun 2000, 2002, 2004, dan 2010. Hal ini menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up dari seluruh peserta Piala AFF.