Klasifikasi dari Bentuk Fisik Pupuk

Klasifikasi dari Bentuk Fisik Pupuk

Jenis pupuk sangatlah beragam. Namun secara generik terbagi dua, yaitu organik dan kimia. Kegiatan tanam menanam juga sudah berlaku sejak dulu kala. Hanya saja, jika bicara soal pupuk, pastilah ada disparitas antara zaman dulu dan sekarang.

Atau antara kota dan desa saja, misalnya. Orang desa lebih suka dengan penggunaan pupuk alami, yaitu pupuk kandang. Pupuk kandang ialah pupuk nan berasal dari kotoran hewan. Dikenal juga dengan pupuk kompos.

Pada perkembangannya, pupuk jenis kimia lebih banyak disukai. Hal tersebut dikarenakan sifat dari pupuk kimia nan instan. Di Gunung Dieng, Jawa Tengah misalnya.

Dulu, orang lebih suka dengan pupuk alami. Namun sekarang, orang lebih suka pada hal nan instan. Bukan tanpa sebab, penggunaan pupuk kimia mendongkrak hasil panen menjadi tiga kali lipat.

Para petani kentang di gunung seakan tak lagi peduli dengan taraf kerusakan tanah. Terbukti dengan munculnya banyak jenis penyakit nan sebelumnya tak ada.

Mungkin bukan cuma di satu tempat, penggunaan pupuk kimia seakan sudah mewabah. Tak peduli lagi dengan unsur kesuburan tanah nan kian rusak. Hal nan krusial panen melimpah begitu saja.



Mengenal Pupuk

Sebelum menginjak pada jenis pupuk, ada baiknya pahami dulu tentang pupuk itu apa sebenarnya. Pupuk ialah material nan ditambahkan buat pemenuhan unsur hara dalam tanah. Sehingga dengan adanya unsur hara nan tercukup, tanah akan menjadi subur.

Suplemen dan pupuk sangat berbeda. Pupuk memiliki kandungan bahan nan diperlukan buat pertumbuhan sebuah tanamana. Sedangkan suplemen ialah berbentuk hormon tumbuhan. Ia hanya membantu kelancaran proses metabolisme. Namun begitu, buat kategori pupuk protesis dapat dirancang dengan sedemikian rupa soal materi nan akan ditambahkan.

Jadi, pupuk ialah materi tambahan buat membantu taraf produktivitas tanaman. Dengan begitu, dapat dikatakan pupuk ialah salah satu faktor krusial buat menghasilkan tanaman bermutu dan bagus. Tanpa pupuk, mungkin hasil akan biasa saja. Sebab unsur hara dalam tanah pun tak begitu terdongkrak.



Jenis Pupuk

Dalam keumumannya, pupuk biasanya diklasifikasikan buat memudahkan dalam penyebutan dan pengenalan. Karena kadang, banyak kemiripan buat pupuk protesis manusia.

Beda lagi dengan pupuk dari alam atau kotoran binatang nan tak perlu klasifikasi secara detail. Pupuk dipisah berdasarkan bentuk atau kandungan nan ada di dalamnya.

Jenis pupuk: pertama

Secara umum, pupuk terklasifikasi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

  1. Organik
  2. Kimia

Pada asalnya, keduanya memang sama-sama protesis manusia. Hal nan membedakan hanya bahannya. Pupuk organik dibuat dari residu metabolisme hewan ataupun dari organ tubuh si hewan itu sendiri.

Pupuk alami ini mudah dicari dan didapatkan. Pupuk organik nan paling banyak, yaitu kotoran sapi, kerbau, ayam, dan sebagainya. Pupuk tersebut merupakan pupuk nan paling mudah dan paling sering dijadikan rujukan.

Nah , nan kedua ialah pupuk kimia. Pupuk ini juga dibuat oleh manusia. Namun, dengan kadar nan murni. Berbeda dengan pupuk organik nan biasanya dari bahannya berbeda pula.

Kadar pupuk organik tak dapat ditentukan. Hanya saja, pupuk organik lebih dapat memperbaiki struktur tanah. Itulah kelebihan pupuk organik.



Klasifikasi dari Bentuk Fisik Pupuk

Dari bentuknya, pupuk di golongkan dalam dua kategori, yaitu sebagai berikut.

  1. Pupuk padat
  2. Pupuk cair

Pupuk padat ialah pupuk nan berbentuk serpihan atau bulatan kecil. Seperti pupuk UREA , ZA, dan nan lainnya nan termasuk jenis pupuk padat. Pupuk padat jenis ini juga banyak digunakan, terutama pupuk UREA dan ZA.

Sejak zaman dulu, orang begitu akrab dengan nama ini. Meskipun bukan petani, setidaknya jika orang ditanya tentang ZA atau UREA mereka akan kenal kalau itu nama pupuk.

Sedangkan pupuk cair pun banyak digemari juga oleh petani. Akan tetapi, biasanya ia tak sebagai pupuk utama. Hanya sebagai pupuk tambahan saja. Sebab, pupuk cair biasanya lebih baik digunakan dalam bentuk semprot. Makanya, pupuk cair menempati posisi nomor dua. Sedangkan kebutuhan primer dan pertama tetap di pupuk padat.



Pupuk Berdasarkan Kandungan

Dari kandungannya, pupuk terbagi menjadi dua. Pertama tunggal dan kedua majemuk. Pupuk tunggal mengandung satu unsur saja. Sedangkan beragam minimal mengandung dua unsur.

Ada beberapa merk pupuk beragam masa kini, diberi dengan campuran zat pengatur tumbuh maupun zat lain nan bertujuan buat meningkatkan efektivitas menyerap hara nan diberikan.



Masa Depan Pupuk Kimia

Pemerintah mulai sadar akan imbas nan dihaslkan dari pupuk kimia. Makanya, pemerintah mulai menggalakkan pemakaian pupuk ramah lingkungan. Salah satu caranya ialah dengan meninggalkan subsidi buat pupuk kimia.

Lalu, beralih pada subsidi pupuk organik nan ramah lingkungan. Beberapa kalangan memperkirakan bahwa masa depan pupuk kimia sudah terancam punah. Dan akan digantikan oleh pupuk nan lebih ramah lingkungan.

Sebab, dengan semakin banyak atau seringnya pemakaian kimia dalam tanah akan mengakibatkan beberapa unsur krusial di dalamnya berkurang. Setidaknya ada tiga unsur nan akan menentukan berapa taraf kesuburan tanah pada huma pertanian.

Ketiga unsur itu ialah unsur biologi, kimia, dan fisika. Tiga unsur tersebut satu sama lain serta harus seimbang. Nah, ketidak seimbangan unsur dalam tanah dapat membuat unsur biologi di dalam tanah wafat sehingga tanah menjadi keras. Tanah pun tak bisa menyimpan air. Bila sudah terjadi hal demikian, pemulihannya memerlukan waktu nan lama, serta biaya nan besar.

Nah , agar lebih lengkap lagi perlu Anda ketahui soal daftar pupuk. Inilah daftarnya:

  1. Pupuk Kompos
  2. Pupuk RP, Kieserite, KCL atau MOP
  3. Pupuk Kandang
  4. Pupuk ZA
  5. Pupuk Urea
  6. Pupuk NPK
  7. Pupuk SP-36
  8. Pupuk Hidrolik
  9. Pupuk Organci

Dari kesimpulannya, nan namanya organik akan selalu membawa kegunaan besar. Setelah sekian lama terbisu dengan pupuk kimia , akhirnya pemerintah sadar juga akan bahayanya.

Sebab, lama-kelamaan unsur hara dalam tanah akan bekurang. Dan bahkan struktur tanahnya rusak. Makanya, himbauan dari pemerintah di masa kini dan ke depan ialah kembali kepada pupuk nan ramah lingkungan.

Tentu saja jawabanya ialah pupuk organik. Entah itu nan berasal dari alam ataupun organik protesis manusia saja. Pupuk organik pun dapat dibuat sendiri, misalnya pupuk daun dan pupuk kandang. Dari segi harga, tentulah lebih murah. Makanya, akan lebih ekonomis.

Tidak ada proses instan di global ini. Semuanya haruslah melewati tahapan demi tahapan. Namun sebaiknya, bersabarlah dalam melewatinya. Karena proses instan selalu saja meninggalkan keburukan.

Banyak sekali contohnya, mie instan misalnya. Berproses itu lebih baik dari pada instan. Namun, hanya sebentar saja. Dalam proses tanam menanam juga begitu.

Lebih baik menjaga keutuhan dan kesuburan tanah, daripada mendapatkan hasil nan besar tapi hanya sebentar. Bukankah sedikit tapi terus menerus lebih baik daripada banyak namun hanya sesaat. Tidak akan lari gunung dikejar selama masih ada cita-cita dan kemampuan.