Pembuatan Kompos

Pembuatan Kompos

Kompos ialah bahan nan dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan nan berasal dari sampah organik. Seperti kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menghasilkan sampah. Baik sampah organik maupun sampah anorganik. Sampah organik nan dihasilkan seperti residu makanan, sayuran, dan daun-daun kering dapat dijadikan buat pembuatan kompos.



Kompos, Solusi Pupuk Ekonomis buat Petani

Pengelolaan sampah menjadi kompos merupakan alternatif buat menanggulangi tumpukan sampah nan banyak di sekitar kita. Selain membuat lingkungan kita menjadi bersih, lingkungan terbebas dari pencemaran, pengelolaan sampah menjadi kompos dapat menambah penghasilan kita. Jika kita jeli melihat peluang bisnis, menjual kompos akan menghasilkan uang. Dan itu berarti, Anda akan mendapat penghasilan tambahan dari kompos nan Anda buat.

Bagi para petani, kehadiran kompos membantu dalam penghematan penggunaan pupuk pada tanaman. Penggunaan pupuk buat tanaman memang membantu tanaman tumbuh fertile dan menghasilkan panen nan baik.

Sebut saja petani jeruk, mereka membutuhkan pupuk setiap harinya buat mengusir hama dan juga berfungsi buat membuat hasil buah nan melimpah. Keberadaan pupuk kompos setidaknya membuat para petani dapat bernapas lega sebab harga pupuk protesis pabrik semakin mahal.

Kompos memang salah satu solusi dalam pertanian. Manfaat kompos tidak jauh berbeda dengan pupuk pabrik. Malah, kompos membuat tanaman tak terpapar zat kimia nan dapat saja sangat rentan membawa pengaruh negatif buat tanaman. Jika dikonsumsi terus-menerus, tak menutup kemungkinan tumbuhan nan memakai pupuk pabrik akan menyebabkan manusia nan mengonsumsi tumbuhan tersebut terkena zat kimia nan berbahaya.

Kegunaan kompos membuat tanaman menjadi organik. Artinya, tanaman nan menggunakan kompos tidak tercemar zat kimia. Tanaman pun akan kondusif dikonsumsi oleh manusia. Kompos dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Penggunaan kompos pada tanah akan mengembalikan kesuburan tanah seperti tanah nan keras akan kembali menjadi gembur, tanah masam akan menjadi lebih netral dan dapat kembali ditanami. Selain itu, penggunaan kompos pada tanaman akan membuat tanaman menjadi lebih fertile dan kualitas panen semakin membaik.

Lalu bagaimana cara pembuatan kompos nan tepat? Bagaimana kompos dapat menjadi solusi sebagai pengganti pupuk alami bagi tanaman?



Bahan Pembuat Kompos

Sampah ialah bahan-bahan buangan nan dibuang baik sengaja maupun tak sengaja nan berasal dari proses alam atau hasil kegiatan manusia. Sampah biasanya belum memiliki nilai manfaat. Bahkan sampah cenderung loka berkembang biaknya berbagai kuman penyakit. Meskipun demikian, sampah juga dapat dimanfaatkan, salah satunya sebagai bahan buat pembuatan pupuk kompos.

Sampah dapat dibedakan menjadi organik dan anorganik. Sampah organik atau sampah basah ialah bahan buangan nan berasal dari residu makhluk hidup, yaitu manusia, tumbuh-tumbuhan, dan hewan. Sampah jenis organik ini mudah membusuk dan bisa diuraikan oleh alam. Misalnya saja sampah dari kotoran hewan dan sayuran busuk. Sampah nan membusuk inilah nan kemudian dapat berubah fungsi menjadi pupuk kompos.

Sampah anorganik atau sampah kering ialah bahan-bahan buangan nan berasal dari hasil industri. Sampah jenis ini sangat sulit terurai oleh alam. Contohnya besi, plastik, aluminium dan kaca. Biasanya sampah jenis ini dapat dimanfaatkan dengan cara dikumpulkan dan dijual kembali buat dimanfaatkan. Sampah jenis ini justru tak dapat dimanfaatkan buat pembuatan pupuk kompos.

Lalu apa saja bahan nan dapat dibuat menjadi kompos? Sebenarnya, semua bahan nan berasal dari makhluk hayati atau bahan organik bisa dibuat menjadi kompos. Misalnya saja daun-daunan, residu bahan makanan, rumput-rumput kering, buah-buahan dan sayuran busuk, ranting pohon, dan residu kayu pun dapat dibuat menjadi kompos. Seperti nan sudah disiratkan di atas.

Tidak hanya itu saja, kotoran ternak, bahkan kotoran manusia pun dapat menjadi bahan kompos. Kompos nan terbuat dari kotoran ternak dikenal dengan istilah pupuk kandang. Beraneka bahan nan mudah dijumpai itu membuat para pengelola pembuat kompos dengan mudah memproduksi kompos dalam jumlah besar.



Pembuatan Kompos

Pembuatan kompos telah dilakukan sejak lama oleh para petani. Biasanya para petani memanfaatkan sisa-sia dedaunan dan tanaman sebagai bahan baku. Setelah menjadi kompos, para petani akan menggunakannya buat menyuburkan tanah dan tanaman.

Cara pembuatan kompos bermacam-macam. Ada nan menggunakan bahan tambahan seperti cacing atau bakteri eksklusif dan ada juga nan tidak. Kelebihan dari proses pengomposan sampah antara lain tak dibutuhkannya teknologi nan tinggi, bahkan cenderung sederhana. Biaya nan dibutuhkan juga nisbi murah, serta bisa menangani sampah dalam jumlah banyak. Dan nan paling penting, kompos bisa digunakan sebagai pengganti penggunaan pupuk pabrik atau pupuk kimia.

Bagaimana cara pembuatan kompos? Membuat kompos sebenarnya sangat mudah. Pembuatan kompos nan banyak dilakukan ialah pembuatan kompos secara aerobik, yaitu pembuatan kompos nan penguraian bahannya dilakukan oleh mikroorganisme dengan donasi udara.

Langkah pertama nan harus dilakukan dalam pembuatan kompos ialah pembuatan komposter. Komposter ialah lubang nan sengaja digali buat loka pembuatan kompos. Ketika membuat lubang komposter, ukuran nan dipakai bergantung dari loka nan akan digunakan. Artinya Anda dapat membuat ukuran lubang sinkron keinginan. Misalnya saja, panjang ukuran lubang ialah 2 m x 12 m dengan kedalaman 1,5 meter. Jika Anda tak mempunyai lahan, Anda dapat memanfaatkan drum-drum bekas.

Setelah komposter tersedia, lakukanlah pemisahan sampah organik dari sampah anorganik. Pemilihan harus dilakukan dengan cermat sebab akan menentukan kelancaran proses dan mutu kompos nan dihasilkan. Pilihlah sampah organik nan gampang membusuk. Selanjutnya sampah organik nan telah dipilih, dirajang hingga berukuran kecil. Pencacahan sampah ini agar sampah mudah diuraikan menjadi kompos sehingga waktu pembuatan kompos lebih cepat.

Langkah selanjutnya ialah memasukkan rajangan sampah organik ke dalam komposter dan susun menjadi tumpukan nan memanjang. Pada tiap tumpukan bisa diberi terowongan bambu nan berfungsi mengalirkan udara di dalam tumpukan.

Pengisian komposter dilakukan setiap hari hingga batas pipa teratas. Anda harus terus mengumpulkan sampah organik sebelum komposter terisi penuh. Jika keadaan sampah dalam komposter terlalu lembap, dapat ditambahkan tanah, serbuk gergaji, kapur, atau kopi. Yang harus diperhatikan penutupan komposter harus kedap setiap kali pengisian sampah dilakukan.

Tahapan berikutnya ialah menunggu waktu pengomposan berlangsung. Umumnya selama 30 hari atau lebih. Proses pengomposan membuat tumpukan sampah menjadi lapuk dan berwarna cokelat tua atau kehitaman. Sampah-sampah nan telah menjadi busuk dapat dikeluarkan dari komposter. Kemudian pisahkan sampah nan membusuk paripurna dengan nan belum. Kompos pun siap digunakan.

Kompos nan bermutu ialah kompos nan hasilnya merata sebab terurai secara paripurna serta tak menimbulkan imbas merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Kompos nan belum matang akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat sebab mikroorganisme nan ada dalam kompos tersebut.

Kompos bisa diberikan pada tanaman apa saja. Mulai dari tanaman pertanian, perkebunan, buah-buahan, sayuran, hingga tanaman hias. Penggunaan kompos sangat bagus buat tanaman padi, jagung, kopi, tebu, karet, juga kentang. Tanaman hias seperti kembang gelombang cinta, akasia, kembang melati akan tumbuh fertile dengan penggunaan kompos.

Harga kompos nan murah dibandingkan pupuk kimia tentu akan menekan biaya pertanian. Penggunaan kompos secara monoton sangat banyak khasiatnya bagi tanaman. Selain tanaman tumbuh subur, taraf sampah di lingkungan Anda pun akan menyusut. Ayo, ramai-ramai mulai membuat kompos!