Sumber Alam dan Budaya Indonesia

Sumber Alam dan Budaya Indonesia

Judul di atas dicuplik dari syair sebuah lagu nasional nan merepresentasikan keadaan alam negara Indonesian. Negara Indonesia memang terdiri dari pulau-pulau, banyak suku bangsa dan adat Indonesia. Kalimat Berbeda-beda Tunggal Ika nan diambil dari kitab Negara Kertagama sangat tepat dijadikan perekat bangsa sebab Negara Republik Indonesia nan disingkat RI ini begitu majemuk disparitas suku bangsa dan bahasa namun tetap berada dalam persatuan buat Republik Indonesian .

Negara dengan rona bendera merah putih ini menggunakan bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia, menganut sistem pemerintahan Republik Presidensial nan mulai menjadi merdeka sejak 17 Agustus 1945.
Negara Republik Indonesian atau lebih sering disingkat RI, memiliki luas wilayah 1.904.569 km persegi dengan jumlah penduduk terakhir menurut sensus penduduk pada tahun 2010 sebanyak 237.556.363 jiwa atau taraf kepadatan penduduk 124 orang per kilometer.

Negara dengan mata uang rupiah ini, sebagai negara kepulauan, tidak kurang dari 13.000 pulau nan sudah dihuni dan diberi nama. Dengan pulau sebanyak itu, masalah integrasi bangsa menjadi masalah besar di Negara Republik Indonesian. Kaum separatis pada beberapa kasus terbukti dapat berkembang, salah satunya sebab keadaan alam Negara Indonesia nan terdiri dari ribuan pulau ini.

Secara demografis Negara Republik Indonesian berada diantara benua Asia dan Australia serta dilalui oleh garis khatulistiwa. Sebagai negara tropis, Negara Republik Indonesia hanya mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim panas. Dengan jumlah penduduk sebanyak 237.556.363 jiwa, Negara Republik Indonesian termasuk urutan keempat negara berpenduduk terbesar di global dengan mayoritas penduduknya menganut agama Islam.

Namun sekalipun mayoritas penduduknya menganut agama Islam, Indonesia bukanlah negara islam. Negara Indonesia nan terdiri dari ribuan pulau ini, memiliki keragaman budaya dari masing-masing suku bangsa nan berbeda. Namun suku bangsa nan cukup berpengaruh dan dominan di Negara Indonesian ini antara lain Jawa, Sunda, Batak, Bugis, Melayu, Ambon dan Dayak.

Negara Republik Indonesia nan menganut sistem pemerintahan republik ini, berbatasan langsung Malaysia di Pulau Kalimatan, Timor Leste di Pulau Timor dan berbatasan langsung dengan Papua Nugini di Pulau Papua. Ibukota negara Republik Indonesia ialah Jakarta. Sebagai negara republik multipartai, sistem politik Negara Republik Indonesia didasarkan pada trias politika yakni berkesinambungannya tiga kekuatan masing-masing kekuatan legislatif, yudikatif dan eksekutif.

Kekuasaan legislatif atau pembuat undang-undang berada di tangan MPR/DPR, kekuatan yudikatif dipegang oleh Mahkamah Agung, Komisi Yudisial dan Mahkamah Konstitusi serta kekuatan eksekutif berada di tangan pemerintah nan buat periode 2009-2014 dipegang oleh pasangan prisedin dan wakil presiden, Soesilo Bambang Yudoyono dan Budiono.



Sejarah Indonesia

Merujuk kepada beberapa sumber, kata Indonesian berasal dari bahasa Latin dan Yunani yaitu asal kata Indus nan berarti hindia, dan nesos nan berarti pulau. Jadi, Indonesia merupakan wilayah kepulayan nan berada di Hindia.

Nama Indonesia ini dengan melihat harapan katanya, telah terbentuk jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada tahun 1850 seorang etnolog dari Inggris, George Earl, mengusulkan nama Melayunesia buat wilayah nan sekarang menjadi Negara Republik Indonesian atau kepulauan nan berada di kawasan Melayu.

Namun dalam kepustaan Belanda, buat menunjuk wilayah nan sekarang menjadi Negara Republik Indonesia ini dengan nama Hindia, Timur, Hindia Timur, Insulinde. Kata terakhir ini tertulis misalnya dalam Novel Max Havelaar nan ditulis Multatuli pada tahun 1859.

Sebagai bangsa nan telah bersinggungan sejak lama dengan bangsa-bangsa lain di dunia, sejarah Indonesian turut dipengaruhi oleh bangsa lain. Pada abad ke-7 misalnya saat Kerajaan Sriwijaya nan terletak di Palembang, telah menjalin kerjasama perdagangan dan agama dengan India dan Tiongkok.

Sejarah Negara Indonesia pun pada akhirnya tak dapat dipisahkan dari pengaruh India dan Tiongkok ini. Begitu pula ketika bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda dan Jepang nan menginjakkan kakinya di wilayah Negara Indonesian sekarang, turut mempengaruhi perjalanan sejarah bangsa ini.

Sejak abad ke-4 di wilayah Jawa, Kalimantan dan Sumatera telah berdiri kerajaan mapan nan dipengaruhi agama Hindu dan Buddha. Kerajaan-kerajaan ini turut mempengaruhi pula perjalanan sejarah Negara Indonesia sekarang ini. Begitu pula ketika kedatangan para pedagang nan berasal dari Persia, Arab, Gujarat dan India, masing-masing membawa pengaruh agama Islam. Kekuatan Islam ini pun mewarnai dan mempengaruhi sejarah negara Indonesia.

Kekuatan Islam bahkan terasa hingga mayoritas penduduk di negara Indonesia menganut agama ini. Beberapa tokoh Islam nan terkenal dengan sembilan wali, mempengaruhi pula sejarah bangsa Indonesia. Begitu pun dalam saat-saat menjelang kemerdekaan, gerakan kemerdekaan ini diusung oleh para ulama sehingga memberi pengaruh nan kuat buat segera terbebas dari belenggu penjajahan.



Sumber Alam dan Budaya Indonesia

Negara Indonesian memiliki sumber alam nan melimpah baik itu berupa timah, gas alam, minyak bumi, kayu, batu bara, emas, perak dan tanah nan subur. Namun sebab sejak awal galat dalam pengelolaannya, kekayaan alam nan luar biasa ini tak mampu menjadi sumber primer buat meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Hal ini terjadi terutama sebab kekayaan alam sejak kemerdekaan sudah berada dalam pengaruh dan dominasi kekuatan asing.

Sumber alam nan melimpah dengan tanah nan subur, negara Indonesia termasuk negara agraris primer di kawasan Asia Tenggara. Selama beberapa dasa warsa menjadi sumber kekuatan dan telah melampau swasembada pangan, namun akhirnya menjadi negara pengimpor pangan. Tanah di negara Indonesian 62% diantaranya berupa hutan, padang rumput sebanyak 7%, perkebunan 7% dan tanah pertanian sebanyak 10%, sedangkan sisanya huma buat keperluan lain termasuk diantaranya perumahan penduduk.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, masalah sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan menjadi masalah nan pelik di negara Indonesian. Masalah pendidikan misalnya sudah sejak lama diatur oleh Undang Undang Dasar 1945 yakni nan tercantum dalam pasal 31 ayat 4 diperkuat dengan Undang-undang Nomor 20/2003 yakni tentang sistem pendidikan nasional.

Anggaran nan harus disediakan buat menyelenggarakan pendidikan ini berdasar kepada undang-undang ialah sebesar 20% nan diambil dari Aturan Pendapatan Belanda Negara dan Aturan Pendapatan Belanja Daerah. Dengan aturan sebesar itu diharapkan bisa mendongkrak kualitas pendidikan di negara Indonesia. Namun secara riil baru mampu disediakan sebesar 17.2%. Angka ini masih di bawah aturan pendidikan negara sesama anggota ASEAN, yaitu Filipina, Thailnad dan Malaysia nan masing-masing mengalokasikan aturan sebesar 28%. Tidak perlu heran kalau kualitas pendidikan di Indonesia sejauh ini masih tertinggal.

Secara tercatat di negara Indonesian ini tak kurang dari 300 etnis nan masing-masing memeiliki tradisi dan kebudayaan nan berbeda dan telah berkembang selama berabad-abad jauh sebelum negara Indonesia merdeka. Ini juga menjadi masalah besar di negara Indonesian nan perlu penanganan dan kearifan khusus. Namun demikian etnis sebanyak itu pun menjadi sumber kekayaan budaya nan tak ternilai harganya. Secara generik masing-masing etnis itu ada nan dipengaruhi oleh Arab, Cina, India, Melayu dan Eropa.

Tradisi tari dan pertunjukan wayang baik nan ada di tanah Jawa maupun di Bali, sangat kuat pengaruh Hindu. Bahkan pertunjukan wayang menjadikan cerita nan diambil dari mitologi Hindu yaitu Ramayana dan Baratayuda sebagai pakem cerita. Seni tari di beberapa daerah seperti di kawasan Sumatera, mendapat pengaruh kuat dari Islam. Sebut saja misalnya dari Seudati dan Rateb dari Aceh.

Sementara dalam khasanan sastra, pengaruh kuat terasa dari kekuatan Melayu sendiri. Hal ini dapat kita lihat dari bentuk gurindam, pantun maupun drama tradisional nan kuat sekali unsur atau pengaruh dari Melayu.